Part - 16

26 1 0
                                    


Raina tampak kembali ke dalam kamarnya setelah menelepon pak Hasyim dan selesai santap malam bersama oma dan tantenya. Setelah menutup pintu Raina segera menghampiri tempat tidur kemudian menyandarkan kepalanya pada tumpukkan bantal di belakang punggungnya sedang sikutnya bertumpu pada guling yang ada dipangkuannya. Di tangannya tampak terselip sepucuk surat dari Duta.

Dengan perlahan mata indah Raina kini mulai menyusuri baris-baris tulisan milik Duta. Mimik wajah cantiknya tampak berubah-rubah mengikuti irama tulisan yang dibacanya. Terkadang, bibir mungilnya mengulum senyum dan di saat lain terlihat mengatup.

.........................

Duhai Gadis Pencuri Hatiku,

Saat kamu membaca suratku, aku tengah dirundung rindu karena mengingatmu. Ingatan tentangmu yang tak berkesudahan. Kepergianmu membawa serta separuh hatiku. Meski untuk sementara namun perpisahan ini sungguh akan menjadi siksaan bagiku. Hanya kenangan-kenangan indah dan manis bersamamu yang menguatkanku melewati hari-hari penuh rindu. Aku berharap, engkau pun seperti itu. Mengingat dan selalu merindukanku.

'Aku mencintaimu

Seperti hamparan air yang setia pada laut

Tak mengering. Tiada pula surut.

Dan kuharap engkau pun sepertiku

Jadilah seperti udara yang tak terlihat

Untuk kuhirup setiap saat

Agar irama rinduku tetap berdetak

Dan kita saling mengingat.'

Terimakasih telah memberikan aku kesempatan untuk mengenal dan mencintaimu,

Raina Utari Hasyim.


Ciwidey, 16 Juli 1992

Yang Selalu Merindukanmu

             AKANG

-- Duta Bagaskara –


Raina terpaku ketika melewati tulisan 'Akang'. Entah kenapa, tiba-tiba seperti ada tali pengikat yang menjerat perasaannya saat usai membacanya. Hatinya terasa amat dekat dengan Duta yang terpisah puluhan kilo dengannya saat ini. Raina mendekap erat surat dari Duta dalam pelukannya. Matanya terpejam. Hatinya mendadak rindu.

Sekarang ia tahu apa yang dikatakan Duta tentang rindu. Satu pengharapan panjang yang menantikan perjumpaan. Obat penawar bagi jiwa yang dipisahkan oleh jarak, ruang dan waktu namun hatinya saling terpaut erat seperti lekatnya kemesraan paku dan papan. 

Ialah perasaan yang akan ia tanggung sejak hari ini. Sebuah perasaan yang datang tanpa diundang dan memaksa masuk ke dalam lubuk hatinya tanpa persetujuan. Apa pun itu rasa rindunya pada Duta yang tiba-tiba hadir tak dapat ia tolak.

.................

Ku t'rima suratmu, t'lah kubaca, dan aku mengerti

Betapa merindunya dirimu, akan hadirnya diriku

Di dalam hari-harimu, bersama lagi


Semua kata rindumu semakin membuatku, tak berdaya

Menahan rasa ingin jumpa


Percayalah padaku, aku pun rindu kamu

Halimun 1992Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang