24. Sayang adek

1.4K 175 41
                                    

Tentu saja Seokjin tak pernah menduga jika pertanyaannya justru menjadi senjata yang kembali menyerang dirinya sendiri.

Jawaban polos itu terlontar begitu saja dari mulut Jungkook bagai boomerang yang membuat Seokjin terpaku.

Jungkook menyayangi dirinya tanpa mengharap imbalan, disaat dirinya memperlakukan anak itu dengan baik ataupun buruk. Dan fakta bahwa Jungkook masihlah anak-anak, tentu itu adalah jawaban yang sangat jujur.

Dengan tatapan lurus yang tertuju pada kedua bolamata bulat si kecil berwajah replika dirinya itu, Seokjin menangkup kedua pipi Jungkook dengan dua telapaknya seraya tersenyum.

Ada bias haru dalam senyum si sulung yang juga masih belum mampu berkata itu. Hingga setelah beberapa saat keheningan, suara rendah nan tegas kembali terdengar.

"Kenapa kamu baik banget sama Kakak?" tanya Seokjin seraya mengusap lembut pipi Jungkook yang sangat halus khas kulit bayi.

"Siapa yang ngajarin adek kayak gitu?" lanjut Seokjin.

"Bunda"

"B-bunda?"

Jungkook mengangguk tegas. "Iya, Bunda sering bilang kalau adek harus sayang Kak Seokjin sama kayak adek sayang Kak Joon atau Kak Taetae. meskipun Kakak jauh dari adek, Bunda bilang adek bisa doain Kakak supaya Kakak baik-baik aja"

Cukup terpana Seokjin mendengar penuturan Jungkook tentang Bunda.

Boomerang kedua.

Jika memang semua itu benar, sungguh mulia hati wanita itu yang mengajarkan ketulusan pada Jungkook sejak usia dini.

Seokjin jadi berpikir, apakah sebenarnya memang dia yang tak tahu apa-apa namun terus berpikiran buruk tentang wanita yang selama 5 tahun ini telah menggantikan posisi Mama sebagai pendamping hidup Papa.

Apakah memang seharusnya Seokjin menerima ajakan Papa untuk duduk dan berbicara untuk menyelesaikan masalah yang Papanya sebut dengan kesalahpahaman?

Namun bagaimana dengan yang dikatakan dokter Hana? Jujur Seokjin juga ingin mendengar dari sumber lain yang bukan berasal dari anggota keluarganya.

Hah! Semakin galau saja Seokjin memikirkan hal tersebut.

"Adek, dengerin Kakak"

"Apa?"

"Kakak juga bakalan selalu sayang sama adek kok. Yaa meskipun hubungan Kakak sama Papa dan Bunda belum membaik, Tapi Kakak ga akan jahatin adek lagi"

"Beneran?"

"Hm"

"Kakak gak akan cuekin adek lagi?"

Seokjin menggeleng. "Sekarang Kakak udah gabisa cuekin kamu lagi"

"Kenapa?"

"Karena Kakak udah jatuh cinta sama si bocil pipi tembem satu ini nih, yang kalo lagi sama Kakak manjanya gak ada ukuran" ujar Seokjin sambil menarik dua pipi Jungkook kesamping membuat anak itu memekik kesakitan.

"Aaakh sakit Kaa, pipi aku jangan ditarik-tariik!"

Puk!

Jungkook menepuk dada Seokjin membuat si sulung seketika melepas cubitannya dari pipi Jungkook.

"Aduh, galak amat sih?" gerutu Seokjin sambil mengusap dadanya yang lumayan berdenyut nyeri.

"Makanya pipi aku jangan ditarik-tarik, nanti bisa molor"

"Hahahaa" tak kuasa Seokjin menahan tawa mendengar kata pipi molor terlebih melihat raut kesal Jungkook yang tampak serius tapi justru malah semakin lucu.

SUNSET SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang