Multimedia: Perbucinan yang haqiqi.
>--->
"Hah? Pacar?"
Lia bisa mendengar ringisan tertahan ketika ia dengan sengaja mencubit gadis di hadapannya. "Ngawur aja kamu, El" ujar Lia seraya menatap gadis itu dengan memberikan kode agar tak membuat heboh hubungan keduanya.
Meymey menatap keduanya secara bergantian "Dia bercanda kan, Lia?" dan Lia langsung mengangguki pertanyaan itu meskipun gadis yang memang benar-benar kekasihnya menatap dengan ekspresi memprotes.
Meymey meringis "Mana mungkin kan Lia pacaran sama Kierra?"
Lagi, Lia mengangguk "Maklum. El naksir aku kayaknya. Sampe ngaku-ngaku jadi pacar kayak gini" ia terkekeh saja sehingga membuat Kierra menatapnya dengan penuh tanda tanya.
Lia menarik tangan milik Kierra dan menggenggamnya di balik bantal yang sedari tadi ia peluk. Gadis itu mengusap lembut tangan Kierra yang menggenggamnya keras seolah tengah memprotes.
"Lia mau pulang. Dia sakit. Bilang aja ke kesiswaan. Gue yang anter" itu bukan nada permintaan. Itu nada perintah.
Lia meringis "Tolong ya Mey. Kayaknya aku nggak kuat kalau hari ini maksain sekolah"
Meymey melirik sobatnya dan menatap gadis itu dengan lembut "Okay. Nggak masalah. Nanti aku kasih tahu Pak Kusnadi dan Bu Dwi. Surat biar aku sama Anny aja yang ngurus. Kamu istirahat. Hari jumat sore kita kan harus berangkat buat kemah. Aku nggak mau kemah kalau kamu nggak ikut" dengan lembut, Meymey merentangkan tangan lantas membawa Lia ke dalam dekapan sehingga membuat gadis bertubuh kecil itu terkekeh karenanya.
"Hati-hati di jalan ya. Kalau gitu, aku izinin dulu ke Pak Kusnadi. Nanti, kalau suratnya udah jadi aku kesini lagi" tanpa berbasa-basi, Meymey beranjak dari sisi ranjang lantas kemudian keluar dari UKS. Meninggalkan Kierra serta Lia yang masih saling mendiamkan satu sama lain.
"Udah kuat berdiri kan lo?" Lia meringis saat ia melihat Kierra berdiri sambil melepaskan genggamannya.
Gadis itu kemudian mengenakan jaket kulit kebanggaannya lantas menyantolkan ransel yang tampak lusuh serta kosong di salah satu pundaknya.
"Eeeel" rengek Lia, kenapa dirinya merasa bersalah karena tidak mengakui hubungan keduanya terhadap Meymey yang barusan memergok mereka?
"Kalo kuat, gue tungguin di parkiran. Takutnya orang-orang tau kalo kita pacaran"
"El?" Lia mencengkram ujung jaket milik gadis itu.
Kierra melirik, ekspresinya tampak seperti seseorang yang acuh meski Lia bisa melihat ada sorot kekecewaan di sana "Kuat? Atau mau gue gendong?"
Lia menggeleng "Lia sayang sama El"
Kierra mendecak kecil, ia kemudian mengusap pucuk kepala si gadis cantik perlahan dan menyentil keningnya lembut "Kuat atau enggak, Emilia Meryl Albin?"
"Mau di gendong" ujar Lia seraya merentangkan tangan.
Kierra mendengus lantas mengulurkan tangan guna mencubit pipi tembam milik Lia "Jangan manja" ujar Kierra disaat Lia mengerang karena cubitan lembut itu.
Lia terkekeh "Eeeeeel?"
"Apa lagi sih Mi?"
Lia tersenyum sebentar "Hug" gadis itu merentangkan tangan, membuat Kierra terkekeh kecil lantas kemudian menoyor kepala si cantik lembut "Ayo pulang. Gue anter ke rumah"
"Ish! Si paling anti le minerale!"
>MY INNOCENT GIRL By Riska Pramita Tobing<
Lia mencengram ujung jaket yang dikenakan oleh Kierra ketika ia menaiki motor besar milik gadis itu. Di kepalanya, sudah bertengger sebuah helm full face berwarna putih dengan hiasan telinga kucing. Di hadapannya, motor berwarna hitam dengan knalpot bising itu sudah menunggu sedari tadi.
Lia menarik napas panjang. Ia kemudian membuka kaki lantas terduduk di kursi penumpang sebelum akhirnya menempelkan dadanya di punggung milik Kierra. Tangan lembut milik Kierra memindahkan jemari Lia yang sedari tadi mencengkramnya ke dalam saku jaket yang ia kenakan "Kalo pusing, atau mual, atau mau apa-apa, bilang ke gue" ujar gadis itu sebelum akhirnya ia menutup kaca helm lantas melaju dengan kecepatan sedang.
Ada surai hitam milik Kierra yang terbawa angin menggelitik ke lehernya yang tak tertutup kain, dan degup jantung milik Kierra bahkan seolah bersatu dengan miliknya.
Lia tak pernah menyangka kalau ia bisa jatuh hati. Apalagi pada gadis berandalan semacam ini. Niat awal Lia mendekati Kierra hanyalah untuk mendapatkan jaminan agar ia masuk ke universitas pilihannya.
Tapi, kenyataannya, gadis itu memiliki kharisma yang tak bisa ia tolak. Setiap perlakuan aneh dan tak disangka dari gadis itu mampu membuat hatinya tertarik.
Motor terhenti, Lia melirik ke atas, tepat pada lampu lalulintas yang berubah menjadi merah. Saat merasakan ada tangan lembut mengusap lututnya, jantung Lia menggila karenanya "Panas?"
Lia menarik napas panjang guna mengontrol rasa gugupnya "Enggak. Tapi takut, EL"
Kierra terkekeh sebentar, "Bentar lagi sampe" katanya sambil lalu kembali melaju setelah memastikan lampu telah berubah menjadi hijau.
Setelah membiasakan diri di atas motor besar milik Kierra yang menarik perhatian penghuni jalan, akhirnya Lia merasa bahwa tubuhnya tak lagi kaku ketika ia di ajak berbelok sekaligus oleh Kierra.
Lia bahkan sudah mulai menikmati ketika Kierra menambah kecepatan dan menyalip-nyalip setiap kendaraan di hadapan mereka.
Tak selang berapa lama, motor milik Kierra berhenti dan Lia tersenyum saat gadis itu berhenti beberapa meter dari gerbang rumah miliknya. Ia kemudian mendorong motor besarnya menggunakan kaki agar suara knalpotnya tak mengganggu pemilik rumah Lia.
Perlakuan manis Kierra nyatanya sangat mengejutkan bahkan sampai membuat hati Lia tak henti-hentinya menghangat karena itu.
Saat mereka berhenti di depan gerbang, Kierra menjulurkan tangan untuk membantu Lia yang dengan senang hati menerimanya.
"El nggak mau masuk?" ujar Lia setelah membiarkan Kierra membuka helm yang dikenakan olehnya lantas menyantolkan itu di samping bodi motor.
"Emang boleh masuk?"
Lia mengangguk "Boleh" ujarnya seraya mendorong gerbang agar itu terbuka.
"Bapak di rumah?" Lia bisa melihat ekspresi milik Kierra tampak cemas ketika gadis itu membuka helm dan bertanya demikian.
Lia menggeleng seraya tersenyum "Jam segini Bapak lagi kerja. Nanti pulang jam sembilan kalau nggak patroli"
Kierra menarik napas sebentar. Ia kemudian turun dari motor besarnya dan membuka helm "Jadi boleh masuk?" tanya Kierra memastikan sekali lagi.
Lia tergelak sedikit "Pas belum pacaran kamu nyelonong-nyelonong aja masuk ke rumah terus tiba-tiba udah di kamar. Kenapa sekarang jadi malu-malu kayak gini?"
Kierra berdiri tegap di dekat motornya. Gadis itu memasukkan jemari ke dalam saku celana SMA yang ia kenakan lantas menyunggingkan senyum kecil "Kalo temenan kan gue nggak bisa ngapa-ngapain elo. Sekarang kan kita pacaran, Mi. Kalo gue khilaf, bisa-bisa nanti elo udah di bawah gue sambil merem-melek keenakan"
"El!!!" geram Lia seraya mencubit perut si cantik yang langsung saja meringis karenanya.
"Nggak jadi nyuruh masuk nih" ancam gadis bertubuh mungil itu kemudian, membuat Kierra terkekeh karenanya.
"Yaudah. Elo masuk aja. Gue pulang"
Lia menaikkan alisnya sebelah "Beneran nggak mau masuk?"
Kierra menyunggingkan senyuman "Nanti. Kalo elo udah siap, gue masuk"
"ISH! PERGI SANA!"
"BUAHAHAHAHA"
>--->
Riska Pramita Tobing.NOTE: Dhlh. Mengiri aku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Innocent Girl (FreenXBecky)
Teen FictionGimana ya kalau cewek badass yang terkenal selalu bikin onar di sekolah tiba-tiba jadi bucin kalau lagi sama kita? Tingkah dia yang ada-ada aja tuh bikin hati capek dan gereget. Tapi makin sayang juga. Ahhhh! Pokoknya bad girl emang menantang dan ng...