☆☆☆
Jika ditanya tentang keluarga, Pete lebih memilih bercerita tentang neneknya.Cukup itu saja yang perlu diketahui tentang Pete.
Akan tetapi, siapa sangka akan menjadi masalah sekarang.
Pete ingat masa sekolahnya yang sebenarnya tak begitu ia sukai.
Tak sepenuhnya Pete tak tahu tentang dirinya. Sebab, saat kematian neneknya Pete menyadari jika seorang pria paruh baya yang datang saat pemakaman neneknya itu adalah ayahnya. Iya ... Di mana Pete tahu jika dia hanya sebatang kara, tapi pria ini mengaku jika dia ayah Pete.
Hanya saja ... Saat kau menunjuk dia adalah keluargamu, maka tak serta merta kau merasa keluarga.
Atas dasar Pete masih di bawah umur, dia di bawa ke Bangkok.
Pete mengira ia akan menghabiskan seumur hidupnya untuk tumbuh dan hidup di Chiangmai.
Di sana ia dikenalkan dengan keluarganya, atau lebih ke keluarga pria yang mengaku ayahnya. Dengan seorang wanita bermata sinis yang dikenalkan sebagai Mama, dan saat Pete mulai tumbuh besar ... Dia tahu itu berarti ibu tirinya. Karena ibu Pete yang sebenarnya sudah tiada dalam kecelakaan.
Tak hanya wanita sinis itu, ada juga gadis kecil yang menangis keras saat Pete datang ke rumah besar mereka.
Dia benci Pete karena Pete menjadi adiknya. Itu yang Pete tahu.
"Nadine, itu Pete."
Namun gadis kecil itu memeluk ibunya dan sama sekali tak mau menatap Pete.
"Tidak apa, Pa ..." Pete tersenyum kecil sebelum ia masuk dan berdiam diri di dalam kamarnya.
Seperti biasa.
Mungkin sejak itu Pete terbiasa tersenyum, agar semua baik-baik saja.
Lagipula Pete hanya menumpang di rumah orang asing ini. Dengan pandangan sinis dari ibu tirinya, karena semakin pete tumbuh ia mengerti jika dirinya adalah anak yang lahir di luar pernikahan. Miris.
Ibunya, wanita yang sebenarnya Pete juga tidak ingat lagi rupanya seperti apa, dia hanya wanita biasa yang mencintai suami orang. Dengan itu dia memberikan semuanya pada pria itu hingga dia memiliki Pete.
Pete tak heran jika ibu tirinya tak menyukainya.
Sehingga Pete menjalani kehidupan sebagai anak keluarga Rochana, walau Pete masih mengenakan nama Saengtham. Rochana kelurga yang berada, namanya agak terkenal walau tak cukup berpengaruh di Thailand. Setidaknya itu yang Pete tahu.
"Pete, kenapa kau langganan sekali berkelahi dengan kakak kelas," omel Porsche yang beberapa hari ini menjabat sebagai temannya.
Pete mengusap bibirnya yang sobek, karena dipukul sebelumnya. Ia melirik Porsche yang juga memiliki bekas pukulan di pipinya, cuma tak sebanyak Pol yang terkapar di dekat kaki Pete. Kalau Pete tak melihat Pol meringis kesakitan, mungkin Pete akan memanggil pemadam kebakaran agar membantu Pol.
KAMU SEDANG MEMBACA
Home Sweet Home | VEGASPETE
RomancePete sangat ingat jika dirinya memasukkan lamaran di perusahaan Theerapanyakul untuk posisi Sekertaris. Ia sangat ingat jika mendapat email jika dirinya dipanggil untuk interview. Tentu saja Pete melakukannya agar ia bisa memulai hidup barunya di Ba...