Hi, Semua!
Tulisan ini saya persembahkan sebagai bentuk perwujudan dari mimpi-mimpi saya yang sempat tertunda untuk dikabulkan. Dan 'Halimun 1992' ini merupakan tulisan saya yang kedua. Saya menulis kisah Duta dan Raina dalam 'Halimun1992' ini berangkat dari sebuah kerinduan akan kisah-kisah percintaan klasik yang saat ini sudah menjadi barang langka. Terlebih bacaan yang memiliki kandungan pesan moral dan nilai edukasi di dalam kisahnya.
Untuk itulah dalam tulisan ini saya memberanikan diri untuk mencoba menuangkan imajinasi saya yang masih sangat dangkal ini menjadi suguhan kisah romansa klasik namun masih dapat dinikmati di masa sekarang ini oleh siapa pun di luar sana.
Meskipun tulisan saya ini masih memiliki banyak sekali kekurangan tetapi saya berharap, dapat diterima oleh semua kalanganan sekaligus bisa memberikan nilai manfaat bagi siapa pun yang telah membacanya.
'Halimun 1992' ini ditulis, setidaknya, untuk konsumsi saya pribadi dan bagi mereka yang merasa senasib dengan tokoh Duta dan Raina – yang saya ciptakan dalam kisah ini – sebagai pengalaman dan pembelajaran dalam kehidupan agar kita tetap berbahagia dengan merdeka.
Sampai jumpa di kisah saya yang lainnya. Happy Reading!
Salam Hangat,
Wida Gayatri
KAMU SEDANG MEMBACA
Halimun 1992
Romansa"Jika anak pak mandor Arkan masih bersikeras untuk melanjutkan hubungan dengan anak saya Raina, pilihannya hanya ada dua. Beasiswanya dihentikan atau pak mandor dipindah tugaskan dan diturunkan jabatannya!" Suara bu Hasyim menggelegar bak petir yan...