Malam itu ruang keluarga kediaman Keluarga Kim terdengar cukup berisik karena tawa riang dan seruan si bungsu Jungkook yang sedang menikmati waktu bersama Papa.
"Ayo angkat adek lagi, Pa! Angkat lagi!" Pinta Jungkook dengan bersemangat.
Dari posisinya yang tidur telentang di karpet tebal dan super nyaman itu, Seokmin mengangkat tubuh putra bungsunya itu lalu dua kakinya terangkat untuk menahan paha Jungkook sehingga anak itu kini tampak seolah sedang terbang diatas tubuh Papanya.
"Hahahaa! Kookie terbaaaang!" Pekik Jungkook dengan gembira.
"Ini pesawatnya bayar lho" kata Seokmin.
"Berapa bayarnya?" Tanya Jungkook.
"1 juta won"
"Oke, Pak Pilot! Nanti aku minta uang Papaku dulu ya"
Saat itu juga Seokmin menurunkan tubuh Jungkook dan mendudukan anak itu di perutnya. "Sama aja dong kalo gitu. Papa yang kerja jadi pilot tapi Papa juga yang bayar. Gimana sih?"
"Yaudah adek minta uang Bunda" jawab Jungkook dengan senyum lebar.
"Bunda gak punya uang!" Jawab Youngji yang saat itu duduk di sofa, sedang memperbaiki kancing salah satu kemeja kerja Namjoon yang terlepas.
"Iih, pelit! Kalo gitu Kookie minta uang Kak Jun aja" ujar Jungkook yang langsung bangkit dari perut Papanya dan berlari menuju kamar Namjoon. "Ka Juuun, minta uang satu jutaa!"
Baru saja Jungkook sampai di depan meja makan, tubuh kecilnya tertabrak kaki besar Namjoon yang saat itu sedang melangkah cepat menuju ruang keluarga hingga membuat Jungkook jatuh terduduk.
Jika biasanya Namjoon akan menggendong tubuh Jungkook, menciumi wajah anak itu sambil meminta maaf tapi malam ini berbeda.
"Aduh, dek. Sorry, sorry" ucap Namjoon sambil mengusap singkat kepala Jungkook lalu kembali melangkah menuju ruang keluarga meninggalkan Jungkook yang masih terduduk di lantai.
"Papa! Papa!" Panggil Namjoon dengan suara yang terdengar panik ditengah langkah terburunya seraya membawa ponsel miliknya yang masih tanpak menyala.
"Kenapa?" Jawab Seokmin.
"Paa...K-Kakak, Pa..."
Hanya itu jawaban Namjoon yang Jungkook dengar, sebelum ia berdiri sambil mengusap pantatnya yang terasa nyeri. Terbersit tanya dalam benak Jungkook, Kakak siapa yang dimaksud Namjoon.
Kaki kecilnya kini melangkah kembali menuju ruang keluarga dan mata bulatnya mendapati suasana yang mendadak tegang disana.
Namjoon, Papa dan Bunda kini saling berdiri berhadapan dengan wajah yang terlihat tegang mendengar penjelasan Namjoon yang sayangnya diucapkan dengan suara rendah.
Ketika Jungkook hendak mendekat, langkahnya terhenti oleh langkah Bunda yang terlihat tergopoh menuju kamar Taehyung. "Tae! Taehyung!Taehyung!" Panggil Bunda.
Sementara semua orang dewasa yang ada disana tampak lupa dengan keberadaannya, Jungkook yang saat itu mulai diserang rasa takut, memilih untuk tetap diam dan berdiri diujung sofa.
Mata bulatnya kini melihat Papa bergegas masuk kedalam kamar, begitu juga Namjoon yang menuju kamarnya.
Kemudian terlihat Bunda keluar dari kamar Taehyung dan bergegas menuju kamar miliknya menyusul Papa. Tak lama berselang, Taehyung datang dengan raut wajah yang juga terlihat sama tegangnya. Tangannya terulur untuk menggendong Jungkook.
"A-ada apa?" Tanya Jungkook lirih saat Taehyung membawanya ke dapur dan membuatkannya susu.
"Adek bobok ya, Kakak buatin susu" jawab Taehyung yang jelas mengelak menjawab pertanyaan Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUNSET SKY
FanfictionMemiliki tiga kakak dengan rentang usia yang cukup jauh menjadi berkah tersendiri untuk hidup Kookie terutama jika itu menyangkut Kakak kedua dan Kakak ketiganya kecuali Kakak sulungnya yang bahkan tak pernah menatapnya.