11. Presumption & Denial

130 22 4
                                    

Suara-suara di luar kamar itu membuat Jared siaga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara-suara di luar kamar itu membuat Jared siaga. Seperti ada yang sedang membuka pintu ruang kerja. Seingatnya yang mempunyai kunci cadangan hanya sang asisten.

Masih berani datang juga dia.

Meskipun tertatih, ia berusaha mempercepat langkahnya. Ia pun berhasil menjejak di luar bersamaan dengan kemunculan Adel di dapur.

Jared menangkap sentakan kecil di pundak gadis itu saat melihat kemunculannya yang tiba-tiba. Namun seolah tak menggubris, si asisten berlalu ke wastafel.

Lelaki itu menarik kursi di meja makan dan duduk menghadap punggung Adel. "Kamu masih berani ke sini? Ternyata kamu beneran gak takut, ya," mulainya. Rasanya tak puas sebelum melihat gadis ini menyerah.

Adel mengembuskan napas kasar. Mulai lagi, deh.

Seandainya hari ini bukan hari gajian, mungkin ia tak akan datang.

"Saya butuh duit," sahutnya tanpa menoleh.

"Klise." Jared mencibir.

"Tapi gak muluk-muluk," balas Adel. Ia lalu berbalik, menghadapi majikannya. "Mau sarapan apa?"

"Nasi goreng."

"Pedas?"

"Sedang."

Adel beranjak ke kulkas. Sesaat, separuh tubuhnya menghilang di balik pintu kulkas besar itu ketika ia melongok ke dalam, mencari-cari sesuatu sebagai pelengkap masakannya. Lalu dengan sekali bawa, bahan pelengkap serta semangkuk nasi sisa makan malam pun berpindah ke meja dapur.

"Emangnya suami kamu gak menafkahi?" Jared melanjutkan keusilannya.

"Saya belum nikah." Adel mulai mengupas bawang.

"Pacar?"

Gadis itu tak langsung menjawab. Setelah perbuatan terakhirnya, apa Dmitri masih pantas disebut pacar atau tunangan? "Gak punya," jawabnya akhirnya.

"Terus, cowok yang datang sama kamu pake SUV silver itu siapa?"

Entah dari mana Jared mengetahui tentang Zayn yang mengantarnya kemari dengan SUV perak. Namun ia menjawab juga. "Sobat dari SMA. Dia udah tunangan sama sobat saya juga. Dua bulan lagi mereka nikah. Dia yang punya vila itu. Saya cuma pinjam sementara."

"Kamu masih kerja?"

Astaga. Ini wawancara kerja atau apa, sih?

"Udah enggak." Adel tak urung menjawab.

"Tadinya apa pekerjaan kamu?"

"Guru olahraga TK."

"Resign? Dipecat?"

"Resign. Tuntutan keadaan."

"Anak kecil. Berisik. Gak bisa diatur. Cengeng. Mereka menyusahkan," gumam Jared dengan nada mencemooh.

✔A Shelter by the LakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang