27. Debat sengit Kakak dan Adek

1.8K 212 27
                                    

Sungguh Jungkook malu. Taehyung mengatakan dahinya seperti alien. Jungkook berpikir pasti wajahnya kelihatan sangat jelek dan pikiran polosnya merasa takut jika dia tak lagi bisa terlihat tampan.

'Adek, udah ya. Stop. Gak boleh nakal kaya gitu ya!' Seruan Papa dari seberang layar ponsel pun tak mampu menghentikkan aksi rewel Jungkook yang disertai hentak-menghentakkan kaki dan tangannya.

Namun ketika Jungkook merasakan satu tangan kekar meraih lengannya, menggenggamnya dengan lembut seketika aksi rewelnya pun terhenti.

Kepala kecilnya mendongak, mata bulatnya membesar ketika melihat sosok favoritnya, kakak urutan nomor 1 dari daftar Kakak kesayangannya.

"Ka-kakak Seok-jin..?" Ucap Jungkook lirih.

Seokjin menaruh di lantai sebuah kardus yang tadinya ia bawa lalu berlutut dihadapan Jungkook.

"Kenapa teriak-teriak?" Tanya Seokjin lembut.

Hanya mendapat satu pertanyaan saja, Jungkook sudah dibuat emosional. Bibirnya melengkung kebawah, isakan tangisnya kembali pecah seraya dia mengulurkan kedua tangannya kearah Seokjin.

"Hiks....Kakak Taetae nakaal...HWAAA!"

Seokjin pun menyambut uluran tangan Jungkook dan mengangkat tubuh kecil itu.

"Udah ya, diem. Stop. Ga boleh rewel, ga boleh nakal" kata Seokjin sambil mengusap punggung Jungkook yang sudah berada dalam gendongannya.

Saat itu juga tangis Jungkook terhenti. Anak itu kini hanya terlihat terisak pelan sambil menyandarkan kepalanya di dada Seokjin.

Semua yang ada disana, Papa dari sambungan panggilan video di ponsel yang dipegang oleh Taehyung, Namjoon, dan Jimin, hanya bisa diam dengan tatapan yang tak lepas dari momen si sulung dan si bungsu.

Bukan hanya itu, Bunda, wanita muda bermata bulat yang cantik seperti mata Jungkook itu, juga hanya bisa termangu di meja makan.

Sejak kapan Jungkook jadi selengket itu dengan Seokjin?

Bukankah selama ini Jungkook selalu takut jika melihat Seokjin datang?

Lalu, sejak kapan pula Seokjin jadi sesayang itu kepada Jungkook seolah-olah dia sudah begitu dekat dengan si bungsu sejak lama?

Pertanyaan-pertanyaan itu hinggap di benak semua orang. Hah! Belum tahu saja mereka jika sebenarnya Jungkook sudah pernah tidur siang di apartemen Seokjin.

"Jim, sini mangkuknya. Biar gue yang suapin adek" ujar Seokjin sambil mengulurkan tangan kearah Jimin yang masih terpaku.

"Oh I-iya. I-ini,  Kak..." jawab Jimin seraya memberikan mangkuk kecil itu dengan tangan gemetar.

Sungguh, ini pertama kali dalam hidup Jimin mendengar Seokjin menyebut namanya!

Selama 6 tahun pernikahan Youngji, Tantenya, dengan Kim Seokmin, yang Jimin ingat adalah dia baru bertemu Seokjin satu kali saja.

Satu kali, saat perayaan hari keluarga dirumah Oma dari pihak Papa sebelum Seokjin pindah untuk bekerja di Jeju. Hari itu, Seokjin tampak sangat pendiam, murung dan sangat acuh membuat Jimin jadi takut untuk menyapa.

"Kakak suapin makannya tapi harus habis ya" pinta Seokjin dengan nada lembut tapi tegas.

Jungkook mengangguk seraya semakin bergelung manja di dada Kakaknya.

Seokjin lalu membawa Jungkook menuju teras rumah. Duduk disatu kursi anyaman rotan dan menyuapi si bungsu.

"Kak..." panggil Taehyung kepada Namjoon.

"Hm?"

"I-itu sejak kapan si adek jadi sedeket itu sama Ka Seokjin?"

"Mana Kakak tahu" jawab Namjoon sambil mengerutkan dahi.

SUNSET SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang