21. The Accident & the Disorder

132 20 0
                                    

Peneliti dari University of California mengungkapkan bahwa, jantung pasangan yang sedang jatuh cinta bisa berdetak seirama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Peneliti dari University of California mengungkapkan bahwa, jantung pasangan yang sedang jatuh cinta bisa berdetak seirama. Dan itulah yang Adel rasakan saat berdiri berdempetan dengan Jared tadi. Detak jantung mereka seirama.

Dulu, saat membaca artikelnya, ia pikir itu hanya mengada-ada. Namun setelah merasakannya sendiri, ada satu hal yang masih sulit dipercayainya. Aku? Dan Jared? Saling jatuh cinta?

Yang benar saja!

Ingin Adel mengabaikan perasaan itu. Namun sejak peristiwa tadi, ia sulit mengusir rasa canggung ini setiap kali berhadapan dengan Jared. Dan Jared, dengan rasa canggung yang sama, berusaha meminimalkan interaksinya dengan si asisten.

Ting tong.

Lamunan Adel berberaian. Bel pintu lagi. Suara itu lama-lama bisa membuatnya gila. Dari tamunya yang terakhir, ia malah mendapatkan hadiah tamparan.

Namun untuk apa Beatrice kemari? Melihat hubungannya dengan Jared yang tak akur, sepertinya mustahil wanita itu mau bertandang.

"Itu Arlene!" seru Jared antusias dari ruang kerja.

Ah ya. Adel hampir lupa, hari ini kakak Jared akan berkunjung. Ia bergegas membuka pintu dan langsung berhadapan dengan seorang wanita yang wajahnya pernah ia lihat dalam foto penghias rak buku Jared. Di satu pundaknya tersampir travel bag kecil, sementara sebuah tote bag tersampir di pundak yang lain.

"Hai, kamu pasti Eve. Saya Arlene." Dengan ramah, wanita itu mengulurkan tangannya pada Adel.

"Halo." Adel menjabat tangan Arlene. Dan entah kenapa ia langsung menyukai kakak Jared ini. Ia berbeda 180⁰ dengan adiknya. Arlene periang dan ramah, meskipun penampilannya terkesan apa adanya. Atau mungkin ia memang lebih nyaman dengan rambut ikalnya yang dibiarkan tergerai, sweater rajut yang kedodoran serta skinny jins biru pudar.

"Saya bawain tasnya, Kak," tawar Adel seraya mengulurkan tangan.

Arlene menurunkan tote bag-nya dari pundak lalu mengangsurkannya pada gadis itu. "Tolong simpan isinya di kulkas. Kita baru butuh itu pas makan malam," pintanya.

"Hei, Sis," sapa Jared datar dari ujung lorong.

"Bro!" Arlene merentangkan kedua lengannya dan menghambur dalam pelukan sang adik.

Adel mengambil jeda sesaat untuk memperhatikan interaksi kakak-adik itu. Mereka berbeda bagai langit dan bumi, tapi kelihatannya mereka bisa akrab.

Ia lalu melanjutkan memasukkan kotak-kotak plastik transparan--isi tote bag Arlene--dalam kulkas. Sekilas terlihat isinya ada beberapa tumpuk daging burger dan frankfurter. Sepertinya malam nanti mereka akan berbarbekyu.

Jared melepaskan dekapannya. "Gimana kabar Daryl?"

"Dia gak pernah gak baik-baik aja. Dia libur hari ini sampai lusa. Makanya aku bisa ninggalin Maisie." Dengan lengan di pundak Jared, Arlene menggiring laki-laki itu ke meja makan.

✔A Shelter by the LakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang