Part - 19

25 1 0
                                    

"Kamu sekolah di mana, Ray?"

Tanya Rega bertanya pada Raina yang sedang mengaduk-ngaduk siomaynya.

"Di SMP 5 ..."

"Ooooh, sama dong. Aku juga alumni sana. Deket itu dari rumah."

"Emang rumahnya di mana?"

Tanya Raina tanpa menoleh dan tetap asik dengan piringnya.

"Di jalan Jawa. Sekarang aku di SMA 5. Tinggal jalan kaki kalo ke sekolah."

"Mmmmm ..." Balas Raina dingin.

"Kalo berangkat sekolah, kamu ada yang nganter kah?"

Rega membetulkan posisi duduknya sedikit menghadap Raina.

"Iya ada. Dianter tante aku."

"Oooo gitu. Kapan-kapan, aku boleh gak jemput kamu di sekolah?"

"Emang, gak ada kerjaan lain gitu kalo pulang sekolah?"

"Ya kan pasti ada hari santainya lah."

"Hmmm ..." Lagi-lagi Raina hanya menggumam.

"Mau dibawain es krim?"

"Gak usah, aku bisa ambil sendiri."

"Gak apa-apa lagi. Mau rasa apa?"

"Apa aja." Balas Raina singkat.

"Rasa apa aja gak ada di situ, Ray. Adanya coklat, strawberry, vanilla ...."

Ujar Rega menggoda Raina dan menyisakan senyum yang menggantung di ujung bibirnya yang kemerahan.

"Strawberry aja."

"Ok, gitu dong kan jelas order-nya. Bentar ya ..."

Rega pun berdiri dan segera menghampiri stand es krim dengan langkah tertatih-tatih karena laju kedua kakinya terhambat oleh kain yang dikenakannya. Tak urung, hal itu membuat Raina tersenyum geli. Tak berapa lama Rega terlihat kembali mendekati Raina di tempat duduknya dengan dua buah cup es krim di tangannya.

"Ini Ray punya kamu. Aku sih Sukanya rasa coklat."

Jelas Rega dan langsung melahap es krim di depannya dengan lahap.

"Makasih ..."

Sementara itu, dari kejauhan bu Hasyim tak melepaskan pandangannya memperhatikan Raina dan Rega yang sedang duduk bersebelahan sambil sama-sama menikmati es krim.

                                                      ****

Pukul 12.18.

Satu persatu para tamu undangan sudah mulai terlihat meninggalkan ruangan resepsi pernikahan. Begitu pula dengan keluarga pak Hasyim Indrawan. 

"Noni mana mi? Udah siang, kita pulang."

Pak Hasyim pun mengedarkan pandangannya mengelilingi ruangan yang mulai lengang.

"Tuh, masih ngobrol sama Rega."

Bu Hasyim menunjuk ke arah Raina dan Rega yang masih berada di sekitar area stand.

"Udah biar papi yang ke sana."

Baru saja pak Hasyim akan melangkah, Raina dan Rega terlihat meninggalkan kursinya dan menghampiri pak Hasyim yang sudah berada di dekat panggung pelaminan.

"Gimana, kalian sudah ngobrol banyak kan?"

Tanya bu Hasyim pada Rega yang berdiri di samping Raina.

"Sudah, tante ...."

Halimun 1992Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang