Part -28

22 3 0
                                    

Malam itu keluarga lengkap pak Hasyim Indrawan telah berada di sebuah restoran yang berada di daerah Setiabudi. Pilihan pun jatuh pada satu restoran yang menyajikan menu hidangan khas Sunda yang cukup terkenal di kota Bandung. Suasananya cukup homy membuat siapapun betah berlama-lama. Mengusung konsep vintage, bangunan restoran Heritage Kitchen ini memiliki atmosfer ruang yang akan membawa ingatan pengunjungnya ke masa tempo dulu.

Kehadiran barang-barang unik di masa lampau merupakan tambahan elemen yang memberikan kesan klasik. Guci-guci besar dan piring-piring kuno yang berada di bagian depan resto seolah perwakilan dari ucapan, "Selamat Datang". Sedangkan di bagian dalam ruangan yang cukup luas itu terdapat pernak-pernik serta perabotan antik seperti jam dinding, piringan hitam, telepon kuno dan sebagainya.

Sementara di belakang bangunan resto tersedia area semi-outdoor yang dilengkapi dengan fasilitas meja-meja serta kursi-kursi juga beberapa gazebo dalam berbagai penataan sebagai pilihan untuk menyantap hidangan. Suasana halamannya yang dipenuhi pohon-pohon dan aneka jenis tanaman hijau itu merupakan daya pikat utama untuk para pengunjung restoran karena view di bagian ini menghadap langsung ke lereng gunung Tangkuban Parahu.

                                                     ****

Pak Hasyim sekeluarga tampak sudah menempati sebuah meja panjang di dalam salah satu ruangan VIP yang dapat menampung limabelasan orang, karena malam itu pak Hasyim turut mengundang keluarga Rega.

...........

"Bu Adi sudah tau tempatnya kan, mi?"

Tanya pak Hasyim yang memilih tempat duduk di ujung meja, sebelah jendela.

"Udah, pi ... Mungkin sebentar lagi sampai."

Jawab bu Hasyim yang duduk mengapit Raina.

"Makanannya gimana, sudah dipesan?"

Pak Hasyim bertanya lagi memastikan.

"Udah pi ... mami udah reservasi dari kemarin termasuk pilihan menunya. Paling nanti tinggal tambah-tambah aja." Jawab bu Hasyim menenangkan.

"O ya sudah kalau gitu, berarti tinggal nungguin keluarga pak Adi saja." Timpal pak Hasyim lalu melirik Raina yang ada di sampingnya.

"Noni mau tambah pesanan gak? Ayo, pesan aja ... biar nanti tinggal makan."

"Mmmm bentar pi. Noni masih liat-liat. Oma sama tante mau tambah order gak. Biar sekalian."

Raina mengangkat wajah cantiknya dari buku menu sambil memajukan separuh badannya dan menoleh pada oma Popon juga Andini yang duduk berjejer di sebelah bu Hasyim.

"Mmmm abis makan nanti, oma mau es goyobod non. Tolong dipesenin ya. Udah lama rasanya oma gak minum itu." Jawab oma Popon dengan mata berbinar.

"Iya boleh oma. Kalo tante?"

Raina kini beralih pada Andini yang sedang menopang dagu di atas meja.

"Tante sih ... lagi pengen es kopyor, non." Jawab Andini mengulas senyum.

"Ok ... Mami papi?"

Tanya Raina dan langsung menulis pesanan baru pada buku notes yang sudah tersedia di atas meja.

"Mami papi udah dipesen minumnya, non. Tapi, kalau papi mau pesan yang lain gak apa-apa sih." Timpal bu Hasyim.

"Sementara kayaknya cukup non. Gampang, nanti tinggal pesan lagi."

Ujar pak Hasyim sembari mengintip tulisan Raina.

"Ok ... "

Selesai menulis, Raina pun menyimpan notes plus pulpen di atas buku menu.

Halimun 1992Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang