Ruangan itu tak pernah dibuka lagi, ruangan yang menyimpan masa lalu Jared. Setidaknya itu yang terlihat oleh Adel. Atau mungkin Jared diam-diam masih masuk ke sana di belakangnya. Namun seandainya itu masih Jared lakukan, Adel tak akan memprotesnya.
Sebagai balasan atas cerita Jared tentang apa yang ia lakukan di ruangan itu, Adel pun bercerita tentang 'pertemanannya' dengan Cilla. Jared memang hanya menampakkan ekspresi datar. Namun Adel menemukan setitik air mata di sudut mata pria itu. Karenanya ia membiarkan bila Jared masih ingin 'bicara' pada mendiang sang istri.
Itu pula yang Adel pikirkan ketika tak mendengar sahutan Jared saat ia memanggilnya untuk makan siang. Untuk memastikannya, ia menyusul ke ruangan itu.
Ada yang berbeda kala ia mendekati tujuannya. Pintu ruangan itu terbuka lebar. Dan Jared tak tampak duduk di hadapan foto Jess, melainkan berdiri di tengah ruangan.
Mengikuti rasa penasarannya, Adel mendekat. "Red." Ia memanggil.
Jared berputar pada tumitnya. "Ya?" sahutnya.
"Kamu ngapain?" Adel melintasi ambang pintu dan mengambil tempat di sisi Jared.
Sembari mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan, laki-laki itu menjawab, "Aku kepikiran pengin membersihkan ruangan ini."
Bila Jared sudah menempati rumah itu selama kurang dari setahun dan tak ada yang boleh memasuki ruangan ini, berarti ruangan ini sudah selama itu tak pernah dibersihkan. Itu memang terlihat dari kaca jendelanya yang kusam. Namun sebagian benda di situ cukup bersih. Kelihatannya Jared sendiri yang membersihkannya.
"Oke. Nanti setelah makan, aku bersihin." Adel menyanggupi.
"Jangan." Jared menggeleng. "Tolong telepon si tukang kebun dan si Bocah Supermarket itu. Minta mereka datang sore ini."
Meski tak memahami kemauan sang pacar, Adel tetap menurutinya.
Peristiwa malam itu--yang beritanya cepat menyebar--juga mengubah beberapa hal, termasuk persepsi orang-orang terhadap Jared. Pria itu tak lagi disematkan julukan 'si Galak' setelah menyelamatkan Adel. Sikap para tetangga juga berubah terhadapnya. Beberapa bahkan sudah ada yang berani menyapa. Dan meminta Erik serta Pak Pardi untuk datang ke situ tak lagi sesulit sebelumnya.
Mereka datang sore hari setelah shift Erik berakhir. Jared langsung menggiring keduanya ke ruangan itu dan memberi instruksi.
Adel pun masih tak memahami niat Jared ketika Erik dan Pak Pardi bolak-balik menggotong dus-dus dari ruangan itu ke halaman belakang. "Kamu suruh mereka ngapain?" tanyanya.
"Bersihin ruangan," jawab Jared yang masih terdengar ambigu bagi Adel.
Namun ia hanya berpikir, mungkin ruangan itu memang hendak dibersihkan. Atau Jared ingin mengubah posisi benda-benda di dalamnya. Karenanya, alih-alih terus menyinggung rencana pria ini, ia mengalihkan pembahasan. "Aku bisa bantu apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
✔A Shelter by the Lake
Romantizm[Romance/Mystery/Thriller] (Judul sebelumnya: The Lake House) "Jangan berurusan dengan Jared." Begitu pesan setiap orang yang Adel temui ketika baru pindah ke kota kecil itu untuk melarikan diri dari mimpi buruk. Ia baru mengerti maksudnya ketika be...