3

1.8K 142 7
                                    

Happy reading



 "Jake, bangun" 

Jake membuka matanya dan mengerjap beberapa kali. lalu dia mengucek matanya dan bangkit duduk menatap Jay yang berdiri disebelah kasur. dia memiringkan kepalanya. masih mengumpulkan nyawa. 

"Sekarang jam berapa..?" lirih Jake. Jay tersenyum dan mengacak acak rambut Jake karena gemas melihat wajah mengantuk Jake. "Cuci mukamu Jake, ayo makan malam"

mata Jake melebar, malam? bukannya tadi masih siang?

Jay menangkap sorot pertanyaan dari tatapan mata Jake dan tersenyum lagi. "Aku membiarkanmu tidur dari tadi siang Jake. kau terlihat sangat lelah, jadi aku tidak tega untuk membangunkanmu" 

"Ohh.." 

Jake lalu turun dari kasur dan melangkah menuju kamar mandi Jay untuk mencuci mukanya dan sikat gigi. Jay menunggu didepan kamar. setelah selesai, Jake menyusul keluar dan mengikuti Jay melangkah keruang makan.

"Ah, Jake sudah bangun? bagus lah. kemari" Seungmin menepuk nepuk kursi disebelahnya. Jake ragu ragu duduk disitu dan menatap Seungmin sementara Jay sedang berbicara dengan ayahnya. Park Jeongin. 

setelah semuanya bergabung, mereka mulai makan. Jake awalnya ragu ragu menatap hidangan dihadapannya. sudah lama dia tidak makan bersama yang lain. orang tuanya tidak suka jika dia bergabung dimeja makan. 

pada akhirnya Jake selalu makan ditengah malam atau dia pergi keluar untuk beli makan. Jake menggigit bibir dan mencoba untuk memegang sumpitnya. tetapi bayangan bentakan orang tuanya ketika dia memegang sumpit atau sendok dirumah membuatnya berhenti dan tangannya gemetar. 

Jay mengerti kalau Jake ragu ragu dan takut, jadi dia tersenyum dan menepuk puncak kepala Jake. "Tidak usah ragu ragu Jake. kau boleh makan, tidak akan ada yang membentakmu disini jika kau makan. anggap saja ini rumahmu" ucap Jay menenangkan.

submissive itu menggigit bibir dan memandang Jay untuk memastikan. Jay mengangguk sekali lagi dan wajah takut Jake sirna. dia mulai makan pelan pelan walaupun sesekali terlihat takut. Seungmin mengangkat alis melihatnya dan merasa iba pada Jake. 

"Jake"

Jake mengangkat wajah menatap Seungmin yang memanggilnya, dan dengan takut dia menyahut pelan. "Y-ya?" 

"Panggil saja aku papa, Jake" senyum Seungmin. dia menjulurkan tangannya untuk mengacak rambut Jake. Jake menatap lamat lamat Seungmin. lalu mengangguk ragu. "Jongseong berkata kau tidak pernah dibiarkan makan dirumahmu. dia bilang kau kalau sarapan selalu dengan makanan diminimarket dan tidak makan siang disekolah" 

submissive itu mengangguk saja dan kembali melanjutkan makannya. dia sedikit rindu makan bersama orang tuanya dan Jaeyun seperti saat dia masih berusia 7 tahun. Seungmin tersenyum lagi dan kembali bicara. "Mulai sekarang, kau datang saja kemari jika sedang waktu makan malam atau sarapan. aku sendiri yang akan mengurusmu seperti anakku" 

eh? Jake menoleh lagi kearah Seungmin dengan tatapan tidak percaya. "Orang tuamu itu tidak adil karena hanya memikirkan soal Jaeyun. mereka memperlakukanmu seperti bukan anak mereka, jadi karena itu aku sendiri akan turun tangan mengurusmu Jake. mulai sekarang kau akan menjadi anak keduaku" 

demi mendengar kata kata hangat dari papanya Jay, Jake sedikit tersentuh dan matanya berkaca kaca. buru buru Jake menunduk untuk menyembunyikan wajahnya. aduh! kenapa dia akhir akhir ini menjadi cengeng sih?!

tapi keluarga Park maklum karena Jake itu sejak kecil kurang kasih sayang dan perhatian. makanya sekali diperhatikan dan disayang sayang dia jadi mudah menangis. "Ma-maaf karena aku menangis.." lirih Jake.

TWINZ [HEEJAYKE] (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang