***Seperti judulnya ini cerita sepuluh tahun yang lalu. Tidak terlalu penting, tetapi dari cerita ini ada bagian-bagian yang mengisi celah yang kosong.
☆☆☆
Katanya, jika bertemu satu kali adalah kebetulan.
Maka, bertemu dua kali bisa jadi kemungkinan.
Pertemuan ketiga bisa jadi adalah takdir.
☆☆☆
PLAK!
"ADUH!"
Vegas baru saja ingin merangkai mimpi di antara rasa ngilu dan sakitnya, tapi peri mimpi rupanya agak pemarah. Pria muda itu, membuka matanya dan melihat Papi yang nerkacak pinggang di dekat kasur. Bersiap untuk menepuk jidatnya lagi.
"Papi, sakit ..." bisik Vegas yang mengusap dahinya.
Ia tak bohong. Kepalanya diperban tetapi Papi seenaknya memukul kepalanya. Katanya, tidak boleh kan? Bagaimana jika Vegas menjadi bodoh?
Haahhhh ...
Tankhun membara. "Tahu juga kau rasanya sakit. Siapa suruh mengebut di jalan! Susah-susah dibesarkan hingga dewasa oleh orangtua, tapi karena gadis sialan itu kau mau mati!"
Teriakan Tankhun membuat Kinn yang sejak tadi tidur di sofa ruang rawat Vegas langsung terbangun. Kinn memasang pose seperti ingin bertarung karena refleks. Walau mata pria itu nyatanya masih terpejam, belum sadar sepenuhnya.
"Khun, Vegas kesakitan. Jangan dipukul lagi," bisik Papa yang menggendong Macau.
Anak itu sebenarnya bisa berjalan, tapi namanya bungsu ... Manjanya kadang membuat kesal. Dia bahkan menatap Vegas seperti ingin ikut hia-nya. Minta gendong.
"Hey, boy. How are you now?" tanya Papa yang mengusap kaki Vegas yang dilapisi gips.
Papa selalu menjadi tameng yang baik bagi Vegas. Pria itu sudah menahan Tankhun agar tidak mengirim Vegas ke ruang operasi lagi. Bagaimana pun Vegas baru saja selesai operasi karena tulang rusuknya nyaris patah.
Yah, nyaris! Kalau patah sungguhan, pasti Vegas tak ubahnya seperti tanaman dipijak sapi.
Makanya Tankhun mengamuk seperti ini. Kata orang juga kalau khawatir itu tandanya sayang.
Vegas menghela napas. "I am okay, Pa. Aku hanya kesal dan mengebut."
Bagaimana tidak kesal saat Vegas melihat kekasihnya, Yim, berciuman dengan seorang pria yang Vegas tak kenal sebenarnya. Akhirnya Vegas memukul pria itu, dan berkelahi dengan Yim.
Sampai pada akhirnya Yim berkata jika dia tak tahan pada Vegas. Katanya vegas terlalu posesif dan mengekangnya, tapi vegas tak merasa melakukan itu.
Anakinn, sepupunya berkata jika mungkin itu hanya alasan Yim saja. Entahlah, memikirkannya saja membuat Vegas kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Home Sweet Home | VEGASPETE
RomancePete sangat ingat jika dirinya memasukkan lamaran di perusahaan Theerapanyakul untuk posisi Sekertaris. Ia sangat ingat jika mendapat email jika dirinya dipanggil untuk interview. Tentu saja Pete melakukannya agar ia bisa memulai hidup barunya di Ba...