Adel menepati janjinya. Pagi hari setelah hangout mereka di pasar kaget, ia kembali bekerja di rumah itu. Ia kembali membersihkan rumah dan memasak seperti biasa untuk Jared.
Namun bila ada hal yang tak biasa di antara mereka, itu karena tugas Adel bertambah. Kini gadis itu tidak hanya berperan sebagai tukang bersih-bersih dan masak, tapi juga menjadi teman diskusi Jared untuk cerpen-cerpennya.
Interaksi mereka memang menjadi lebih sering. Namun hanya sebatas teman diskusi. Sementara untuk masalah pribadi, sepertinya Jared masih menyimpannya dalam kotak yang enggan ia buka. Padahal Adel kira hubungan mereka sudah lebih dekat sejak hangout malam itu. Dan ia nyaris mati penasaran menunggu cerita tentang coffee cake yang membuat laki-laki ini mengamuk.
Tampaknya Adel masih harus bersabar untuk cerita itu. Dan ia tak keberatan seberapa lamanya, karena sejak ia mulai bekerja lagi, ia merasa ada perubahan dalam sikap Jared, terutama kadar kejutekannya yang kini mulai berkurang.
Berkurang, bukan hilang 100%.
Kelihatannya Jared ingin menjaga sikap supaya Adel mau berdiskusi lebih lama bersamanya. Dan bila mendiskusikan cerpen saja lancar, bukannya tak mungkin mendiskusikan hal-hal lain--termasuk masalah pribadi--juga akan lancar, 'kan?
Setidaknya, itu sama-sama menguntungkan.
Dan hasil dari sikap manisnya serta ketelatenan Adel, Jared berhasil menyelesaikan dua cerpen dalam seminggu. Lumayan untuk seorang pemula sepertinya.
Adel juga menyadari keseriusan Jared. Dan menurutnya, laki-laki itu perlu wadah supaya bisa berkembang. Lalu tiba-tiba saja nama Danira terlintas dalam benak. Ia merasa perlu mendiskusikan hobi baru Jared ini dengannya.
Dengan ponsel, gadis itu memotret salah satu cerpen Jared. Dua halaman berisi ketikan Jared itu, ia jadikan beberapa foto, supaya tulisannya mudah dibaca. Setelahnya, ia kirim foto-foto itu pada sang sahabat.
Tak perlu waktu lama baginya menunggu tanggapan Danira yang ia dapatkan melalui panggilan telepon. Dan karena panggilan itu, Adel jadi batal mencuci piring bekas makan siangnya dan Jared.
"Cerpen siapa, Del?" tanya Danira langsung pada topik.
"Jared," jawab Adel sambil menarik kursi meja makan lalu mendudukinya.
"Oh. Dia penulis?"
"Lagi belajar, tepatnya. Dan aku perlu bantuan kamu."
"Bantuan apa? Masukkin dia ke komunitas penulis?"
"Mungkin. Tapi itu bisa nanti. Dia gak gampang berbaur sama orang baru. Maksud aku, apa perusahaan kamu gak kepikiran bikin kontes atau nerbitin antologi cerpen, gitu?"
"Ah, iya." Suara Danira terdengar lebih antusias. "Atasan aku emang punya rencana bikin kontes dan karya-karya pemenangnya nanti akan diterbitkan dalam antologi. Tapi gak dalam waktu dekat, Del, karena si bos sayang sama aku." Ia mengakhiri kisahnya dengan kekehan.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔A Shelter by the Lake
Romance[Romance/Mystery/Thriller] (Judul sebelumnya: The Lake House) "Jangan berurusan dengan Jared." Begitu pesan setiap orang yang Adel temui ketika baru pindah ke kota kecil itu untuk melarikan diri dari mimpi buruk. Ia baru mengerti maksudnya ketika be...