MIG - Ibu Negara

1.5K 108 5
                                    

Multimedia: Emilia Meryl Albin.
>--->

               "Jadi, kita pacaran sekarang"

Kierra menyerengeh kecil "Nanti, pulang sekolah sama gue" ujar gadis itu seraya melepaskan kukungan di dinding sehingga membuat Lia mengangkat punggungnya dari sana.

Lia menggeleng lantas mengikuti langkah Kierra yang tengah berjalan gontai menuju lorong ke kelas mereka "Nggak mau. Motor kamu serem dan berisik"

Kierra terkekeh, ia menghentikan langkahnya sebentar dan kemudian melilitkan lengan pada pundak Lia yang tersentak untuk beberapa saat "Tenang sayang, selama elo sama gue, elo dijamin nggak bakal lecet" dengan nakal, Kierra mengecup pipi milik Lia sebelum akhirnya berlari meninggalkan Lia di lorong yang kosong.

Gadis itu terbahak saat ia melirik ke belakang untuk menemukan wajah Lia yang memerah serta tengah memegang pipinya sendiri.

Tak disanka-sangka sebelumnya, mendapatkan Lia ternyata cukup menyenangkan serta menantang di satu waktu yang bersamaan.

Gadis itu seperti lotere yang sulit untuk dikeluarkan dan ketika itu keluar siapapun yang memenangkannya akan merasa berkuasa karenanya.

Kierra menyunggingkan senyum saat ia membuka pintu kelas lebar-lebar, di dalamnya ada siswa serta siswi yang menatap pada biang kerok kelas itu sesaat "Apa liat-liat? Gue tau kok gue ganteng" ujar Kierra percaya diri.

Salah satu dari banyaknya siswa tersenyum "Jangan geer lo. Kita lihatin ibu ketos tuh"

Kierra melirik ke belakang, tepatnya pada gadis cantik bertubuh mungil yang sedang membenarkan kuciran di rambutnya yang sedari tadi ia gerai.

Gadis itu terlihat lebih imut dengan lehernya yang tampak jenjang "Hai Dit" sapa si cantik pada lelaki bertubuh tambun yang mendekatinya "Nanti pulang sekolah bu ketu free nggak? Mau ngajak makan bareng" ujar si lelaki tambun yang langsung menarik perhatian Kierra.

Gadis itu berdiri santai dengan tangan terlipat di dada, menghadap tepat pada gadis cantik bertubuh mungil yang menatap padanya.

Gadis itu mengangkat alis sebentar "Nggak bisa deh Dit. Hari ini aku ada acara sepulang sekolah. Lain kali aja yaa"

Tanpa sadar, Kierra menyunggingkan senyum kemenangan ketika gadis itu menolak si lelaki gembul untuk dirinya.

Gadis bergigi kelinci itu melangkah menjauh lantas terduduk di paling pojok dan menempelkan lagi pipinya di atas meja.

Saat Lia terduduk di sisinya, gadis itu menarik telinga milik si gadis cantik bergigi kelinci sehingga membuat gadis itu terbangun dari posisinya "Apa?"

"Jangan tidur terus. Dengerin" sergah Lia dengan tampang memprotes.

Kierra menguap tanda bosan "Ngantuk" jawabnya.

Lia mendesah kecil "Kan tadi udah tidur. Sekarang giliran belajar"

"Mi, mending tidur da. Sumpah. Gue ngantuk banget soalnya"

Lia mendecak sebal "Nurut sama pacar" ancam Lia, membuat Kierra menyunggingkan senyum sekarang.

"Pelajaran apa sekarang?"

"Bahasa Indonesia"

Kierra menguap "Udah pinter gue bahasa Indonesia. Nih. Nomong aja pake bahasa Indonesia kan?"

"Astaga" gadis bertubuh mungil di hadapan Kierra mendesah frustasi. Ia kemudian mengusap wajahnya menggunakan telapak tangan untuk menyabarkan diri "Nurut, El. Aku nggak mau punya pacar bengal"

"Kalau gue tetep bengal?"

"Aku jewer"

"Aw! Main kasar terus. Nggak mau main lembut kah? Gue jago kalau main lembut. Mau coba?"

Lia mengacungkan tinju "Jangan ngawur kamu!"

"Punya pacar galak amat. Tapi kalau di atas kasur kayaknya gue yang lebih galak" goda Kierra, lagi.

"El?!!!"


>MY INNOCENT GIRL By Riska Pramita Tobing<


               Satu potong kue yang dijejalkan Lia ke dalam mulut Kierra ketika mereka memutuskan untuk pergi ke markas si gadis gigi kelinci membuat Alvin terbahak di ujung ruangan.

Lelaki culun dengan pipi menggemaskan namun tetap maskulin itu tadi menawari Kierra batangan kanker. Tapi gadis bertubuh mungil yang ia bawa ke kantin tidak menyetujui itu dan menjejalkan satu buah roti pada Kierra yang pasrah karenanya.

"Buahahahahaha.. Kalau Davin sampe liat ini dia pasti bully elo" lelaki itu masih terbahak di ujung kantin dengan batangan kanker yang terselip di tangannya.

Lia mendekat pada lelaki itu sambil kemudian merebut batangan kanker dari tangannya yang lalu di buang begitu saja "Bau. Selama aku di sini nggak ada yang boleh ngerokok" ujar Lia memberikan titahan.

Kierra yang sedang berusaha mengunyah kue yang ada di mulutnya menyunggingkan senyum kecil "Mahu mahan aha ?" ujarnya sedikit kesulitan bicara dengan sisa kue yang masih besar di mulutnya.

"Mau pulang aja bisa nggak? Ibu biasanya masak buat makan malam. Nggak enak kalau makan dulu di luar" jawab Lia setelah gadis itu terduduk di samping Kierra yang kemudian mengalungkan lengannya pada pundak si cantik.

Kierra merebahkan kepalanya di pundak si cantik "Minimal jajan. Kalo pulang sama gue, elo nggak boleh bawa perut kosong ke rumah. Nanti gue dikira pacar yang nggak ngemodalin" Kierra bisa mendengar Lia terkekeh sebentar.

"Kapan deh kalian pacaran? Heran gue. Tiba-tiba udah bawa cewek aja lo" suara Alvin terdengar memprotes dari arah belakang.

Lelaki itu kini mendekat padanya lantas kemudian menyerahkan satu piring gorengan pada Kierra yang langsung mengambilnya satu "Gue kalau mau cewek tinggal ngedip doang dua kali. Langsung dapet. Ya kan?" goda Kierra pada Lia yang langsung saja memutar bola mata karena sebal.

Alvin menyeruput jus jeruk di atas meja milik Kierra. Lelaki itu kemudian menunjuk Lia dengan menggunakan jarinya yang terlihat menggemaskan "Kenapa elo mau jadi pacarnya Bu ketu?"

Lia menggidig dan mengangkat bahu "Nggak ada alasan. Emangnya kenapa kalau aku pacaran sama El?"

"El?" ulang seseorang dari arah lain. Lelaki berperawakan kekar dengan anting menghiasi telinga kirinya dan rambut acak-acakan itu menarik perhatian Kierra sehingga ia mengangkat kepala dari pundak milik kekasihnya.

"Gatau kenapa tapi kalo elo manggil gue pake El kesannya gue maco banget njir" gumam Kierra pada Lia yang menyunggingkan senyum kecil.

"Davin" ujar si lelaki bertubuh kekar pada Lia seraya menyerahkan tangan yang ditepis secara cepat oleh Kierra "Cewek aing! Jangan sembarangan di pegang! Nanti tangan dia kotor"

"Anjing!" umpat si lelaki seraya terduduk di samping Alvin dan menyomot satu gorengan dari piring.

Lelaki yang baru datang itu kemudian menyerahkan satu bungkus batangan kanker ke tengah-tengah meja "Tumben nggak nyebat?"

Kierra mendorong itu menjauh "Ada Ibu negara" jawab gadis bergigi kelinci itu setelah lebih dulu menunjuk gadis bertubuh kecil di sampingnya.

Alis milik Davin terangkat sebelum kemudian kening lelaki itu mengkerut dalam "Bah!" ujar si lelaki tidak percaya "Udah ada Ibu negara baru, Bos? Yang kemaren mana?"

Kierra membelalakkan mata, berbarengan dengan Lia. Mereka menatap satu sama lain menanggapi ucapan Davin. "Oh? Gitu kelakuan kamu, hmm?!"

"Anjiiiiiiing" Kierra meringis saat telinganya di tarik oleh Lia membuat dua lelaki yang tengah menyaksikan di hadapannya tertawa puas karena itu.

>--->
Riska Pramita Tobing.

My Innocent Girl (FreenXBecky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang