Multimedia: Calon istrinya El.
>--->
Suara getaran dari arah meja membuat Kierra terpaksa terbangun meski ia masih mengantuk. Gadis itu kemudian melihat layar ponselnya yang berkedip meminta perhatian.
Ada nama Alvin tertera di sana dan sekarang pukul satu dini hari. Kierra melirik ke seluruh ruangan dan menemukan Lia tengah memeluk dirinya sendiri.
Gadis itu terlihat kedinginan karena tak mengenakan selimut dan Kierra meruntuk terhadap dirinya sendiri. Bagaimana mungkin ia bisa terlelap ketika menunggu Lia ganti baju?
Dengan cepat, Kierra menutup tubuh Lia menggunakan selimutnya lantas menggeser layar ponsel untuk menjawab temannya di sebrang telepon.
"Kanapa? Mau ngingetin ke gue kalo sekarang jam 1 malem?" ujar gadis itu sarkastik.
Alvin tak menjawab. Tapi ada suara seorang lelaki yang tengah kehabisan napas di sebrang telepon "Davin.." ujar lelaki itu di antara napasnya yang satu-dua.
"Davin kenapa?"
"Berantem sama Nathan"
Kening Kierra mengkerut seketika "Nathan anak baru geng kita itu?"
"Iya!"
"Pisahin goblog. Malah telepon gue. Gue mau ena-ena sama Ibu negara" canda gadis itu kemudian.
"Masalahnya, mereka berantem pake senjata. Elo tau sendiri kan gue bego masalah begituan"
Kierra mendecak. Ia kemudian berdiri cepat dan mengenakan sweater lantas menyambar kunci motor dan berlari menuju bagasi.
"Gue kesana" kata gadis itu seraya menyalakan mesin motor. Kierra tak peduli suara knalpotnya yang bising akan mengganggu istirahat masyarakat yang lain, ia hanya ingin cepat-cepat sampai di tempat kejadian dan menghentikan dua berandalan yang tengah bertengkar itu dengan tendangan di masing-masing selangkangan mereka.
Tak membutuhkan waktu lama, Kierra sampai di belakang markas. Gadis itu kemudian melempar helm dengan kasar ke tengah-tengah lelaki yang sedang bertengkar hingga membuat keduanya melirik secara serempak terhadap dirinya.
"NGAPAIN ANJING?!" dengan emosi, Kierra mengacungkan tinju pada Davin "NGAPAIN GUE TANYA?!" lanjut gadis itu saat ia mencengkram kerah baju si lelaki berambut acak-acakan setelah membiarkan Nathan di atasi oleh Alvin yang sedari tadi hanya bisa memperhatikan mereka dari kejauhan.
Kierra menekan tinjunya di perut Davin "NGAPAIN?!" ulang Kierra menatap nyalang pada Davin yang berdecih "Nathan" ujar lelaki itu dengan napas yang sedikit terengah "Dia punya mulut yang pedas"
Kierra menampar lelaki itu dengan keras "Sadar! Elo itu tangan kanan gue! Kalo sikap lo kayak gini, gue apa?! Nathan emang punya mulut pedas! Ngarep apa elo sama dia?"
Kierra menarik napas yang panjang "Sekali lagi gue liat kelakuan lo kayak gini" Kierra menahan kalimatnya sebentar "Gue sendiri yang turun tangan" dengan itu, Kierra mendorong Davin hingga ia tersungkur sebelum akhirnya gadis itu mendekat pada Nathan yang tengah di piting oleh Alvin.
Gadis itu mengacungkan tangan kirinya dan menampar Nathan sama kerasnya dengan tamparan yang ia berikan pada Davin "Mulut lo lain kali jaga. Kalau lo mau angkuh, gue nggak butuh!" geram Kierra di dalam kerongkongan.
Kierra menarik napas panjang "Kalian itu harusnya saling jaga. Kalian ini sama-sama anak Bruiser. Anak gue. Nggak masalah kalo emang kalian mau berantem. Gue nggak papa. Tapi pake tangan kosong"
Kierra menengadah sebentar. "Gue pulang dulu. Kasian Lia nungguin gue di rumah"
>MY INNOCENT GIRL By Riska Pramita Tobing<
Lia terbangun dari alam mimpinya ketika ia merasakan suhu berubah menjadi panas. Gadis itu mengerjap beberapa saat untuk merasakan sebuah selimut jatuh dari tubuhnya dan mendapati tidak ada siapa-siapa di kamar si gadis cantik bergigi kelinci.
Lia mengerutkan kening, "El?" gumam Lia pada udara dingin yang diberikan oleh AC.
"El di kamar mandi?" ujar Lia dengan suara yang lebih keras sebelum ia mendengar derum motor yang tak asing bagi dirinya.
Lia mengucek matanya saat ia mendengar derum motor itu berhenti di kediaman Anjana. Tak lama dari sana, Lia mendengar derap langkah terburu-buru yang mendekati dirinya sehingga membuat Lia yakin betul bahwa yang menimbulkan suara tersebut adalah Kierra.
Tebakan Lia berhenti seketika saat ia melihat pintu kamar terbuka untuk menampakkan Kierra dalam balutan sweater dan masih mengenakan helm.
Gadis itu sepertinya tak menyadari kalau Lia sudah terbangun. Ia menyimpan helm di atas rak dan membuka sweater yang dikenakannya.
"El?"
Kierra tersentak "Lia?" ujar gadis itu terkejut bukan kepalang.
"El habis dari mana?" Lia membuka lengan, meminta pelukan yang langsung saja dikabulkan oleh kekasihnya.
"Cari angin dulu sebentar" jawab Kierra sambil mengusap rambut panjang milik Lia. "Lia kebangun?" gadis itu mengangguk mengiyakan.
"Lia cari-cari El dari tadi"
"Awwww"
Lia menengadah sebentar dan menatap gadis yang tengah memeluknya dalam-dalam "El habis dari markas?" tebak Lia.
Kierra meringis dan mengangguk "Iya. Anak-anak berantem. El sebagai Ibu yang baik harus menghukum mereka dengan tamparan"
Lia terkekeh sebentar "Padahal Lia punya niat nikah sama El. Tapi kalau nanti Lia punya anak, terus anaknya bandel kayak El, El marah, terus nanti anak kita di tampar sama El"
Kierra melirik pada gadis yang bicara ngawur itu, tampang Lia masih mengantuk dan obrolannya tak ada yang masuk akal sedikitpun "El kan nggak punya titit. Jadi nggak bisa bikinin dede bayi buat Lia" jawab Kierra mencoba menanggapi pembicaraan absurd ini.
Lia mengangguk di antara wajahnya yang tampak mengantuk "Tapi kan sekarang ada teknologi bayi tabung, El. Kalau kita nikah nanti, tinggal cari pendonor sperma aja supaya bisa punya dede bayi"
Masih berusaha menanggapi pembicaraan absurd Lia, Kierra mengangguk mengiyakan "Memangnya Lia mau hamil anak El?"
Lia mengangguk "Iya" jawab gadis itu tanpa ragu "Terus nanti ngidamnya banyak, terus nanti El repot ngurusin Lia pas lagi hamil, hihi Lucu"
"Tidur. Jangan ngehayal mulu"
>>
Lia terbangun dengan perasaan tenang, ada lengan-lengan kokoh yang lembut memeluk dirinya dan gadis itu tersenyum saat mendapati tubuh Kierra menempel pada dirinya.
Tak pernah disangka, gadis berandalan dihadapannya yang dulu sempat membuat Lia risih setiap kali mereka bertemu ternyata menjadi ratu di hatinya.
Perempuan yang sempat dicap 'red flag' olehnya justru berubah menjadi semua 'green flag' yang Lia inginkan.
Gadis itu tak kasar terhadap dirinya. Meskipun terkadang ia menyeramkan ketika tengah cemburu, Lia tetap menyukai bagaimana cara gadis itu memeluknya dan memperlakukannya dengan sangat istimewa.
Kierra tak pernah membuat hati Lia sakit, ia justru membuat adrenalin yang menantang untuk Lia. Dan Lia menyukai itu.
Berbicara soal adrenalin, Lia jadi punya ide. Sambil terkekeh, Lia kemudian melepaskan diri dari pelukan si cantik dan membuka kaus yang ia kenakan.
Kini, Lia hanya mengenakan underware dan kembali ke dalam dekapan si cantik bergigi kelinci.
Sedikit geli dengan imajinasi ekspresi seperti apa yang sekiranya akan ditampilkan Kierra ketika ia terbangun, Lia mengecup bibir gadis itu dengan ringan. "Eeel" rengek Lia yang membuat Kierra bergerak dari tidurnya.
Kierra mengerjap dari tidurnya dan memisahkan diri dari Lia yang hampir telanjang. Gadis cantik bergigi kelinci itu mengerutkan kening lantas menutup tubuh Lia menggunakan selimut "Kenapa dibuka?" ujarnya kalem "Gerah?"
Lia mengedip tidak percaya.
ITU SAJA REAKSINYA?!!!!
>--->
Riska Pramita Tobing.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Innocent Girl (FreenXBecky)
Teen FictionGimana ya kalau cewek badass yang terkenal selalu bikin onar di sekolah tiba-tiba jadi bucin kalau lagi sama kita? Tingkah dia yang ada-ada aja tuh bikin hati capek dan gereget. Tapi makin sayang juga. Ahhhh! Pokoknya bad girl emang menantang dan ng...