Vegas mengamati Pete yang sejak tadi berkutat dengan Venice. Anak itu sedang tak mood dengan lingkungan, karena tidur siangnya tak nyenyak. Salahkan bapaknya yang gemar mengajak Venice bermain, makanya Venice tidur hanya sedikit siang tadi.
Padahal Pete sendiri belum bersiap, mandi saja Pete tidak sempat. Dia hanya memastikan si bapak sudah rapi dengan setelan jasnya, baru mengurusi anaknya. Itu pun Venice masih sangat rewel, bahkan wajahnya memerah.
"No, no Baby ... Nanti tidak tampan." Pete menahan tangan kecil Venice yang menarik dasi kupu-kupu yang baru saja dipakaikan Pete.
"Huwaa, Paa." Anak itu sudah ingin berguling-guling di kasur sambil menggaruk rambutnya.
Pete jadi panik sendiri, baru saja di tata anak Vegas ini sudah ingin jadi gasing. Kok anak orang bisa mudah dirias ya, sedangkan anak Vegas ini malah rewel. Yah, anak ini sebenarnya risih dan mudah kepanasan juga.
Sebenarnya tadi Macau datang, mau membawa Venice duluan. Bahkan Papa dan Papi juga mau menggendong cucunya untuk dipamerkan ke relasi kerja, hanya saja anak ini tak mau berpisah dari Pete sejak dia bangun dari tidur siangnya. Bersama Vegas saja awalnya Venice tak mau. Itulah mengapa Pete belum bisa bersiap
"Tak usah dipakaikan, Pete. Venice tak mau." Vegas ikut duduk di kasur, tak jadi memakai jasnya.
Vegas mengangkat Venice yang rewel untuk dipangku. Anak itu jelas masih seperti gasing, dia berputar-putar minta Vegas untuk mengendongnya. Membawanya berkeliling begitu, mengikuti mood Venice yang kacau.
"Pak dokter pergi ke aula saja. Pasti sudah ditunggu oleh yang lain."
Pete menghela napasnya sambil meminta Venice dari Vegas. Wajahnya jelas sudah mendung, biasanya Vegas lebih suka Pete mengoceh dibandingkan seperti ini. Pete memendam emosi, lelah, dan khawatirnya membuat Vegas resah, hal yang sangat biasa terjadi di saat seseorang mempunyai bayi. Pola hidup mereka yang berbeda dan mereka masih menyesuaikan diri, terutama Pete.
Kesibukan Pete sebagai pekerja kantoran jelas sangat berbeda dengan mengasuh anak. Sehingga Vegas juga berusaha meletakkan dirinya sebagai support system untuk Pete, dan Vegas tak bilang itu mudah. Pete tak mau anaknya diasuh babysitter, dan Pete benar-benar resign dari kantor padahal awalnya hanya cuti melahirkan.
Tankhun tak mau melihat menantunya kesusahan, dia memilih opsi lain. Yaitu dengan mencarikan Vegas dan Pete asisten rumah tangga, sehingga Pete lebih fokus mengurus Vegas dan Venice saja. Wajah Pete sempat cemberut, bukan karena dia tak suka tapi moodnya jadi buruk saat merasa dirinya tak becus mengurusi rumah tangganya sendiri.
Bayangkan! Pete sampai sekarang juga belum bisa memasak ...
"Aku buruk sekali ya, Pak dokter?" ucap Pete saat Vegas pulang ke rumah di tengah malam kala itu.
Vegas mendapati Pete yang menangis di kasur mereka sambil menepuk punggung Venice yang tertidur. Sehingga Vegas memberi pengertian tentang itu. Sama seperti saat Vegas bertugas sebelumnya, dia mengatakan hal yang sama pada Pete.
"Aku menikahimu bukan mengajakmu hidup menderita."
Mau Pete tak bisa memasak atau apa, mereka bisa memesan makanan. Atau jika Vegas senggang, dia yang akan memasak. Selama Pete dan anaknya hidup dengan baik dan berkecukupan. Dia bersyukur pekerjaan dan latar belakang keluarganya cukup besar, dalam artian keluarganya akan sejahtera.
Pernah suatu waktu Pete menangis juga saat Venice menangis karena demam dan diare. Pete khawatir dan berkata mungkin ada yang salah dengan susu atau makanan Venice. Vegas menyadari jika dia dan Pete juga harus terus belajar, menjadi dokter pun ada ranahnya masing-masing.

KAMU SEDANG MEMBACA
Home Sweet Home | VEGASPETE
RomancePete sangat ingat jika dirinya memasukkan lamaran di perusahaan Theerapanyakul untuk posisi Sekertaris. Ia sangat ingat jika mendapat email jika dirinya dipanggil untuk interview. Tentu saja Pete melakukannya agar ia bisa memulai hidup barunya di Ba...