Pete berhenti bermain ponselnya saat Vegas keluar dari kamar mandi. Sehingga mereka berdua tatapan sebentar, sebelum Vegas kini duduk di bagian kaki kasur sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk. Pete duduk bersila sambil menarik selimut.
"Saya yang tidur di sofa atau Pak dokter saja?" tanya Pete yang memberi pilihan.
Bagaimana pun kamar ini punya Vegas sebenarnya, Pete yang menumpang. Namun ia tak mau juga bertindak langsung, siapa tahu Vegas berbaik hati. Apalagi tipe Vegas yang terlihat gentle. Bisa jadi pria itu mengalah padanya.
Soalnya Pete kan omega yang lemah lembut dan pendiam.
Vegas melirik ke kasur dan sofa bergantian, sebelum pria itu memasang kembali kacamatanya. Rambut Vegas cukup panjang, bahkan saat tak ditata seperti itu, ujungnya menjuntai membingkai wajah Vegas dengan untaiannya yang basah. Wajah natural Vegas membuat rahangnya terlihat semakin tegas.
Pria ini punya aura yang membuatmu mau tak mau bertindak hormat padanya.
"Kasur."
Pete menghela napasnya sambil menyeret tubuhnya malas. Ia melingkarkan selimut ke tubuhnya, hingga hanya tersisa kepalanya saja. Sebelum omega itu turun dari kasur untuk pergi tidur di sofa.
Yah, yang Khun nu itu kan Vegas, mana mau dia tidur di sofa.
"Ke mana kau pergi?" tanya Vegas yang menarik selimut Pete, di bagian tengkuknya hingga membuat ulat buatan dari selimut bernama Pete itu berhenti.
Pete menoleh, tapi selimut sudah melingkupi kepalanya juga. Hanya tersisa wajahnya yang bisa Vegas lihat.
"Sofa."
"Still here," perintah Vegas yang membuat Pete mengerutkan keningnya.
Pete menurunkan sedikit selimut hingga kini terlihat rambutnya yang berantakan. "Katanya dokter mau di kasur."
"Kau juga ..."
Wajah Pete langsung horor. Dia semakin menggulung dirinya ke kasur. "Aaa ... pa-apaan!"
"Why? Aku juga pilih-pilih jika meniduri orang," balas Vegas yang duduk di sisi kiri ranjang. Pria itu melepaskan kacamatanya dan menaruhnya ke nakas.
Jadi maksud Alpha sialan ini dia sangat pilih-pilih hingga tak tertarik pada Pete? Pete merasa agak tak terima, tapi apa daya jika dirinya kurang menarik. Hidup dan sehat saja Pete bersyukur.
Vegas menghela napasnya. "Jika Papi tiba-tiba datang dan melihat salah satu dari kita tidur di sofa, dia akan curiga."
"Tapi Papi tidak akan lancang membuka kamar orang sembarangan," bantah Pete. Biasanya orangtua juga memberi privasi pada anaknya yang sudah dewasa.
Namun Vegas berbaring agak tinggi karena ia menggunakan lengannya sebagai bantal. "But, he's Papi."
Pete mau tak mau berjalan pelan dan duduk di samping Vegas.
"Tenang saja. Aku tak akan lancang, Pete," ujar Vegas yang membuat Pete membaringkan tubuhnya. Walau membelakangi Vegas, dan Pete masih menyelimuti tubuhnya hingga menjadi kepompong.
Tinggal menunggu jadi kupu-kupu saja orang ini! Pikir Vegas.
Tapi suasana di kamar itu sangat sunyi, padahal mereka berdua belum tidur. Vegas masih berbaring sambil menatap langit-langit kamar, sedangkan Pete memandang tirai balkon yang berwarna broken white.
Mungkin besok pagi dia bisa berjemur di sana sambil menikmati pemandangan.
SRET!
"Pak dokter ..." Napas Pete tertahan. Ia bisa merasakan sebuah lengan melingkari tubuhnya dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Home Sweet Home | VEGASPETE
RomancePete sangat ingat jika dirinya memasukkan lamaran di perusahaan Theerapanyakul untuk posisi Sekertaris. Ia sangat ingat jika mendapat email jika dirinya dipanggil untuk interview. Tentu saja Pete melakukannya agar ia bisa memulai hidup barunya di Ba...