Pagi itu, Dengan telaten Youngji menyeka tubuh, tangan dan kaki si kecil Kookie dengan handuk bayi yang lembut dan air hangat. Kemudian wanita itu mengoles minyak bayi yang menghangatkan sementara Jungkook masih juga belum membuka matanya.
Sebenarnya sudah menjadi kebiasaan Jungkook ketika terserang demam, anak itu akan terus tidur dan tidak mau dibangunkan. Hanya jika demamnya turun, Jungkook akan terbangun dengan sendirinya.
Tapi keadaanya berbeda dengan kali ini.
Jungkook bukan hanya mengalami demam tapi juga gangguan pernafasan yang sebelumnya tak pernah dia derita sehingga harus dibantu dengan masker oksigen. Dokter sendiri juga masih mencari penyebab gangguan pernafasan Jungkook yang tiba-tiba itu karna hasil tes darah menunjukkan tak ada masalah pada kondisi fisiknya.
"Masih berat nafasnya ya dek?" Ucap Youngji lirih sambil mengusap lembut kepala Jungkook. Wanita itu tampak begitu tegar meski musibah yang menimpa keluarga kecilnya tampaknya datang secara beruntun.
"Bangun yok, nak. Semalem Kak Tae sampe gak tidur lho buat jagain adek. Bunda semalem juga lagi sakit, dijagain sama Kak Jun. terus kalo Papa jagain Kak Seokjin. Kok jadi pas ya, ada yang jagain semua" Youngji lanjut bermonolog.
Dikecupnya dengan lembut tangan Jungkook yang bebas infusan. "Adek lagi ketemuan ya sama Kakak Seokjin disana?" Tanya Youngji sambil tersenyum getir.
Wanita itu tahu betul bagaimana ikatan batin Jungkook dan Seokjin yang begitu kuat bahkan melebihi ikatan batin antara Namjoon atau Taehyung. Maka tak heran pikiran Youngji mengarah pada apakah di bawah alam sadar masing-masing, Jungkook dan Seokjin sedang bertemu.
"Kalo adek sekarang lagi sama Kakak, ajakin Kakaknya pulang ya nak. Papa, Bunda, Kak Jun sama Ka Tae nungguin kalian disini. Jangan lama-lama disana ya.."
Airmata Youngji pun mengalir deras. Isakan tangisnya terdengar samar ditengah keheningan kamar untuk beberapa saat lamanya sampai terdengarlah suara pintu dibuka.
"Bun.." suara Seokmin terdengar dari ambang pintu.
"Iya Pa?" Jawab Youngji sambil menyeka airmatanya.
"Ini Papa belikan sarapan. Kantinnya belum banyak yang buka ,Adanya cuma nasi sama ayam goreng. Bunda sarapan dulu deh"
"Papa gak beli makan juga?" Tanya Youngji. Tangannya meraih kantong makanan yang disodorkan suaminya.
"Udah tadi Papa beli kopi sama roti sambil nunggu menunya Bunda disiapin"
"Tapi Bunda ga lapar, Pa" jawab Youngji lirih.
Seokmin lalu mengusap lembut pipi sang istri. "Bunda tetep harus makan. Nanti pingsan lagi lho. Setelah makan, istirahat dulu bentar. Nanti Papa yang jagain adek. Sejak jam 4 pagi Bunda belum tidur lagi kan"
Youngji mengangguk. Ia ingat betul ketika di pagi buta dia terbangun dengan panik karena mendapati dirinya sedang berada di sebuah kamar rawat bersama Namjoon yang tidur di ranjang penunggu pasien.
Namjoon lalu menjelaskan bahwa Youngji sempat pingsan akibat kelelahan. Karena merasa sudah baik-baik saja, Youngji lalu meminta Namjoon agar menelepon Papanya untuk menjemput mereka pulang. Namun alangkah terkejutnya mereka ketika Seokmin memberitahu bahwa Jungkook juga sedang rawat inap karena mendadak kembali demam tinggi.
"Oke Bunda makan dulu ya, Pa?" Ucap Youngji sambil bangkit berdiri.
"Iya. Dihabisin makannya ya Bun. Sini cium dulu"
Youngji hanya bisa tersenyum kecil ketika sang suami mengecup bibirnya sementara hatinya selalu merasa miris setiap kali melihat betapa romantisnya sang suami. Youngji tak habis pikir bagaimana bisa mendiang Nami sejahat itu pada pria lembut hati dan setia seperti Kim Seokmin.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUNSET SKY
FanfictionMemiliki tiga kakak dengan rentang usia yang cukup jauh menjadi berkah tersendiri untuk hidup Kookie terutama jika itu menyangkut Kakak kedua dan Kakak ketiganya kecuali Kakak sulungnya yang bahkan tak pernah menatapnya.