MIG - Ransel Merah Muda

1.3K 82 0
                                    

Multimedia: Ransel Merah Muda.

>--->

               Lia tengah menulis agenda kegiatan OSIS yang mendatang ketika ia tiba-tiba saja dipeluk oleh seseorang yang mengeluarkan aroma manis seperti vanila.

Rambut pirangnya yang sudah tak asing membuat Lia menggelinjang ketika gadis itu hampir membuatnya kehilangan napas dengan pelukan.

"Mey, Mey. Astaga" Lia berontak, memaksa agar Meymey melepaskan pelukannya.

"Aaaaaa Liaaaaa aku kangeeeeen. Kamu kemana ajaaaa. Kenapa jarang ke ruang osiiiiis" rengek Meymey masih tak ingin melepaskan pelukannya yang hampir membunuh Lia.

Lia berontak lagi "Mey, astaga. Kamu mau bunuh aku hah?" ia marah sekarang, gadis itu mendorong kasar lengan Meymey yang memeluknya dengan erat hingga membuat pelukan gadis itu terlepas pada akhirnya.

Meymey cemberut lantas duduk di depan Lia yang tengah fokus menulis dalam buku catatannya "Kenapa sekarang jarang ke ruang OSIS?"

"Pacaran" itu bukan Lia, itu suara Kierra yang tiba-tiba muncul di luar ruang OSIS.

Seperti biasanya, gadis itu terlihat berantakan serta urakan. Ada batang permen yang keluar dari mulutnya, tapi ia terlihat berbeda karena memutuskan untuk mengikat rambutnya menjadi satu menyerupai ekor kuda.

Lia menggeleng saat melihat seragam yang dikenakan Kierra. Itu tampak kusut "Kenapa, El?" seru Lia dari dalam, ia mecoba mengabaikan gadis itu dan kembali menulis.

Terdengar langkah menderap datang menuju Lia sebelum kemudian ada lolipop di serahkan pada Lia "Lagi ngapain?" ujar Kierra.

Lia menerima sodoran lolipop itu dan memakannya tanpa berpikir. "Lagi nyusun acara buat perlombaan akhir semester. El ngapain kesini?" ujar Lia seraya melirik pada kekasihnya sebelum akhirnya ia mengerutkan kening karena lolipop yang tadi ada di dalam mulut Kierra menghilang.

"Ini punya El?" ujar Lia seraya menyentuh pipinya yang disumpal oleh lolipop. Kierra mengangguk saat ia terduduk setelah mengambil kursi milik Anny.

Lia menggaruk tengkuk karena malu, ia melirik pada Meymey yang diam-diam mengulum senyum. Untung saja hanya ada dirinya dan Meymey di ruang OSIS. Kalau sampai ada orang lain, habislah riwayatnya.

Kierra mendekat, gadis itu menempelkan pipinya di meja kerja milik Lia yang penuh dengan dokumen keorganisasian "El ngapain kesini?" ulang Lia karena merasa pertanyaannya belum di jawab.

"Mau ngajak pulang bareng. Udah mau jam 3. Nanti Bapak Brigadir marahin gue kalau elo belum balik"

Lia mengerut tidak suka saat ia mendengar Kierra menggunakan 'gue-elo' lagi ketika ia berbicara. "El ngapain kesini?" ulang Lia, meminta jawaban yang pantas dari kekasihnya yang memutar bola mata karena mengerti dengan maksud perlakuan Lia.

Kierra mendecak sebal "Nunggu Lia selesai. El nggak mau pulang kalau nggak sama Lia"

"Ehem, ehem" terdengar dehaman kecil dari balik laptop milik Meymey yang sedari tadi ditekuni olehnya. Gadis itu sedikit menggigit bibirnya seolah tengah gemas terhadap kelakuan Lia dan Kierra.

Lia mendelik pada Meymey yang langsung sembunyi dan pura-pura fokus lagi ke layar laptopnya yang menyala "El pulang duluan aja. Lia masih banyaaak banget yang dikerjain. Kalau udah selesai, Lia telepon Bapak buat jemput"

Kierra menggeleng tak setuju "Kalau El pulang nggak bareng Lia, nanti El nyasar dulu"

Lia melirik kekasihnya yang terpejam, pipi gadis itu tampak tumpah di atas dokumen menumpuk milik Lia yang sudah selesai "Nyasar kemana?"

"Nggak tau. Kan nyasar"

Lia terkekeh, ia juga bisa melihat Meymey mencoba menahan tawa meski bahunya bergetar ke atas dan ke bawah seolah menandakan kalau gadis itu tengah geli terhadap perkataan Kierra.

"El mau nunggu? Lia masih lama" tanpa bisa menahan, Lia mengusap pipi milik kekasihnya yang terlihat menggemaskan.

Kierra mengangguk "Bangunin aja kalau udah selesai"




>MY INNOCENT GIRL By Riska Pramita Tobing<




               Sudah pukul setengah empat sore sekarang, dan tumpukan dokumen di hadapan Lia belum berkurang sedikitpun. Ada surat pemberitahuan orangtua yang belum ia kerjakan, belum lagi surat-surat pemberitahuan untuk siswa dan yang lain sebagainya.

Meymey sudah pulang beberapa menit yang lalu. Gadis itu memutuskan untuk melanjutkan tugasnya di rumah, sementara Lia masih berkutik dengan laptop yang sedari tadi ia tekuni.

Tak jauh darinya, ada Kierra yang tengah terlelap. Ketika terlelap, gadis itu terlihat begitu menggemaskan dan Lia menjadi enggan mengganggunya sehingga ia memutuskan untuk mengerjakan sisa tugasnya hari ini juga.

Lia merenggangkan otot-ototnya yang pegal karena sedari tadi ia membungkuk untuk melihat laptop, ia kemudian merenggangkan lehernya sebelum ia tiba-tiba merasakan usapan lembut di pahanya.

Tangan Kierra yang sedari tadi terletak di atas meja, kini turun ke atas pahanya dan mengusap itu secara perlahan "Lia.." bisik Kierra ketika bulu matanya yang panjang dan lentik bergetar saat ia mencoba membuka mata.

"Pegel?" ujar Lia saat gadis itu mengulurkan tangan guna mengusap pucuk kepala milik si gadis gigi kelinci.

Kierra mengangkat kepalanya. Gadis itu tampak masih mengantuk. Ia kemudian menggeleng "Lia belum selesai?"

Lia mengangguk, tapi gadis itu menutup laptop di hadapannya lantas berdiri "Dilanjut di rumah aja. Kayaknya El ngantuk"

Kierra mengerjap beberapa saat "Lia pulang ke rumah EL?" Lia mengangguk "Lia kan ada tugas bikin kerajinan sama El. Bahannya kita cari sekarang atau nanti malem?"

Kierra mengerjap kembali "Kerajinan apa sayang?"

Lia menghentikan gerakannya yang sedang membereskan dokumen, dengan senyuman kecil, Lia mengacak rambut milik Kierra karena gemas "Tadi nggak dengerin Pak Galih? Dia nyuruh bikin karya seni dari tanah liat"

Masih dengan tampang mengantuk, Kierra membawa tas yang hampir di selendangkan di pundak milik Lia "Dikumpulin minggu depan?" ujar Kierra setelah ia berdiri dengan ransel berwarna pink yang menggemaskan di pundaknya.

Lia terkekeh saat melihat itu "Iya" jawab Lia seraya menunjuk ransel miliknya yang digendong oleh Kierra "El nggak malu pakai ransel warna merah muda?"

Kierra mendesah. "Mana ada cantolan kelincinya pula" ujar gadis itu seraya menggoyangkan gantungan boneka kecil yang menghiasi resleting ransel milik Lia.

Lia terkekeh seraya menggandeng lengan Kierra "Gemessss" ujarnya seraya mencubit pipi milik Kierra.

Melihat Kierra yang begitu pengertian terhadapnya membuat semua pemikiran buruk yang sempat hinggap di kepala Lia hilang seketika.

Gadis itu tak main-main dengan sebuah hubungan. Meski ia diincar oleh banyaknya gadis, Lia tak pernah melihat Kierra ganjen terhadap sembarangan orang.

Meski benar Lia tak selalu bersama dengan Kierra, tapi ia percaya pada gadis yang berada di dalam genggamannya ini.

Kierra berhenti tepat di depan motornya, gadis itu kemudian memakaikan helm pada Lia yang menurut saja "Eskrim?" tanya Kierra pada gadisnya yang langsung mengangguk.

"Tugasnya kan masih lama. Malam ini kita cari bahan-bahannya aja. Nanti kalau malam minggu, Lia nginep di rumah El, terus kita ngerjainnya pas hari minggu"

Lia mengangguk, membuat telinga kucing yang masih menempel di helm milik Kierra bergoyang karena pergerakannya. "Okay" balas Lia yang langsung membuat Kierra terkekeh ketika ia menaiki punggung kendaraannya yang besar.

Satu hal yang disadari oleh Lia ketika gadis itu mengutamakan Lia daripada dirinya sendiri adalah betapa besarnya rasa cinta gadis itu terhadap dirinya, dan Lia merasa begitu beruntung karenanya.

>--->
Riska Pramita Tobing.

Kalian pasti nanya. Thor, kok belum ada problem? Iya. Tunggu ya hehe 🙃

#tertawa jahat.

My Innocent Girl (FreenXBecky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang