13. Return & Repeat

147 21 1
                                    

Apa dia gak akan datang lagi?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apa dia gak akan datang lagi?

Biasanya jam segini Eve sudah datang. Namun setelah beberapa kali Jared mengintip lewat jendela kamar, ia tak menemukan tanda-tanda gadis itu akan muncul. Kecewakah dia karena upahnya diberikan pada orang lain? Atau dia sama saja dengan asisten-asisten sebelumnya?

Sepertinya tidak mungkin. Eve sanggup bertahan sampai tiga hari. Ia bahkan berani menentangnya. Dan ia berhasil membuat Jared untuk pertama kalinya merasa tidak rela kehilangan seorang asisten.

Pria itu tertatih keluar dari kamar. Perutnya lapar. Namun langkahnya tak ditujukan ke dapur, melainkan ke meja kerja untuk mengambil kunci ruangan rahasia.

Ia duduk di tempat biasanya setelah menyalakan lampu. Didekatkannya foto Jess dan ditatapnya lama. Sambil mengusap permukaan bingkai foto itu, ia mulai dengan monolognya. "Hai, Jess."

Jeda.

Helaan napas panjang ia ambil sebelum melanjutkan. "Udah dua hari dia gak datang. Mungkin dia ngambek aku gak kasih dia upah. Tapi itu 'kan salahnya, dia yang minta sendiri upahnya dipotong."

Jeda lagi. Kali ini lebih lama. Dan saat itu, tak sekali pun tatapannya teralihkan dari foto mendiang sang istri.

"Oke, oke. Ini salahku," ujar Jared kemudian, seolah bisa mendengar jawaban Jess. "Tapi jangan bilang aku harus minta maaf .... Oke. Aku akan minta maaf." Ia berdecak.

"Perasaanku? .... Entahlah. Tapi yang pasti ... aku peduli. Dia beda. Aku bisa lihat dia tulus setelah tiga hari dia bertahan di sini. Kamu tau sendiri, asisten-asistenku sebelumnya cuma bertahan beberapa jam. Dia juga jujur dengan pendapatnya tentangku. Dan kamu tau gak, Jess? Dia satu-satunya penduduk di sini yang bilang kalau aku masih punya empati." Jared terkekeh jengah.

Ketika tawanya berhenti, ia bersuara lagi. "Kamu pasti heran kenapa aku tiba-tiba bisa ngomong sebanyak ini .... Aku juga heran, Jess. Ini pertama kalinya aku banyak ngomong setelah kamu pergi.

"Menurut kamu, apa yang aku rasain ini, Jess? .... Cintakah? .... Aku gak tau. Aku emang senang dia ada di sekitarku, aku gak suka lihat dia akrab sama si Bocah Supermarket itu--meskipun umurnya terlalu muda untuknya--dan ... aku lemah di depan dia.

"Jess, apa aku pantas untuknya?"

*

*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
✔A Shelter by the LakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang