"Jika anak pak mandor Arkan masih bersikeras untuk melanjutkan hubungan dengan anak saya Raina, pilihannya hanya ada dua. Beasiswanya dihentikan atau pak mandor dipindah tugaskan dan diturunkan jabatannya!"
Suara bu Hasyim menggelegar bak petir yan...
Pagi itu kediaman oma Popon terlihat dipadati begitu banyak orang dan kendaraan. Pintu pagar pun tampak sengaja dibuka untuk lalu lintas para tamu yang keluar masuk. Sebuah tenda berwarna putih berdiri megah tepat di depan pintu garasi beserta kursi-kursi yang sudah tersusun rapi. Beberapa rangkaian bunga dengan ucapan duka cita telah berderet di sepanjang trotoar yang berada di depan pagar rumah oma Popon.
Pada hari itu, keluarga besar pak Hasyim Indrawan tengah berduka atas wafatnya oma Popon. Oma Popon terkena serangan jantung mendadak saat beliau selesai menunaikan solat Isya. Oma Popon lalu dilarikan ke rumah sakit oleh Andini dan Raina. Sayangnya, ibu mertua dari pak Hasyim ini dinyatakan meninggal dunia setelah ditangani intensif selama lima hari di RS. Advent, Jl Cihampelas – Bandung.
****
Di antara lautan manusia yang memadati kediaman oma Popon hari itu, tak ketinggalan keluarga Adipati Sanjaya pun hadir.
"Kami sekeluarga turut berduka cita. Yang tabah ya, bu ..." Ujar nyonya Adipati Sanjaya seraya memeluk bu Hasyim.
"Ya, makasih ..." Jawab bu Hasyim menyambut hangat pelukan bu Adi dengan suara sendu.
Gurat kesedihan masih tertinggal di wajah bu Hasyim yang terlihat kuyu. Kedua matanya pun tampak sembab. Hari itu, bu Hasyim bukan hanya kehilangan sang ibu tercinta namun juga telah kehilangan wajahnya. Karakternya yang selalu tampil sebagai seorang wonder woman itu, sepertinya tak kelihatan lagi. Bu Hasyim benar-benar terpukul dengan kepergian oma Popon.
Oma Popon adalah seorang ibu sekaligus wanita hebat. Masa mudanya telah dilalui dengan banyak manfaat untuk orang-orang di sekelilingnya. Terlibat dalam berbagai kegiatan sosial serta amal bagi mereka yang kurang beruntung merupakan aktifitas rutin oma Popon bersama teman-teman komunitasnya hingga usia lanjut.
Sebuah yayasan amal yang dirintis dari nol bersama almarhum suaminya, Hendrik Van Hausen yang berkebangsaan Belanda merupakan warisan berharga yang ditinggalkan untuk oma Popon hingga akhir hayatnya. Jiwa sosialnya yang tinggi merupakan cerminan dari kelapangan hati oma Popon yang tergambar pada diri putri bungsunya Andini Kaniawati Van Hausen dan menurun pula pada Alifa Danakitri Van Hausen – ibunda Raina – putri sulungnya.
Yayasan yatim piatu bernama 'Dienaar Van God' yang berarti pelayan Tuhan ini, telah berdiri sejak tahun 1963 dan dikelola bersama-sama dengan Andini beserta beberapa orang staff kepercayaan oma Popon. Hingga saat ini, yayasan DVG telah menampung sekitar delapan puluh orangan lebih anak-anak terlantar serta yatim piatu yang telah mendapatkan donatur operasional tetap dalam setiap bulannya. Oma Popon dan almarhum suaminya tidak pernah memilah dan memilih untuk siapa mereka beramal.
Bagi keduanya apa yang sudah dilakukan selama ini merupakan bentuk perwujudan diri mereka sebagai manusia yang sesungguhnya karena menurut mereka, "Syarat bagi seseorang untuk disebut sebagai manusia adalah mereka yang mampu memanusiakan manusia yang lainnya."
****
Satu minggu setelah kepergian oma Popon, rumah megah di daerah Setrasari ini terasa begitu sepi. Terutama bagi Raina dan Andini yang kesehariannya nyaris duapuluh empat jam dilalui bersama oma Popon. Tak terkecuali dengan Neneng. Ia pun turut merasa kehilangan yang mendalam. Tiada lagi sapaan hangat dan tawa ceria dari sosok wanita yang disebut oma ini.
..............
"Non, kalau nanti noni wisuda, oma mau bikinin nasi tumpeng yang special. Lalu, pas hari H-nya, oma mau pake kebaya warna merah, terus kita foto berdua ya. Entar, fotonya oma cetak yang bessaar banget dan mau oma pasang di ruang tamu ..."
Kata-kata oma Popon masih terngiang di telinga Raina. Saat itu, Raina dan oma Popon tengah berbincang di ruang televisi sesaat setelah Raina baru saja tiba dari kampusnya untuk pengambilan hasil yudisiumnya. Sayangnya hal itu tidak akan pernah terjadi. Sang oma yang dicintainya itu keburu pergi. Padahal tinggal beberapa bulan lagi Raina akan melaksanakan proses wisudanya yang akan dilangsungkan pada periode Maret 2003.
Setelah melewati siding skripsi dan tahap yudisium dengan hasil akhir yang memuaskan sudah bisa dipastikan Raina bakal mendapatkan gelar sarjana S1 desainer interior atau S.Ds yang akan tersemat di belakang namanya. Dengan meraih IPK 3,89 sekaligus meraih predikat Cum Laude lulusan ITB, bukan hanya Raina yang boleh berbangga diri namun juga seluruh anggota keluarganya, termasuk oma Popon.
"Oma banggaaaa sekali sama noni ...." Ujar oma Popon sambil memeluk Raina.
Itulah kenangan terakhirnya bersama oma Popon. Kenangan yang sangat membekas dalam hatinya. Seorang oma yang senantiasa menyertai hari-harinya selama ia tinggal di Bandung ini sejak kelas 4 Sekolah Dasar. Begitu banyak hal dan ilmu kehidupan yang telah Raina dapatkan dari oma Popon. Meski sang oma tak sempat melihatnya mengenakan jubah kebesaran saat wisuda nanti namun setidaknya, Raina sudah membuat omanya bangga sekaligus bahagia dengan prestasi yang sudah ia raih.
~ oOo ~.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.