20. Slap & Slam

125 20 8
                                    

Ting tong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ting tong.

Dua hari berturut-turut, di jam yang sama, bel pintunya berdering. Dan Adel sangat berharap, Cilla-lah yang datang. Namun bila yang datang Beatrice bersama putrinya ....

Please, jangan kamu minta aku menjaga anakmu lagi, Bea, ia memohon dalam hati. Ia hanya tak tega mengajak Celine ke rumah Jared dan merasakan kemarahan pria itu.

Di balik pintu, kala Adel membukanya, hanya tampak Beatrice, tanpa Celine. Namun raut wanita itu pagi ini kelihatan tak bersahabat.

Plak!

Adel bahkan belum sempat menyapa, tapi sudah harus merasakan tamparannya. Tangannya otomatis menyentuh pipinya yang panas. "Bea--"

"Seharusnya saya gak memercayakan Celine sama kamu. Untuk apa kamu bawa anak saya ke rumah Jared? Dan apa haknya memarahi anak saya?" Pipi Beatrice memerah. Dadanya naik turun tak beraturan. Dia pasti sangat emosional.

"Maaf." Hanya itu yang bisa Adel ucapkan dengan kepala tertunduk.

"Saya aja gak pernah memarahi dia seperti itu. Saya gak pernah mau dekat-dekat dengan orang itu karena dia bisa bawa pengaruh jelek. Tapi kamu malah pertemukan Celine dengan dia. Apa kamu mau tanggung jawab sama perkembangan mental Celine?"

"Maaf, Bea. Saya gak akan ulangi lagi," janji Adel sungguh-sungguh.

"Kamu gak perlu janji. Saya gak sudi minta kamu jaga Celine lagi." Beatrice mendesis. Dan tanpa menunggu sahutan, ia berbalik pergi.

Adel masih berdiri di ambang pintu untuk beberapa saat. Sama sekali tak ada niat untuk mencegah wanita itu pergi. Untuk apa? Beatrice tak akan bisa menerima alasannya, sekalipun alasannya adalah karena terpaksa.

Akan tetapi ia juga tahu, ia tak sepenuhnya bersalah. Seandainya Jared tak terang-terangan menunjukkan emosinya, Celine mungkin hanya akan mengatakan hal-hal baik tentangnya, 'kan?

Sepertinya laki-laki itu juga perlu dipaksa minta maaf. Kalau perlu Adel akan menyeretnya ke rumah Beatrice.

"Red!" serunya begitu memasuki rumah sang majikan.

Kala tak mendengar jawaban, ia hendak berseru lagi. Namun saat itu juga terdengar suara pintu yang dibuka. Jared muncul dari dalam kamar.

"Emangnya orang tua kamu gak ngajarin etika bertamu?" protesnya.

"Kalau saya tamu, kamu gak perlu kasih saya kunci rumah ini," balas Adel.

Jared mendengkus. "Kenapa teriak-teriak?"

Adel menarik lengan kaus pria itu hingga mau tak mau Jared turut terseret. "Ikut saya," paksanya.

"Ke mana?"

"Minta maaf sama Beatrice."

Mendengar nama tetangganya yang ia juluki si Tukang Gosip itu, Jared menepis tangan Adel. "Kenapa saya harus minta maaf sama dia? Saya salah apa?"

✔A Shelter by the LakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang