Adel sudah terbiasa dengan suasana sunyi setiap kali memasuki rumah Jared. Namun pagi ini ia merasakan aura yang berbeda. Dan bukan aura yang menyenangkan. Ada keributan dari arah kamar laki-laki itu. Suara perdebatan.
Rasa penasaran gadis itu menggiringnya mendekat. Suara perdebatan itu semakin jelas.
"Kami mikirin kamu, Bro. Kami peduli sama kamu." Suara Arlene.
"Kalian udah tau, dari awal aku gak butuh ini." Suara Jared.
"Kamu gak pengin sembuh?"
"Sis, aku gak akan sembuh. Ini hukuman untuk aku. Aku harus terima."
Ada apa ini?
Adel melangkah mundur perlahan sambil berusaha tak membuat suara. Tak sopan mendengarkan pembicaraan orang lain. Ia lebih baik menjauh. Ia pun memutuskan untuk menunda membuat sarapan untuk mereka.
Ia menunggu dengan duduk di meja kerja Jared, menghadapi laptop yang terbuka tapi tidak menyala, tumpukan kertas yang tak rapi dan buntelan-buntelan kertas. Meja yang setiap hari dirapikan olehnya, tapi begini lagi keesokan harinya.
Tangan Adel bergerak, merapikan tumpukan kertas itu, walau ia tahu, begitu Jared duduk di sini, semua akan kembali berantakan. Namun daripada menunggu perdebatan yang entah kapan berakhirnya itu, ia lebih baik melakukan sesuatu.
Sepertinya belum lama ia beraktivitas di depan meja kerja sang majikan ketika ketukan suara tongkat Jared terdengar mendekat. Ia menoleh dan langsung berhadapan dengan pria itu, yang sempat berhenti di ujung lorong.
"Pagi," sapa Adel dengan senyum terentang. Sikapnya diupayakan senormal mungkin, seolah-olah ia tak mengetahui apa yang terjadi di antara kakak-adik itu.
Namun sorot mata Jared mengartikan, ia tahu seseorang mendengar pertengkarannya dengan Arlene. Hanya saja ia bungkam dan melanjutkan langkahnya menuju meja kerja. Sikapnya pagi ini sungguh berbeda daripada kemarin.
"Mau sarapan apa?" tanya Adel sebelum beranjak ke dapur.
"Apa aja," sahut Jared. Suaranya terdengar gusar, segusar ekspresinya.
Langkah Adel berlanjut. Ia memasuki dapur yang kosong. Hanya ada secangkir kopi yang tampaknya sudah dingin di meja makan. Mungkin milik Arlene, karena Jared tak pernah minum kopi di pagi hari.
Kembali menunda membuat sarapan, ia membelokkan langkahnya ke arah kamar Jared. Ia mendengar suara-suara dari sana. Dan dari pintunya yang terbuka separuh, ia bisa melihat ke dalam.
Arlene tengah membelakanginya dan membungkuk di atas tempat tidur. Sepertinya ia sedang mengemasi travel bag. Sementara di sampingnya, terlihat beberapa tumpuk pakaian yang ia kenali sebagai pakaian Jared.
Jared juga mau pergi?
Adel mengetuk pintu, menarik perhatian Arlene. Saat perempuan itu memutar kepalanya, ia tak menemukan keceriaan seperti kemarin. Arlene kelihatan lelah. Dan meskipun tersenyum, binar matanya tampak redup. Ia sama sekali berbeda dengan perempuan yang dilihatnya kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔A Shelter by the Lake
Romance[Romance/Mystery/Thriller] (Judul sebelumnya: The Lake House) "Jangan berurusan dengan Jared." Begitu pesan setiap orang yang Adel temui ketika baru pindah ke kota kecil itu untuk melarikan diri dari mimpi buruk. Ia baru mengerti maksudnya ketika be...