Chapter 3: Introduced

6.3K 632 127
                                    

☆☆☆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☆☆☆


"Apa?!"

Vegas segera menyelipkan sepatunya di antara pintu agar Pete tidak bisa menutupnya. Membuat Pete menatap Vegas tajam, walau dia enggan menutup paksa karena kasihan dengan kaki vegas. Pria ini adalah dokter, tubuhnya itu penting untuk pasiennya.

Darimana juga orang ini mendapatkan alamatnya? Pete tak meletakkan alamat apartemen ini di cv-nya. Ia bahkan memasukkan alamat rumahnya di Chiangmai. Supaya yang membaca lamarannya tahu jika dia jauh-jauh melamar dari sana.

"Pete, sekali ini saja ..." pinta Vegas yang wajahnya sangat lelah.

Baru siang tadi ia mencapai kesepakatan dengan Pete, tapi malah ada masalah baru. Seharusnya dia memang tidak melibatkan Pete lagi.

Hanya saja ... Semuanya sudah terlanjur dan Vegas tak punya pilihan lain. 

"Katanya saya hanya tinggal menunggu 'diputuskan' oleh dokter," omel Pete yang masih menekan pintu. Seolah mengancam Vegas jika dirinya serius akan menutup pintu saat ini.

Padahal Pete sudah latihan bagaimana menangis yang benar. Supaya nanti jika Porsche minta kejelasan tentang insiden berakhirnya hubungannya dengan Vegas, Pete bisa menangis dengan lebih meyakinkan. Dia bahkan tak pernah seserius ini latihan, saat di kelas drama di sekolah pun Pete kadang cuma asal-asalan. Makanya jika ada pertunjukkan drama seperti itu Pete seringnya di bagian menjadi jam dinding di cerita Cinderella.

"Tapi acaranya malam ini, Pete. Hanya sekali ini saja ... Aku akan memohon di sini, jadi nanti kalau Papi menelpon dia akan tahu aku membujukmu." Vegas mau tak mau hanya bisa mengancam.

Ia tahu dirinya lancang. Hanya saja dia sangat memerlukan bantuan pete.

Pete membuka kembali pintu, siap untuk mencakar Vegas karena kesal. "Jangan libatkan aku dalam urusan keluargamu! Kau mau ku kutuk jadi batu apa?"

"Pete, aku mohon ... Aku tak mau berakhir seperti ini."

SRET!

Pete dan Vegas menoleh bersamaan pada sosok pria lain yang baru datang. Itu adalah Arm yang baru pulang kerja, dengan menenteng tas kerjanya serta jas putih miliknya. Lebih dari itu, wajah Arm tampak agak canggung tapi terlihat prihatin juga.

"Maaf mengganggu dokter Vegas," ucap Arm yang menundukkan kepalanya pada Vegas.

Vegas menundukkan kepalanya juga. Sama canggungnya. Pasalnya di rumah sakit ia terkenal agak dingin dan di segani, dan Arm melihat kelakuannya sekarang. Dan ... Kenapa bisa Arm di sini?

Tahu dengan pandangan heran dari Vegas, Arm segera menjelaskan. "Ini apartemen saya, dokter Vegas. Pete dan saya berteman."

What the ... Dunia memang tak selebar daun kelapa! Panjang saja mungkin ...

Home Sweet Home | VEGASPETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang