Kala itu...
Park Youngji, menatap kosong jalanan kota Seoul di balik mobil mewah keluarga Kim. Mata bulat wanita lajang di usianya yang sudah kepala 3 itu tampak mengerjap beberapa kali menahan kantuk.
Sekretaris Choi yang adalah sekretaris pribadi Ny. Jang Nami, istri dari Tuan Kim Seokmin yang ia rawat, menemuinya ketika ia hendak pulang dan mengatakan bahwa Tuan Kim ingin berbicara dengannya secara pribadi perihal kesehatan istrinya yang semakin memburuk.
Meski sangat lelah, Youngji segera mengikuti Sekretaris Choi menuju parkiran dimana mobil keluarga Kim sudah menanti.
Setibanya di sebuah hotel ternama di area distrik Mapo, bersama Pak Choi, Youngji keluar dari mobil keluarga Kim lalu melangkah tergesa menuju kamar bernomor 1422.
"Suster Youngji, tamu investor Pak Seokmin sudah pulang, kamu langsung temui beliau ya, saya tunggu kamu di lobby di pojok situ" kata Pak Choi, menunjuk lobby lantai 12 yang ada di ujung timur.
"Baik Pak Choi, makasih" ucap Youngji sambil menunduk sopan.
"Selamat malam, Pak Seokmin" ucap Youngji sambil kembali membungkuk sopan setelah pintu terbuka.
"Masuk" jawab Kim Seokmin sebelum pria itu berlalu ke dalam ruangan.
Terpana pandangan Youngji oleh kamar bertipe Suite yang seumur-umur baru kali ini ia datangi.
Ada ruang tamu yang cukup mewah di bagian depan kamar yang memisahkan kamar tidur di bagian dalam.
"Aakkh!" Youngji berteriak karena saking terkejutnya ketika Seokmin mencekal kedua tangannya begitu ia menapaki ruang tamu.
"Ada apa? segala minta ketemu di hotel. Hehe..." tanya Seokmin dengan senyum menyerinagi.
"A-apa maksud Bapak?" Tanya Youngji yang mulai ketakutan.
"Ga usah pura-pura deh" Bau alkohol menyeruak dari nafas berat Tuan Kim membuat Youngji semakin diliputi rasa takut.
"Saya gak ngerti maksud Bapak. I-ini Bapak lagi mabuk?"
"Dikit kok. Saya masih cukup sadar ini. Kenapa? mau minum juga? Ayo, hehe..."
"Iish!" Youngji berdecak kesal seraya menghempaskan cekalan tangan Seokmin dari pergelangannya dengan sekuat tenaga. Setelah berhasil terlepas, Youngji mundur dua langkah lalu kembali berujar.
"Pak Seokmin, saya kesini karena Pak Choi bilang bapak mau bicara perihal Bu Nami setelah bapak bertemu dengan para investor. Tapi kalau bapak lagi mabuk sekarang, lebih baik kita bicara lain waktu. Saya panggilkan Pak Choi untuk bantu Bapak pulang" kata Youngji sebelum kemudian wantita itu berbalik dan melangkah cepat menuju pintu.
"Sekretaris Choi bilang ke saya kalo kamu yang mau ketemu saya disini buat kasih bukti tentang kecurangan salah satu dokter"
Saat itu juga langkah Youngji terhenti. Wanita itu kemudian berbalik dan kembali menatap Kim Seokmin.
"A-apa?" Tanya Youngji dengan tatapan nanar.
Fitnah macam apa ini?
Sungguh Youngji sama sekali tak tahu menahu tentang kecurangan apapun! Dan juga bukan dia yang minta bertemu!
KAMU SEDANG MEMBACA
SUNSET SKY
FanficMemiliki tiga kakak dengan rentang usia yang cukup jauh menjadi berkah tersendiri untuk hidup Kookie terutama jika itu menyangkut Kakak kedua dan Kakak ketiganya kecuali Kakak sulungnya yang bahkan tak pernah menatapnya.