Kring kring .... Kring kring ....
Adel memutar kepala ke belakang dan menemukan sebuah sepeda melaju ke arahnya dengan kencang. Jaraknya tinggal beberapa jengkal dari tempatnya berdiri. Bila ia tak segera melompat mundur, mungkin ia sudah terlanggar.
Pengendaranya, seorang wanita muda berusia kira-kira di pertengahan 30. Gayanya sporty, meskipun ia lebih pantas berpenampilan classy. Dan tak seperti wanita-wanita berkelas yang pernah ditemuinya di ibu kota, perempuan ini malah terlihat rendah hati.
Ia mengerem sepedanya di samping Adel dan menjejak turun. "Maaf. Kaget, ya?" mulainya.
"Gak apa-apa," sahut Adel dengan senyum terentang.
"Baru pindah?" tanyanya lagi.
"He eh." Adel mengangguk. Kini ia sudah tak heran bila orang-orang bisa menebak ia pendatang baru. "Itu rumahku," tunjuknya pada bangunan yang tinggal terpaut dua rumah lagi.
"Cilla." Perempuan itu menyodorkan tangannya.
"Cilla ... aja?" Adel menyambut jabatan tangan lawan bicaranya.
"Pricilla."
"Aku Eve. Mau mampir? Tadi aku habis bagi-bagi muffin, tapi masih sisa dua. Kalau kamu mau ...."
"Eng .... Sebenernya aku gak makan yang manis-manis sebelum makan. Tapi kalau mampir .... Okelah." Sambil menuntun sepedanya, Cilla mulai melangkah berdampingan dengan Adel.
"Rumahmu di mana?" tanya Adel berbasa-basi.
"Di balik bukit itu." Telunjuk Cilla mengarah pada bukit-bukit di belakang rumah Adel.
"Jauh banget mainnya." Langkah Adel membelok, memasuki driveway.
Cilla terkekeh. "Kalau udah biasa, gak kerasa jauhnya. Sekalian olahraga." Ia memarkirkan sepedanya di driveway sebelum mengikuti Adel dalam rumah.
"Rumahmu nyaman," komentar wanita itu saat menyusuri ruang duduk. Netranya disapukan ke sekeliling ruangan.
"Sebenernya ini rumah teman aku. Aku cuma tinggal sementara di sini," papar Adel. Ia lalu mengisyaratkan Cilla mengikutinya ke dapur, duduk di meja makan. Sementara tamunya menunggu, ia menyeduh dua cangkir teh kamomil.
"Kapan datang?"
"Tadi pagi." Adel menyusul duduk di meja makan sambil mendorong salah satu cangkir itu ke arah Cilla. "Teh kamomil tanpa gula."
"Trims," ucap Cilla. Melihat uap panas yang masih mengepul dari permukaan minumannya, ia urung minum. Sebagai gantinya, ia tangkupkan tangannya pada cangkir.
"Udah lama tinggal di sini?" mulai Adel.
"Cukup lama untuk tau beberapa penduduk di kota ini."
"Berarti kamu kenal Jared juga?"
KAMU SEDANG MEMBACA
✔A Shelter by the Lake
Romance[Romance/Mystery/Thriller] (Judul sebelumnya: The Lake House) "Jangan berurusan dengan Jared." Begitu pesan setiap orang yang Adel temui ketika baru pindah ke kota kecil itu untuk melarikan diri dari mimpi buruk. Ia baru mengerti maksudnya ketika be...