43. Hold me tight

1.1K 191 24
                                    

Langkah kaki terburu Namjoon dan Seokmin terlihat begitu mereka memasuki area Rumah Sakit dan langsung menuju lift yang akan membawa mereka kr lantai 3.

Beberapa menit yang lalu ketika masih dalam perjalanan, Yoongi kembali menelepon dan mengatakan bahwa Seokjin akan dipindahkan ke kamar rawat biasa. laki-laki itu juga memberikan nomor kamar yang akan ditempati oleh Seokjin.

Lantai 3 Ruang 301.

"Yang ini kan Pa kamarnya?" Tanya Namjoon sesampainya mereka didepan kamar tersebut.

"Iya, Bener yang ini. 301" jawab Seokmin seraya tangannya mengetuk beberapa kali pintunya sekedar untuk memberitahu kedatangan mereka kepada siapapun yang berada di dalam kamar, lalu Seokmin membuka pintunya.

Dalam sekejap Namjoon dan Seokmin pun dibuat takjub dengan apa yang mereka lihat di dalam sana.

Seokjin sudah membuka matanya. Tak ada lagi alat-alat medis penunjang kehidupan yang menempel di sekujur dadanya seperti sebelumnya. Tak ada lagi alat bantu pernafasan yang menutup hidung dan mulutnya. Yang tampak hanya ada satu infusan yang masih menancap di tangan kirinya serta kain kasa yang menutup luka di daerah pipi kirinya.

Meski masih tampak pucat dan lemah, Seokjin menyambut kedatangan Namjoon yang berlari kesamping ranjangnya dengan senyuman.

"Kak? Gimana? Kakak udah ga apa-apa?" Tanya Namjoon, tangan kanannya menggenggam erat tangan kiri Seokjin.

"Ngga apa-apa ko.." jawab Seokjin dengan suara yang terdengar parau.

"Jin? Gimana, nak?" Kini giliran Seokmin yang datang mendekat disebelah tempat Namjoon berdiri.

"Aku ga apa-apa" jawab Seokjin meski datar namun bagi Seokmin, putranya itu mau menjawabnya itu saja sudah sangat bagus.

Yoongi yang sedari tadi bangkit dari kursinya dan berdiri di ujung ranjang, kini mengambil alih percakapan. "Tadi kondisi Seokjin udah di cek sama dokter dan hasilnya bagus. Besok pagi kalo kondisinya tetep bagus bisa langsung mulai fisioterapi buat memulihkan kemampuan geraknya"

Seokmin dan Namjoon mengangguk-angguk.

"Makasih banyak ya Yoon, udah bantu jagain Seokjin dari kemarin malem. Kamu pasti capek kan?" Seokmin menepuk-nepuk pelan bahu si pucat.

"Ngga, Ga cape ko. Biasa aja, Pa. Yoongi malah seneng bisa bantu Papa sama Bunda. Apalagi disini Yoongi kerjaanya nyantai banget, makan, ngemil, ngajakin ngomong Seokjin yang merem mulu" jawab Yoongi membuat semua yang ada disana tak bisa menahan kekehannya.

Lalu Seokmin beralih mendekati Seokjin. Mengusap lembut bahu lebar si anak sulung sambil berucap.

"Ya udah kalo Kakak udah baik-baik aja. Besok Papa pastikan kamu bisa dapat fisioterapi terbaik supaya cepet sehat lagi. Papa seneng banget pas denger kamu udah sadar. Kita semua udah kangen banget sama kamu, Kak"

Seokjin hanya mengangguk singkat untuk merespon ucapan Papanya.

"Oya, Yoongi, Papa bisa bicara sama kamu sebentar?"

"Bisa dong, Pa"

"Kita bicara diluar ya?"

"Oke" jawab Yoongi yang langsung melangkahkan kakinya menuju pintu.

"Papa keluar dulu ya" ucap Seokmin yang kemudian mengecup kening Seokjin lalu beranjak menyusul Yoongi.

Namjoon yang duduk di pinggir ranjang, kini ikut naik keatas ranjang Seokjin dan merebahkan kepala di bahu Kakaknya itu. Sungguh dia sangat merindukan Kakaknya dan hatinya diliputi kebahagiaan karena Kakaknya telah kembali.

SUNSET SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang