Multimedia: Shanny Zellena Elyza.
>--->"Yaudah kalau elo gak mau. Gue ambil lagi permennya"
Lia terperanjat kaget saat Kierra tiba-tiba saja mengambil tangkai lolipop yang sudah ia masukkan ke dalam mulut. Gadis itu tidak segan memasukkan bekas lolipopnya pada mulutnya sendiri sebelum akhirnya ia melangkah menjauh setelah memberikan satu kedipan nakal pada dirinya.
Lia masih mematung.
Perlakuan gadis berandalan itu memang tak pernah bisa ia tebak. Tapi dari semua tingkah lakunya yang random, menggoda Lia di depan ruang OSIS adalah satu-satunya yang tak diharapkan oleh dirinya.
Lia menepuk pipinya yang terasa panas. Ia kemudian menarik napas panjang dan meremas pergelangan tangannya yang basah karena gugup.
Ayolah Lia! Kamu nggak mungkin jatuh hati sama perempuan badung seperti Kierra kan? No! Nggak mungkin!
Dengan tekad yang keras di dalam diri, Lia membalik badan lantas kembali masuk ke dalam ruang OSIS dimana ada beberapa orang yang tengah mengulum senyum pada dirinya termasuk Meymey, gadis yang sudah memberitahukan kepada Lia bahwa Kierra mengaku-ngaku sebagai pacarnya.
"Apa?" ujar Lia pada semua orang yang tengah mengulum senyum terhadap dirinya.
"Ehem! Peje" suara perempuan yang sedikit berat terdengar dari arah meja paling pojok. Gadis itu bersembunyi di balik tumpukan dokumen, namun Lia tahu betul siapa yang menggodanya.
"Shanny Zellena Elyza" ujar Lia menyebut nama lengkap bendahara terbaru di ruangan ini, membuat gadis cantik yang masih bersembunyi di balik dokumen yang menumpuk itu terkekeh dari arah buku tebal bertuliskan Rekapan Kas OSIS.
Shanny Zellena Elyza atau yang kerap dipanggil Anny itu membuka buku besar yang menghalangi wajah manisnya, gadis bertubuh kecil yang baru saja direkrut menjadi bendahara OSIS itu terkekeh seraya mengacungkan jari membentuk hurup V ketika Lia memasang wajah murka pada dirinya.
"Pake ciuman secara nggak langung segala pun" kalau itu komentar Meymey yang langsung dihadiahi pukulan keras di bagian punggung oleh Lia.
"Tapi serius. Sejak kapan Kak Lia pacaran sama Kak Kierra?" Lia melirik pada Anny. Gadis itu baru saja memasuki bulan ke tiga di sekolah, ia yang paling muda di antara banyaknya teman-teman yang bergabung di OSIS.
Adalah Kakaknya --Anna, yang membuat gadis itu bisa masuk organisasi siswa dengan mudah. Anna yang sudah menjabat sebagai bendahara OSIS sejak kelas satu menurunkan jabatan untuk adiknya yang hanya berbeda dua tahun darinya.
Melihat bagaimana Anna begitu cakap dalam mengelola uang dengan baik membuat Lia memberanikan diri untuk percaya kepada keputusan Anna yang menunjuk Anny untuk menggantikannya.
Meskipun sekarang Anny masih dalam masa percobaan, Lia sudah bisa melihat kalau bocah kecil itu sudah dapat mengimbangi perekapan uang kas OSIS.
Lia mendekat pada Anny dan menunjuk buku rekapan kas berukuran besar di tangannya "Sudah selesai rekapan?"
Anny mengangguk meskipun Lia bisa melihat masih ada tulisan yang belum rampung "Istirahat pertama udah harus selesai" ujar Lia saat ia melirik jam yang melingkar cantik di lengan kirinya.
"Aku harus laporan setelah jam istirahat" lanjut gadis itu membuat Anny langsung panik dan menulis dengan cepat ketika Lia meninggalkan gadis itu di pojokan dengan catatan seabrek-abrek.
Lia merangsek ke balik meja miliknya. Ia kemudian menarik napas panjang sambil mengulum senyum. Ia tak mengerti dengan apa maksud serta tujuan Kierra melakukan hal seperti tadi, tapi ia harus tetap berhati-hati akan gadis berandalan itu.
Isi kepala Kierra tidak mudah tertebak. Dan Lia tidak ingin terjebak.
>MY INNOCENT GIRL By Riska Pramita Tobing<
Suasana kantin yang tak pernah sepi membuat Lia menghela napas ketika ia harus berjajar rapi di antara deretan manusia yang ingin membeli jajanan.
Lia memiliki banyak jajanan paforit. Salah satunya adalah mendoan Bi Inah ini. Sialnya, bukan hanya Lia yang menggemari mendoan Bi Inah karena ia sudah pegal menunggu selama sepuluh menit di deretan yang panjang ini.
Lia melirik cepat saat seseorang menepuk pundaknya lembut "Ngapain?" ujar seseorang yang belakan ini sudah tak asing bagi dirinya.
Lia mendecak sebentar "Buang air besar" jawab Lia sarkastik "Nggak bisa lihat kalau aku lagi ngantri buat beli mendoan?"
"Duduk aja. Biar gue yang beliin" ujar gadis itu sambil lalu mendorong bahu Lia sehingga gadis itu terjatuh di atas kursi kosong.
Lia mengulum senyum saat ia melihat gadis itu menerobos ke antrian pertama. Tidak ada yang memprotes dirinya ketika ia menyebutkan pesanan pada Bi Inah yang langsung menyediakannya.
Tak membutuhkan waktu lama, gadis bergigi kelinci itu keluar dengan dua piring mendoan, nasi hangat dan sambal serta telur goreng.
Lia mengerutkan kening "Kenapa beli dua?" protes gadis itu saat ia melihat Kierra duduk di hadapannya setelah lebih dulu menyerahkan piring untuk dirinya.
"Lo kira gue nggak laper apa?" ujar si gadis badung seraya memotong-motong mendoan serta telur dadar yang ada di atas piring Lia.
"Ngapain makan di sini? Biasanya kamu nggak keliatan kalau lagi istirahat makan siang"
Kierra mengangguk sebentar di antara gerakan tangannya yang cepat "Lagi pengen deketin lo. Makanya gue ke sini"
"Kamu ini. Nggak di kelas, nggak di kantin. Kerjaannya bercanda terus" timpal Lia seraya mulai mengunyah makan siangnya secara perlahan.
Kierra berdiri dan beranjak dari hadapan Lia untuk mengambil dua botol minuman. Gadis itu juga membukakan tutup minumannya untuk Lia, membuat sesuatu di dalam diri Lia menghangat karenanya.
"Mi?"
"Hmm?" gumam Lia tanpa ingin melepaskan fokus dari makan siangnya.
"Gue suka sama lo"
Gerakan Lia terhenti sebentar sebelum ia mengangkat pandangan pada gadis di hadapannya. Ia menggeleng sedikit "Makan yang bener. Jangan bercanda pas makan. Kalau keselek bahaya" jawab Lia sambil menunjuk isi piring milik Kierra yang masih penuh dengan sendoknya.
Lia kembali fokus pada hidangan sederhana yang ada di hadapannya, ia mengunyah itu dengan tenang tanpa memikirkan perkataan Kierra yang menurutnya tak masuk akal.
"Emang gak bisa ya?'
Lia mengangkat lagi pandangannya pada si gadis berandalan. "Apa lagi?" jawabnya dengan pipi yang menggembung satu.
"Gue suka sama lo" ulang gadis itu dengan khidmat dan pandangan lurus yang terfokus hanya pada Lia seorang.
Lia tidak tahu apa yang sedang direncanakan Kierra padanya. Tapi pandangan mata gadis cantik itu terlihat seperti tengah bersungguh-sungguh.
Ada perasaan senang di dalam diri Lia ketika ia mendengar Kierra berkata seperti itu terhadap dirinya. Karena jika saja boleh jujur, Lia juga memiliki perasaan seperti itu pada dirinya.
Tapi Lia tahu kalau gadis itu bisa saja bermain-main dengan perkataannya. Dan Lia tidak ingin berharap besar terhadap perkataan gadis itu yang bisa saja menipu.
Lia menarik napas dan menenggak air mineral dari dalam botol secara perlahan "Istirahat makan siang cuma sebentar, El. Ayo makan. Tadi katanya lapar"
Kierra menggeleng sebelum akhirnya ia menggenggam jemari lentik milik Lia "Beneran nggak bisa, Mi?" ada sorot mata memohon di iris mata berwarna kecoklatan milik Kierra ketika ia bertanya demikian, membuat hati Lia ngilu seketika.
Lia menarik napas panjang. Ia tidak ingin mudah didapatkan dan ia juga tidak ingin mudah percaya pada apapun yang diucapkan Kierra kepadanya.
"Makan. Dua puluh menit lagi kita masuk kelas"
>--->
Riska Pramita Tobing.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Innocent Girl (FreenXBecky)
Teen FictionGimana ya kalau cewek badass yang terkenal selalu bikin onar di sekolah tiba-tiba jadi bucin kalau lagi sama kita? Tingkah dia yang ada-ada aja tuh bikin hati capek dan gereget. Tapi makin sayang juga. Ahhhh! Pokoknya bad girl emang menantang dan ng...