MIG - El, please

1.4K 89 1
                                    

Multimedia: Si paling El.

>--->

               "Jadi beneran nggak mau?"

"Eh?" Lia tersentak saat Kiera menarik tangannya yang tadi sempat menjewer si gadis bengal. Gadis itu tak lagi bicara saat ia beranjak meninggalkan Lia yang masih menatap ketika Kierra mengenakan helm lantas melaju menggunakan motor besarnya yang berisik.

Lia termangu saat ia mencium aroma asap yang keluar dari knalpot bising milik Kierra. Gadis itu tak tahu harus bagaimana sekarang.

Apa ia baru saja menyakiti Kierra? Apa ucapannya barusan di anggap serius oleh gadis bergigi kelinci itu?

Lia menggigit bibir bawahnya secara tidak sadar, ia kemudian melirik pada Pak Bambang yang menutup gerbang lagi "Kierra sampe jam berapa, Pak?" ujar Lia setelah ia mengendalikan diri sendiri.

Pak Bambang melirik setelah mengunci dan menggembok gerbang "Setengah delapan Non. Telat tiga puluh menit"

Lia mengangguk lantas memutar langkah kaki "Besok-besok jangan kasih masuk ya Pak. Biar jera" dengan itu, Lia melangkah menjauh.

Isi kepalanya masih berdebat dengan kejadian barusan.

Apa dirinya sudah benar-benar berubah menjadi keterlaluan karena mengatakan hal sekejam itu pada Kierra?

Tapi.. Kenapa Lia justru berpikir kalau gadis itu tidak berhak mendapatkan penolakan? Bukannya ia tidak menyukai Kierra?

Tujuan Lia mendekati Kierra kan hanya untuk menaikkan nilai gadis badung itu agar ia bisa mendapat jaminan masuk ke universitas dan bukannya karena ia benar-benar menyukai gadis itu. Iya kan?

"Lia!!!" Lia tersentak saat ia mendengar suara berat memanggilnya di kejauhan. Gadis itu melirik untuk melihat seorang lelaki berandalan tengah melambai padanya.

"Davin?" ujar Lia dengan heran sambil lalu berlari kecil guna menghampiri si lelaki di ujung bangunan yang berdekatan dengan gudang penyimpanan.

"Kenapa Dav?" ujar Lia setelah mereka berhadapan.

Davin menorehkan senyum sebentar "Lihat Kierra nggak?"

Lia mengangkat bahu "Tadi dia pergi lagi. Nggak jadi masuk sekolah" jawab Lia seadanya.

Davin tampak gelisah seketika setelah mendapatkan informasi itu "Aduuuh" serunya dengan nada khawatir dan sedikit ketakutan.

Lia mengerutkan kening "Kenapa sih?"

Davin menggigit bibir bawahnya gemas. Lelaki itu kemudian merogoh celana sekolahnya yang kebesaran lantas mengeluarkan ponsel dari sana.

Jemari lentik nan panjang milik Davin bergerak cepat di layar ponsel yang datar "Liat" katanya seraya menyerahkan itu pada Lia.

Meski Lia mengerutkan kening karena tidak mengerti, gadis itu tetap saja menerima ponsel dari Davin dan melihat layarnya yang sedikit gelap.

>-<

Bruiser ☠️

Bu Ketu: Jagain Lia.

Davin: Mau kemana lo? Biasanya kan elo yang jagain Lia?

Bu Ketu: Nggak lagi. Gue berangat dulu. Ada balap jam 10 nanti.

Alvin: Maen balap aja dia

Davin: Kemana woi?

Kelvin: Bu ketu galau kah?

Alvin: Kok dia berani ngomong gitu sama Bu ketu?

My Innocent Girl (FreenXBecky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang