Multimedia: Hellen Rayya Albin.
>--->
"Sudah terlanjur" gadis itu beranjak pergi dari hadapan Kierra, meninggalkan si gadis bergigi kelinci sendirian di lorong perpustakaan.
Gadis yang di tinggalkan meruntuk keras, mengamuk pada keadaan yang tak bisa ia rubah. Ada sesuatu di dalam diri Kierra ketika ia melihat gadis berwajah imut itu menampakkan raut kecewa. Ia tak menyukai pemandangan itu.
"Sial!" umpat gadis itu seraya menghentakkan kaki dengan keras di atas keramik berwarna putih yang menutupi seluruh lorong sekolah.
Dengan langkah yang terburu-buru, Kierra menyusul langkah Lia yang sudah tak lagi terlihat. Akalnya meruntuk terhadap semua perasaan aneh yang mengganjal di hatinya.
Kenapa Kierra merasa bahwa dirinya bertanggungjawab atas perasaan gadis cantik bertubuh mungil itu?
Kenapa ada rasa bersalah tiap kali ia melihat Lia menampakkan raut selain ceria?
Kierra mendecak lantas menghentikan langkahnya ketika sesuatu menampar alam bawah sadarnya.
Kenapa pula dirinya menjadi seperti ini? Seharusnya ia tidak terbawa perasaan untuk bisa memanfaatkan Lia agar ia bisa aman dari segala macam patroli kepolisian.
Kierra menggigit bibirnya sebentar. Ia harus ingat tujuan pertamanya setelah mendapati kalau Lia adalah anak dari BRIGJEN Danu Faliza Albin.
Kierra menarik napas panjang. Ia harusnya mengatur strategi agar Lia bisa berada di dalam kuasanya.
Gadis itu kemudian memutar langkah dan mengganti tujuan ke belakang kantin sekolah, tempat dimana ia biasanya berkumpul dengan sahabat-sahabatnya yang lain.
"Eh, Bu ketu. Abis nyasar dari mana jam segini baru ke markas?" sapa Davin ketika Kierra sampai di pojok kantin yang tersembunyi.
Lelaki yang tengah menggenggam satu buah donat di tangannya menyerahkan satu batangan kanker pada Kierra yang menolak itu.
Ekspresi Davin langsung berubah keruh seketika "Tumben nggak mau nyebat? Kenapa?"
Kierra mendelik sebentar saat ia menarik kakinya ke atas meja "Jangan rokok yang ini. Bosen gue. Rasanya udah nggak enak sekarang"
Davin terkekeh "Gue kira elo tobat" lelaki itu kini beranjak guna mencari rokok lain untuk si gadis.
Tak lama dari itu, si lelaki kembali dengan batangan kanker merk lain yang lebih mahal daripada tadi. Gadis itu mendecak sebentar lantas menerimanya.
"Alvin sama Kelvin pada kemana? Tumben nggak ada" ujar si cantik setelah ia menyalakan rokoknya.
Davin mengangkat bahu sebentar "Lagi duet berak kali" jawab lelaki itu asal-asalan.
Kierra menggeleng pada tingkah absurd lelaki yang tengah fokus pada donatnya. "Elo tumben nggak ada daftar balap buat nanti malem?"
Davin merogoh sakunya lantas mengeluarkan selembar lima puluh ribu dari sana "Lagi bokek gue" balasnya sambil lalu memasukkan kembali selembar uang berwarna biru itu.
Kierra menghisap batangan kankernya panjang-panjang sampai itu memenuhi paru-parunya. Ia kemudian menghembuskan asap secara perlahan dari bibirnya yang tipis "Gue belum tau bakal aman atau enggak sih buat balapan malam minggu nanti" gadis itu sedikit bergumam selagi memutarkan rokok di tangan. "Gue belum dapet informasi dari si culun"
Davin mengangguk "Elo kurang jago tuh deketinnya. Masa cewek begituan aja gabisa. Giliran yang seksi-seksi aja lo jago banget dapetinnya. Apalah daya gue yang punya titit ini malah kalah sama elo yang maen pake jari"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Innocent Girl (FreenXBecky)
Fiksi RemajaGimana ya kalau cewek badass yang terkenal selalu bikin onar di sekolah tiba-tiba jadi bucin kalau lagi sama kita? Tingkah dia yang ada-ada aja tuh bikin hati capek dan gereget. Tapi makin sayang juga. Ahhhh! Pokoknya bad girl emang menantang dan ng...