Chapter 29: Reason

4.2K 498 72
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***


BRAK!!

"Apa-apaan kau ini?!" Suara bentakan keras terdengar di sebuah ruangan.

Di sana ada seorang pria berkacamata, ceo suatu perusahaan yang merangkul banyak artis terkenal. Namun sosok ramah itu mendadak mengeluarkan bentakan keras, disertai lemparan ponsel. Entah seberapa kemarahannya hingga ponsel mahal pun tak dia perdulikannya.

Wanita tinggi itu, menejer Yim mengambil ponsel yang retak di sisi kiri itu. Memeriksa apa yang dimaksud oleh bos besarnya. Sampai matanya membulat saat melihat headline di salah satu berita online.

Apa dia bintangnya?

Hanya judul sederhana, tetapi dilengkapi foto di mana Yim tengah berjalan di karpet merah. Itu hal yang biasa karena dia artisnya, tapi karena foto itu diambil dari sudut bagian kanan. Di mana ada menejer Yim yang berjalan berdampingan dengan Yim. Ditambah lagi dengan penampilannya modisnya, yang bahkan lebih heboh dari model perhiasan di majalah.

Sebenarnya itu jadi hal biasa ... Tak penting untuk disorot, tapi entah kenapa yang memotret sengaja membuat foto itu terlihat fokus di menejer Yim.

Foto itu menjadi pemantik api di antara tumpukan kertas.

Memanfaatkan orang-orang internet yang kadang lebih pandai mengomentari hidup orang lain, terutama fans Yim level keras. Di mana ia tak suka jika Yim tidak tersorot sebagaimana seorang bintang. Mereka akan mengomentari dengan lebih heboh, beserta foto-foto dan video pendek versi mereka.

"I don't feel like I came to a fan meeting with that person."

"Apa pengaruh dia di dunia hiburan?"

"Aku ingin memotret Yim, tapi lubang hidung dia yang duluan aku lihat. Malas jadinya ..."

"Aku bertanya-tanya berapa gaji untuk seorang menejer. Dia bahkan memakai koleksi bvlgari di bulan ini."

"Lebih suka Yim, dia terlihat alami dibandingkan pelac*r yang cuma menggonggong meminta perhatian di sampingnya."

"Haha ... Dia terlihat cantik di momen itu, mungkin sudah lelah dia jadi menejer."

"Ku dengar kalau artis bekerja, menejer juga harus bekerja untuk mendapatkan job untuk artisnya. It was clear he was seeking attention like a fox moving its butt."

Hanya dari foto itu menimbulkan banyak komentar. Bahkan tak segan dengan bahasa paling kotor sekalipun. Padahal mengenalnya saja tidak.

Wajah menejer Yim terlihat memerah karena marah, tetapi ia tak bisa apa-apa. Bahkan saat boss di depannya sekali lagi membentaknya.

"Sudah ku bilang ... Rendahkan dagumu jika bekerja! Kalau fans memfoto Yim, kau harus berhenti dulu," maki bossnya itu.

Menejer itu menjawab. "Saya hanya berjalan di sampingnya."

Home Sweet Home | VEGASPETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang