***
"Papi, yang jemput siapa?" tanya Vegas ketika ia turun dari bis. Ponselnya ditempelkan di telinganya, sedangkan tangan satunya membawa tas tangan yang cuku besar.
Hari terakhir Vegas bertugas adalah kemarin, dan ia kembali dengan rute perjalanan yang nyaris sama seperti sebelumnya.
Saat berangkat ia diantar Papa dari ibu kota, karena jalannya cukup jauh Vegas jelas tak membiarkan Papanya mengantar sampai ke desa. Sehingga dia melanjutkan perjalanan dengan bis, sampai ia ke pelabuhan Vegas akan naik kapal untuk menyeberang. Di seberang sana Vegas dijemput oleh warga desa yang sudah dihubungi juga, karena roda empat tak bisa masuk langsung ke desa.
Itu karena akses masuk desa hanya jembatan kayu yang baru saja diperbaiki dua tahun yang lalu. Lebarnya tak cukup untuk dilalui kendaraan roda empat, ditambah lagi muatannya terlalu berat juga untuk ditampung.
Dari sekian perjalanan itu, Vegas semakin yakin tak membawa Pete ke sana.
Baiklah ... Lupakan akses jalan masuknya, karena sekarang Vegas kembali. Tak sampai satu bulan, hanya sekitar tiga minggu Vegas bertugas di sana. Dokter relawan baru sudah ada kemarin, Phi Top, dokter itu dipanggil seperti itu.
Setahu Vegas dia sempat ditugaskan di rumah sakit cabang di kota lainnya, dan sekarang dia ditugaskan di desa itu. Dokter Top terlihat berpengalaman, bahkan lebih dari Vegas, menurutnya. Jadi tak perlu khawatir lagi.
Setidaknya dokter Top tak seperti Vegas yang kebingungan mendengarkan keluhan pasien. Hari pertama saja Vegas mengira seorang paman datang marah-marah padanya, eh ... Tahunya si paman ingin minta obat sakit gigi. Unik juga, kadang orang sakit gigi itu enggan bicara panjang.
Apalagi desa tersebut menggunakan aksen lokal yang kadang membuat Vegas harus berpikir lama dulu saat mendengar warga di sana bicara. Vegas sejak taman kanak-kanak berada di Internasional School, makanya dia sangat terkendala soal bahasa di sana.
Siapa sih yang punya ide menugaskan Vegas ke desa? Haahhhh ... Yah, salah Vegas juga yang menerima tugas itu tanpa banyak berpikir. Saat Vegas keceplosan berbahasa Inggris, warga di sana yang giliran melamun.
"Hia, masih hidup kah?" tanya Tankhun di seberang sana. Pasalnya dia berbicara dari tadi Vegas tak menjawabnya.
Dikiranya anaknya ditukar dengan patung di gerbang desa.
Vegas mendudukkan dirinya di bangku halte. Cuaca agak panas dan membuat Vegas sangat berkeringat. Dia perlu membeli minuman sekarang.
"Aku mendengarnya, Papi. Katanya Papa yang jemput, kenapa malah Porsche?" ujar Vegas yang sebelumnya mendengar jika yang menjemput adalah Porsche.
Dari sekian banyak kejadian, kenapa makhluk itu yang menjemput? Apalagi aneh-anehnya Porsche jadi serajin ini untuk menjemput vegas. Jangan sampai karena dendam tersimpan Porsche pada Vegas yang diakibatkan Vegas mengirimkan video horor pada Porsche sebelum dia berangkat ke desa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Home Sweet Home | VEGASPETE
RomancePete sangat ingat jika dirinya memasukkan lamaran di perusahaan Theerapanyakul untuk posisi Sekertaris. Ia sangat ingat jika mendapat email jika dirinya dipanggil untuk interview. Tentu saja Pete melakukannya agar ia bisa memulai hidup barunya di Ba...