***
Semua berjalan seperti biasanya.
Pete terbangun sendirian di kasurnya sebab Vegas sudah berangkat pagi-pagi sekali. Lebih pagi daripada jadwal ayam untuk berkokok. Keadaan darurat tiba-tiba terjadi di rumah sakit, dan Vegas harus segera berada di sana.
Omega itu tak terlalu ingat apa yang Vegas katakan. Hanya saja, dia ingat jika pria itu mengecup pucuk kepala Pete yang terbangun dengan agak malas. Berkata tentang sarapan dan sebagainya, kemudian Vegas pergi setelah menciumi bahu Pete yang telanjang dan dipenuhi bercak kemerahan.
Sehingga di pagi yang padat ini, Pete kembali pada kesibukannya di kantor, yaitu membantu Phi Chan membuka tutup pulpen.
Tentu saja bercanda! Tidak, Pete tidak seperti itu. Dia pekerja yang baik, anti makan gaji buta! Kadang daripada Pete tidak ada kerjaan dia seringkali mengatur file-file yang ada di rak. Saking rajinnya, dia menyusun itu sesuai abjad dan warna.
Selain itu, dia juga sering memesankan makan siang untuk Kinn dan Phi Chan dan menyiapkan kopi.
Pete juga mencatat semua hal yang dibincangkan dalam rapat. Bahkan omong kosong Porsche pun Pete catat juga, karena pasangan Kinn itu mendadak muncul di kantor. Untungnya itu setelah rapat, dan tidak ada Phi Chan lagi di ruangan Kinn. Hanya ada Pete yang menjadi teman bicara Porsche.
"Ku dengar kau punya mobil baru ya? Wesshh setelah tinggal di rumah baru, sekarang dibelikan Vegas mobil mewah. Ku rasa efek dari goyangan Pete di kasur yang membuat Vegas tak ragu mengeluarkan banyak uang," komentar Porsche sambil bersiul.
Matanya menatap nakal pada Pete yang terlihat kurang nyaman. Porsche memang tak pernah kehabisan ide untuk membuat Pete malu setengah mati. Kalau di sini tidak ada Khun Kinn, rasa malunya tak akan separah ini karena dia bisa membalas Porsche dengan lawakan yang akan membuat Porsche malu juga.
Goyangan apa maksudnya, dipikirkan Pete ini artis kondangan!
Tapi Porsche aslinya memang agak seenaknya, untung saja dia pasangannya Bos. Sehingga Pete tersenyum seadanya tanpa bisa membalas kasih sayang Porsche dengan sundulan kepala.
"Porsche, kau tak lihat aku sedang bekerja?"
Porsche duduk santai dengan kaki yang diselojorkan di sofa dalam ruangan Kinn. Jemarinya terkadang mengusap dagunya dengan kedipan mata pada Pete. "Jangan terlalu serius seperti Kinn. Kau tak mau kan berwajah tua seperti dia."
Sudahlah, Pete malas untuk berkata apa-apa pada Porsche. Ia terlalu lugas untuk Kinn yang sering pasrah, dan pada akhirnya Kinn sendiri hanya membiarkan Porsche melakukan apa yang dia sukai. Yah, itulah bukti jika cinta bisa mengendalikan seseorang.
Jika itu Pete, maka ia akan menggelindingkan Porsche sampai otaknya kembali ke tempat.
Beruntung tepat di jam makan siang Pete sudah selesai dengan pekerjaannya. Sehingga ia pamit lebih cepat untuk keluar dari ruangan Kinn. Soalnya Porsche sudah mulai merayap tangannya, menuju ke paha Kinn. Membuat Pete jadi tak nyaman karena matanya pasti mau tak mau tertuju di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Home Sweet Home | VEGASPETE
RomancePete sangat ingat jika dirinya memasukkan lamaran di perusahaan Theerapanyakul untuk posisi Sekertaris. Ia sangat ingat jika mendapat email jika dirinya dipanggil untuk interview. Tentu saja Pete melakukannya agar ia bisa memulai hidup barunya di Ba...