MIG - Calon Pacar

1.4K 96 4
                                    

Multimedia: Calon pacarnya El.

>--->

               "Elo mau jadi pacar gue?"

               Kierra dapat melihat ekepresi tidak percaya begitu tercetak jelas di wajah Lia yang sedari tadi mendekapnya. Gadis cantik bertubuh mungil itu menatap Kierra dengan pandangan tak percaya seolah dirinya adalah hantu yang bisa dilihat jelas oleh kedua matanya.

Lia mengerjap berkali-kali, tapi gadis itu belum juga memberikan jawaban hingga membuat Kierra tersenyum kecut terhadap kenyataan.

Dengan pedih hati, Kierra melepaskan diri dari pelukan Lia lantas berdiri.

Kierra menarik napas panjang ketika ia masih tak menemukan jawaban dari Lia yang menatap dirinya dari atas tempat tidur. Ia kemudian mengambil celana jeans yang ditaruhnya sembarangan lantas kemudian mengenakannya kembali.

Kierra tak menyangka kalau dirinya bisa jatuh hati. Apalagi pada gadis seperti Lia yang baru saja datang ke kehidupannya. Ia mendecak sebal pada hatinya yang cepat jatuh pada pesona yang dimiliki oleh Lia. Harusnya ia memang tak pernah bertemu dengan Lia.

Kalau saja malam itu Kierra tak menemukan Lia ketika gadis itu dipojokkan di sebuah jalan yang sepi lantas menyelamatkannya, Kierra tak mungkin begitu khawatir dan penasaran terhadap gadis di hadapannya.

Setelah memastikan kancing celana serta resletingnya terpasang dengan baik, Kierra mengenakan jaketnya "Tidur. Udah malem" ujar Kierra menarik perhatian Lia sampai membuat gadis itu terduduk di atas kasurnya.

Gadis itu menatap Kierra yang sudah bersiap dan berdiri guna menyesuaikan tinggi mereka berdua "Gue pulang dulu"

Lia menggeleng sebentar, tangan gadis itu kemudian terulur guna menarik jaket kulit yang dikenakan si gadis bergigi kelinci.

Dengan heran, Kierra melirik ke bawah, tepat pada tangan Lia yang mencengkram ujung jaketnya seolah tak membiarkan ia pergi.

Tapi, bukannya menurut, Kierra justru melepas cengkraman itu dan mengacak pucuk kepala milik Lia "Gue nggak akan tanya kayak gitu lagi ke elo. Tapi bukan berarti gue nggak bener-bener sama omongan gue tadi" Kierra tersenyum sebentar "Gue pulang ya, Bu ketos" Kierra menarik belakang leher Lia dan mengecup kening gadis itu lantas kemudian memisahkan diri dengan disertai senyuman penuh makna yang bahkan tak bisa diartikan oleh Lia sendiri.

Lia menggigit bibirnya sebentar "El" ujar Lia saat Kierra hampir membuka pintu sehingga membuat Kierra menggugurkan niat dan melirik pada gadis cantik itu lagi.

"Tidur. Udah malem. Besok sekolah. Gue juga harus pulang"

Bukannya menuruti perkataan si gadis bergigi kelinci, Lia justru mendekat dan memeluk tubuh tinggi milik Kierra dan mengusap tubuhnya dengan lembut "Tidur di sini. Udah malem. Aku bangunin besok supaya nggak terlambat"

Kierra menegang sebentar saat ia merasakan sesuatu yang kenyal, basah dan hangat menempel di lehernya. Lia baru saja menciumnya.

Tak dapat disangka, Ada perasaan haru serta gembira ketika Lia membawanya ke dalam dekapan dan bukan membiarkannya pergi begitu saja.

Kierra tersenyum. Meski memang Lia belum mengatakan bahwa gadis itu bersedia diikat menjadi kekasihnya, Kierra tetap membawa Lia ke dalam pelukan yang hangat "Yaudah. Ayo tidur"




>MY INNOCENT GIRL By Riska Pramita Tobing<




               Kierra mengerang kesal saat seseorang mengganggu tidurnya yang begitu nikmat. Suara berisik dari seseorang yang sedari tadi menggoyang bahunya membuat Kierra membuka mata dengan terpaksa "Bangun El. Ayo pulang. Kamu harus sekolah"

Kierra mengerjap beberapa saat, ia melirik ke luar jendela, masih gelap, pikir gadis itu kemudian. Ia melirik lagi ke arah lain, ada Lia yang sudah mengenakan seragam batik yang rapi, gadis itu bahkan menguarkan aroma segar dan manis dari tubuhnya yang sudah dibalut cantik oleh seragam.

Kierra bergerak sedikit, ia kemudian merenggangkan otot-ototnya yang pegal "Jam berapa?"

"Hampir jam enam" jawab Lia tergesa.

Kierra menutup wajahnya dengan bantal "Bangunin gue jam tujuh" katanya yang langsung dihadiahi tamparan di bokong.

"Jam tujuh sekolah udah mulai, El! Ayo bangun! Kamu harus pulang dan siap-siap"

Kierra mendecak sebal. Ini terlalu pagi untuk mendengarkan segala macam ocehan si gadis cantik.

Gadis bergigi kelinci itu kemudian bangun dari kasur dan mengucek matanya yang masih mengantuk. "Hari apa sekarang?"

"Rabu"

Kierra menguap "Bagian pelajaran olahraga kan? Kok elo pake batik?"

Lia mengerjap, ia melirik pakaiannya sebentar "Aku bawa baju olahraga. Ayo pulaaaang. Ini udah siang"

Kierra menurut meski ia masih mengantuk dan ingin mengencani kasur Lia yang nyaman. Gadis itu kemudian berdiri dan merenggangkan tangannya "Nggak mau morning kiss dulu?"

Lia bergidig sebentar "Pulang! Udah siang! Awas aja kalo sampe telat ke sekolah. Aku jewer kamu"

Kierra mendecak sebal seraya mengenakan celana jeansnya "Belum jadi pacar aja udah kekerasan dalam rumah tangga. Apalagi udah jadi istri nanti? Habis gue"

"El. Udah siang. Pulang"

Lagi, Kierra mendecak "Iya. gue pulang. See you soon, calon pacar"

>>

               Kierra bisa melihat gerbang sekolah sudah ditutup, tapi gadis itu berdiam di hadapan gerbang dan memasukkan tangan ke dalam saku celana ketika melihat Pak Bambang selaku satpam penjaga gerbang menatap padanya dengan garang "Telat lagi?" ujar lelaki bertubuh besar itu.

Kierra memberikan cengiran "Iya. Bukain Pak" jawabnya santai.

"Udah telat ke berapa kali dalam bulan ini?"

Kierra mengacungkan kelima jemarinya "Sepuluh deh kayaknya" jawab gadis itu ngawur yang langsung membuat Pak Banbang menggeleng pusing dengan tingkahnya.

"Masuk tapi push up dulu 50" katanya seraya membukakan gerbang.

"Caelah Pak. Telat 30 menit doang. Gue abis berak tadi"

Pak Bambang tertawa sebentar "Push up dulu. Ntar boleh masuk"

Meski malas, Kierra langsung saja menuruti si lelaki "Pak serius Pak? Lima puluh banget ini?" meski kini Kierra tengah melakukan push up, ia tetap saja memprotes pada lelaki yang tengah memperlihatkannya.

"Seratus aja Pak biar kapok"

Kierra terduduk cepat saat mendengar suara familiar menghampiri dirinya. Lia tengah menatap dengan garang terhadap Kierra yang justru terkekeh karenanya.

Gadis cantik itu mendekat dan menarik daun telinga milik Kierra dan menariknya dengan sadis "Telat lagi, Kierra Ele Anjana?!"

"Adududududuh. Sakit sayang. Main lembut bisa nggak sih? KDRT terus perasaan. Baru juga jadi calon pacar udah kek gini"

Lia mendengus, "Siapa juga yang mau jadi pacar berandalan kayak kamu hm?" balas Lia seraya menarik telinga milik gadis di hadapannya dan memutarnya.

Tapi anehnya, Kierra justru menghentikan ringisan dan menatap Lia dengan pandangan yang sungguh-sungguh. Meski telinganya terasa panas, gadis itu berdiri tegap lantas menatap Lia dengan tajam. "Jadi beneran nggak mau?" ujar gadis itu dengan nada tenang yang membuat Lia secara otomatis jadi memperlonggar jeweran lantas menatap iris mata milik Kierra yang lebih gelap daripada biasanya.

Lia mengerjap sebentar "Eh?"

Kierra menarik tangan Lia yang sedari tadi menjewernya, tanpa berkata apapun lagi, Kierra menaiki motor dan mengenakan helm lantas menyalakan mesin motor dan keluar sekolah, meninggalkan Lia yang menatap punggungnya di kejauhan.

>--->
Riska Pramita Tobing.

My Innocent Girl (FreenXBecky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang