25. A Package & a Clue

113 23 3
                                    

Paket untuk Adel tiba saat Jared baru menyelesaikan makan siangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Paket untuk Adel tiba saat Jared baru menyelesaikan makan siangnya. Pesuruh dari kantor Zayn yang mengantar dan Jared yang menerimanya, karena Adel sedang mengambil jemuran di halaman belakang.

Gadis itu muncul di dapur bersamaan dengan berbaliknya Jared setelah menutup pintu utama. "Ada tamu, Red?" tanyanya.

"Paket buat kamu," sahut laki-laki itu seraya menaikkan tangannya yang menjinjing sebuah kotak seukuran kemasan laptop.

Senyum Adel mengembang. Ia tahu isi kotak berwarna biru navy itu. "Thanks," ucapnya saat menyambut paketnya dengan satu tangan, sementara tangannya yang lain mengepit keranjang pakaian. "Boleh pinjam kamar kamu untuk fitting?"

"Hmm," balas Jared sambil berlalu.

Adel buru-buru masuk dalam kamar majikannya. Ia tak sabar melihat seperti apa gaun bridesmaid-nya dan mengepasnya. Dengan sembarang, ia letakkan keranjang pakaian Jared di lantai dan menghempaskan bingkisan itu di ranjang.

Dengan hati-hati, dicabutnya penutup kotak itu dan ia langsung berhadapan dengan gaun berwarna lilac berbahan sifon. Ia jepitkan jemarinya pada kedua bagian pundak gaun itu dan mengangkatnya ke udara untuk melihat detailnya lebih jelas. Gaun panjang tanpa lengan, berkerah V yang cukup rendah dengan bis ungu metalik yang menghias kerah, pangkal lengan dan pinggang yang melingkar seperti sabuk. Kala Adel membalikkan gaun itu, ia temukan lagi celah berbentuk V dari pundak hingga nyaris ke pinggang. Tak sabar, ia ganti pakaian sehari-harinya dengan gaun itu.

Gaun itu pas membungkus tubuh, tapi tak terlalu ketat. Hanya saja kakinya yang tak dialasi high heels membuat bagian bawah gaun itu seolah menyapu lantai. Dan sayangnya Jared tak mempunyai cermin full body di rumahnya hingga ia tak tahu bagaimana rupa tubuhnya bila dilihat dari belakang.

Adel merogoh ponselnya dari celana jins yang ia sampirkan di ranjang Jared. Ia lalu keluar dari kamar sambil menyingsingkan gaunnya. Ia ingin minta bantuan Jared.

Pria itu ia dapati sedang menulis di meja kerja. Fokus menyebabkannya alpa dengan kehadiran Adel.

"Red," panggil Adel.

Jared menoleh dan membeku seketika. Bukan hanya otot-ototnya, tapi otaknya juga, karena gagal memerintahkannya untuk meletakkan bolpoin yang masih ia pegang. Pemandangan di hadapannya itu ... terlalu indah. Adel yang sehari-harinya hanya berpenampilan kasual, kini menjelma bagai putri-putri dari mitologi Yunani, meski tanpa riasan.

"Red!" ulang Adel lebih keras, kesal laki-laki itu hanya menatap tanpa menjawab.

Jared berdeham, menyamarkan kecanggungannya. "Baju apaan tuh?" nyinyirnya pura-pura tak tertarik.

"Ini seragam bridesmaid saya. Bagus, gak?" Adel berputar pada tumitnya, menunjukkan keseluruhan penampilannya.

Dari hati terdalam, Jared ingin sekali mengucap, "Cantik." Namun ada sedikit rasa tak rela mengetahui Adel nanti akan mempertontonkan punggungnya di depan publik. Dan akhirnya yang terucap adalah, "Terlalu terbuka." Jangan lupakan juga intonasinya yang ketus.

✔A Shelter by the LakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang