Seokjin sangat terkejut melihat Yoongi yang tiba-tiba muncul, terlebih ia sedang menggendong Jungkook seperti ini.
"Gue tadi kesini nyari Namjoon, tapi yang ada malah nih bocil sendirian dan butuh bantuan ke kamar mandi" jawab Seokjin dengan pipi bersemu merah.
Semu merah karena malu lebih tepatnya.
"Lah, Namjoon malah minta gue kesini buat jagain Jungkook karena mendadak managernya manggil dia ke kantor"
"Dasar. Pantesan ngilang" kata Seokjin sambil melangkah cepat menuju ranjang Jungkook. Mengembalikan tabung infusan di tiang gantungan dan mendudukkan tubuh Jungkook begitu saja diatas kasur.
"Aakh..." erang Jungkook ketika tubuhnya yang lemah seolah dihempaskan oleh Seokjin begitu saja diatas ranjang membuat Yoongi seketika terbelalak.
"Jin! Adeknya kok dibanting gitu sih?" omel Yoongi yang langsung mendekati Jungkook.
"Adek ga apa-apa, sayang?" tanya Yoongi dengan raut khawatir sambil mengusap kepala Jungkook.
"...Sakit..."
"Apanya yang sakit?"
"Perut adek, sakit..."
Yoongi lalu duduk di tepi ranjang, mengangkat tubuh Jungkook dan memangkunya seperti posisi ibu menyusui, lalu mengusap-usap perut kecil Jungkook dengan lembut.
"Ini pasti gara-gara lo banting, perutnya jadi sakit" gerutu Yoongi sambil menatap tajam Seokjin yang masih diam berdiri ditempatnya.
"Mana ada gue banting? Bisa mati anak kecil kalo gue banting" elak Seokjin.
"Jin, Harusnya nih anak dibaringin pelan-pelan, Bukan ditaruh gitu aja. Kookie tuh masih lemes banget, 3 hari belum bisa makan bener, tau gak?" omel Yoongi panjang lebar.
Kembali Seokjin terdiam karena menyadari kondisi Jungkook yang memang masih lemah sementara dia sedikit kasar ketika menempatkan anak itu tadi di ranjangnya.
Saat itu, Seokjin hanya sedang malu dan panik karena ketahuan Yoongi menggendong Jungkook sehingga tanpa sengaja bertindak konyol.
Memikirkan hal tersebut membuat Seokjin jadi merasa sangat bersalah.
"Bantuin nyari minyak kayu putih atau minyak telon buat ngangetin perutnya" ujar Yoongi sambil membuka laci nakas dengan satu tangan.
Segera saja Seokjin mencari minyak bayi yang diminta Yoongi di dalam nakas dan beberapa saat kemudian botol kecil berisi minyak kayu putih pun ditemukan.
"Nih, yang ada minyak kayu putih doang" Seokjin menyodorkan botol itu kepada Yoongi.
"Ya udah olesin, tolong. Gue yang pegangin bajunya" jawab Yoongi.
"Lo mau nge-prank kan, Yoon?" tanya Seokjin dengan tatapan menyelidik.
"Eh, Kookie tuh beneran lagi sakit perutnya. Udah kewajiban seorang Kakak buat ngerawat adeknya kan?"
"Iish.." tangan Seokjin sudah terulur untuk menimpuk kepala Yoongi menggunakan botol minyak kayu putih itu namun urung saat dia melihat Jungkook sedang menatapnya dengan mata bulatnya yang berkaca-kaca.
Entah kenapa Seokjin selalu saja dibuat lemah dengan tatapan mata bulat itu.
Seokjin pun hanya bisa menghela nafas dalam-dalam sambil membuka tutup botol dan mulai mengolesi perut Jungkook dengan minyak tersebut.
"Pelan-pelan ngolesinnya. Biar gak tambah mules perut adeknya" ujar Yoongi dengan mimik seserius mungkin untuk menghalau senyumnya.
'Emang kenapa kalo gue nge-prank? Makanya jangan kegedean gengsi padahal sebenernya sayang' batin Yoongi sambil tertawa dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUNSET SKY
FanfictionMemiliki tiga kakak dengan rentang usia yang cukup jauh menjadi berkah tersendiri untuk hidup Kookie terutama jika itu menyangkut Kakak kedua dan Kakak ketiganya kecuali Kakak sulungnya yang bahkan tak pernah menatapnya.