"Adel! Kamu di mana?"
Jared sudah selesai mandi. Namun Adel bergeming. Ia sengaja ingin ditemukan dalam ruangan itu. Ia ingin mengonfrontasi Jared atas penemuannya. Dan ia tak peduli apabila laki-laki itu sampai mengamuk.
"Adel!" Ia semakin dekat. Suara langkahnya semakin jelas.
Dan ketika suara langkah itu berhenti, gadis itu tahu, Jared sudah menemukannya.
"Kamu ngapain di sini?"
Adel berbalik. Dihadapinya pria itu dengan rasa geram yang ditahan. "Mestinya aku yang tanya. Kenapa foto dia ada di sini?" Ia menyodorkan bingkai itu ke hadapan Jared.
Lelaki itu membeku. Tatapannya yang sarat rasa bersalah menurun, menghindari manik bersorot murka Adel. "I'm so sorry, Adel," sesalnya. "Itu istriku. Jess. Maaf, aku masih perlu waktu untuk move on."
"Aku bisa sabar kalau kamu belum move on, Red. Tapi aku gak bisa toleransi kalau kamu bikin aku jadi selingkuhan," tuduh Adel. Ada kecewa bercampur gusar dalam nadanya.
Jared kembali menaikkan kepalanya. "Apa?" Ia meringis. "Del, aku gak bikin kamu jadi--"
"Dan kamu bohong. Kamu bilang istri kamu udah meninggal."
"Istri aku emang udah meninggal," tegas Jared.
"Terus, ini apa?" Adel kembali menyodorkan foto itu. "Dan kenapa harus dia? Kenapa kamu harus bikin aku mengkhianati Cilla?! Dia temanku, ya Tuhan!"
"Kamu ... kenal dia?" Mata Jared menyipit.
"Ya, sejak hari pertama aku tinggal di sini."
Jared menggeleng. "Gak mungkin, Del. Jess meninggal setahun yang lalu."
"Berhenti bilang dia udah meninggal!" sentak Adel. "Hampir setiap hari dia naik sepeda di depan rumah kamu. Aku masih bicara sama dia sehari setelah ulang tahun kamu. Dan hampir dua minggu yang lalu aku lihat dia di pasar kaget."
Kerutan-kerutan di wajah Jared bertambah. "Del, jangan mengada-ada."
"Kamu gak lihat jenazahnya, Red. Kamu bahkan belum pernah ziarah ke makamnya."
Pria itu menyentakkan kepalanya ke belakang sambil mendesah kasar. Ia seperti diingatkan betapa pengecutnya dia, belum pernah berziarah ke makam mendiang sang istri setelah setahun kematiannya. Namun ia tetap menyahut. "Aku cuma belum berziarah ke makamnya, Del. Itu gak membuktikan kalau Jess masih hidup. Kamu juga dengar sendiri dari Arlene dan Selma, Jess udah meninggal," tegasnya.
Adel menangkap keputusasaan dalam raut Jared. Dan ia mulai meragukan keyakinannya. Tak ada orang yang putus asa karena gagal berbohong. Lalu Arlene dan Selma, perih yang tergambar di wajah mereka pun bukan pura-pura.
Namun baginya, Cilla terlalu nyata. Dan ia masih ingin memercayai keberadaannya.
Kepala Adel bergeleng beberapa kali. "Kalian bohong!" jeritnya. Ia hempaskan bingkai foto itu di atas meja sebelum melesat keluar dari ruangan kecil itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔A Shelter by the Lake
Lãng mạn[Romance/Mystery/Thriller] (Judul sebelumnya: The Lake House) "Jangan berurusan dengan Jared." Begitu pesan setiap orang yang Adel temui ketika baru pindah ke kota kecil itu untuk melarikan diri dari mimpi buruk. Ia baru mengerti maksudnya ketika be...