Multimedia: Emilia Meryl Albin
>--->
Bising suara knalpot yang tak begitu jauh sangat mengganggu pagi ini. Padahal ini hari minggu dan seharusnya ia dapat beristirahat dengan tenang mengingat dirinya tak harus pergi ke sekolah, apalagi menjadi ketua OSIS yang nyatanya begitu melelahkan.
Emilia Meryl Albin atau yang kerap sekali dipanggil Lia membuka selimut dan mendengus "Siapa sih?! Ganggu aja!" runtuk gadis itu kemudian sebelum akhirnya ia menapakkan kedua kakinya di atas lantai yang tertutup karpet berwarna abu tua.
Lia berjalan dengan kantuk yang masih menempel dalam dirinya "Buu? Itu siapa yang berisik sihh?"
Seorang wanita cantik berumur 40an menghampiri putrinya "Yaampun Lia. Jam segini belum mandi?" ringis wanita itu kemudian.
"Ini kan hari minggu bu" elak si cantik seraya merenggangkan otot-ototnya yang kaku akibat berkencan dengan tempat tidur lebih dari 12 jam.
Wanita itu menggeleng sedikit "Kenapa nggak ikut misa sama Bapak?"
"Ibu juga nggak misa. Kenapa aku harus bangun pagi-pagi hanya untuk bernyanyi di gereja?" elak si gadis bertubuh kecil membuat Ibunya mengurut kening karena pusing.
Hellen Rayya Albin yang sudah tak asing pada tingkah semena-mena putrinya itu menjawil hidung mancung si gadis dengan gemas "Ibu tadi ada urusan sebentar. Makanya hari ini nggak misa. Besok kan bisa misa harian jam sembilan. Sedangkan kamu?" ia menahan kalimatnya sebentar "Besok kamu sekolah. Kalau cuma ibadah di sekolah, kurang afdol"
Lia terkekeh kecil "Kenapa jadi ceramah bu?" gadis itu mendengus sebentar "Nanti sore kan masih bisa ke gereja"
Hellen hanya menggeleng terhadap jawaban putrinya "Yasudah iya. Tapi mandi. Ini sudah hampir jam sepuluh"
Lia menggumam sebentar "Tapi serius bu" ia menatap manik mata milik Ibundanya yang berwarna kecoklatan "Yang knalpotnya ngeganggu Lia tiap pagi siapa sih? Lia sebel banget sama itu orang. Kayak nggak ada kegiatan lain selain ngeganggu tetangga sama suara berisik knalpot aja. Padahal kan ini hari minggu"
Hellen terkekeh "Udaaah. Mandi sana. Anak gadis nggak baik jam segini belum mandi. Ibu yang udah tua aja cantik begini"
Lia mendelik pada Ibunya yang narsis "Terserah nona Albin aja. Bay" dengan itu, Lia beranjak menuju kamar mandi dan segera membersihkan diri.
Lia sedikit bergumam menyanyikan lagu yang belakangan ini sering didengar olehnya ketika ia mengerjakan tugas. Daftar putarnya yang itu-itu saja membuat si cantik jadi hapal betul setiap kata sampai bait dan nada yang dinyanyikan idolanya.
"I miss your tan skin, your sweet smile, so good to me so right.." ia menggenggam botol sampo yang ia gunakan seperti microphone sambil sesekali berjoget di bawah aliran air hangat yang turun perlahan dari shower.
Terdengar ketukan dari luar "Lia! Jangan buang-buang air! Nggak baik"
"Ish! Ibu" runtuk si cantik sedikit memprotes saat diganggu oleh Ibunya. Dengan segera, Lia menyelesaikan kegiatan mandi sebelum akhirnya membalut diri menggunakan handuk bersih berwarna biru muda.
Ia kemudian keluar dari tempat shower dan mendekat pada wastafel untuk menyikat gigi dan melaksanakan kegiatan skin care.
Lia memang senang merawat diri sendiri. Selain karena ia tak ingin minder karena Ibunya masih tampak cantik dengan kulit putih serta terawat di usianya yang sudah tak lagi muda, ia juga mencintai kebersihan dan kesehatan.
Tak salah kan memakan sedikit banyak waktu untuk mempercantik diri ketika ia bersiap? Lagipun keuntungannya bukan untuk orang lain.
Kulitnya akan sehat dan bercahaya dan itu merupakan keuntungan yang akan diambil oleh dirinya pula.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Innocent Girl (FreenXBecky)
Teen FictionGimana ya kalau cewek badass yang terkenal selalu bikin onar di sekolah tiba-tiba jadi bucin kalau lagi sama kita? Tingkah dia yang ada-ada aja tuh bikin hati capek dan gereget. Tapi makin sayang juga. Ahhhh! Pokoknya bad girl emang menantang dan ng...