Happy reading
"Seminggu yang lalu Jake mau bunuh diri?" tanya Jay kaget pada Heeseung yang sedang duduk dengan wajah datarnya disebelah Jay. Heeseung mengangguk dan dia berdecak kesal. "Jalang sialan, seharusnya dia tidak mau bunuh diri seperti itu" ujarnya dengan kesal. Jay diam saja untuk tidak memancing perkelahian. dia sendiri sebenarnya ingin menghajar Heeseung saat itu juga.
akhirnya Jay menghela nafas berat dan dia menepuk bahu Heeseung sebelum bangkit. "Yah, itu juga salah lo kan, lo bikin dia stress kayak begitu" kata Jay tajam. Heeseung melirik Jay dengan tatapan sengit. "Lo nyalahin gue?"
heran deh, udah tau Heeseung yang salah.
"Lo itu yang bikin Jake stress tau gak sih? lo perkosa dia tiap malam dan lo selalu nyiksa dia, iyalah Jake stress sampai mau bunuh diri. belum lagi dia dibully terus disekolah. lo pikir jadi Jake itu enak? gue kalau jadi Jake gak bakal tahan dah gue sehari aja" jelas Jay dengan raut wajah kesal. Heeseung balas menatapnya dengan kesal, tetapi hanya diam. Jay melanjutkan perkataannya. "Lo itu cuma merhatiin nafsu lo aja Seung, gak peduli lo sama Jake, lo pikir keren gitu nyombong bilang udah perkosa Jake kayak Jake itu pelacur? enggak tau!"
Heeseung nyaris meninju Jay, tetapi Jay lebih dulu berlalu meninggalkannya sendirian dibangku lapangan basket. dalam hati Heeseung sedikit mengiyakan ucapan Jay sih, tetapi dia tidak mau mengakuinya.
____________________________
"Sunoo..?" panggil Jake pelan kearah teman basketnya dulu. Kim Sunoo. mereka cukup dekat, tetapi saat Jake ditendang keluar dari klub basket mereka jadi enggak terlalu dekat lagi. Sunoo menoleh kearah Jake dan tersenyum tipis. "Hai Jake, udah lama lo enggak bicara sama gue"
Jake mengangguk dan dia duduk disamping Sunoo, untuk sejenak dia bingung mau bicara apa karena ragu ragu. Sunoo pun hanya diam dan membiarkan Jake sedikit menyandar kepadanya. pada akhirnya Jake memberanikan diri bicara. "Sun.. mau temenin aku kerumah sakit, enggak?" tanya Jake.
alis dominan yang berada disebelah Jake itu terangkat. rumah sakit? Jake mau ngapain disana. "Lo kerumah sakit mau ngapain Jake? keluarga lo ada yang sakit?" tanya Sunoo balik. dia merangkul bahu Jake dan membuat Jake lebih mendekat kearahnya.
dengan ragu Jake menimbang nimbang apakah sebaiknya dia memberi tahu Sunoo kalau dia itu sering mual dan merasa tidak enak badan terus. nafsu makan Jake juga semakin besar akhir akhir ini, tapi mungkin itu karena dia dua bulan sebelumnya jarang makan. selera makan Jake sekarang besar. tepat sebelum Jake berbicara, Sunoo lebih dulu bicara. "Kangen juga gue bicara sama lo Jake, tapi kenapa lo kelihatan semenyedihkan ini sekarang, sih? mana Jake yang dulu ceria kayak puppy?"
mendengar ucapan Sunoo membuat wajah Jake sedikit memerah. tetapi dia hanya diam dan akhirnya memberi tahu Sunoo. "Sun, please temenin aku, ya?? aku mau mengecek kerumah sakit.. akhir akhir ini aku sering mual dan enggak enak badan, takutnya aku kenapa gitu.."
Sunoo terdiam mendengar ucapan Jake. mual? enggak enak badan? bukannya itu seperti gejala orang hamil ya?
"Lo.. hamil apa?" akhirnya Sunoo bicara setelah speechless untuk beberapa saat. Jake memiringkan kepalanya dan menggeleng geleng. tidak, dia tidak hamil kok! wajah Sunoo memancarkan tanda tanya, tapi kemudian dia bangkit dan mengajak Jake masuk kedalam mobilnya. lupakan sekolah, itu tidak penting. "Makasih Sunoo"
_____________________________
sekarang mereka sudah sampai dirumah sakit. Sunoo memarkirkan mobil dan mengantarkan Jake menuju dokter kandungan untuk mengecek. kebetulan dokter itu kekasihnya Sunoo. Sunoo sudah menghubungi kekasihnya itu.
dengan wajah semringah Sunoo membuka pintu ruangan kekasihnya dan langsung bersiul. "Aku datang sayangku cintaku kekasihku yang manis princess tercantik punyaku~" goda Sunoo. pemuda manis bermata kucing yang lebih tua dari Sunoo itu melotot dan menjitak kepala Sunoo. "Kalau gombal jangan lebay!"
Jake menyeringai melihat sifat Sunoo yang sulit ditebak itu. lalu membungkuk kepada kekasih bermata kucing Sunoo, Yang Jungwon. Jungwon mengangkat alis menatap Jake dan lalu memiringkan kepalanya sebelum bertanya. "Kau ingin mengecek apa?"
"Perutku, rasanya aneh. aku sering mual dan tidak enak badan akhir akhir ini" jelas Jake pelan sembari duduk dikursi yang ditunjuk oleh Jungwon. Jungwon mengangkat alisnya dan menatap Sunoo penuh selidik "Yak, Kim Sunoo, kau tidak menghamili anak orang, kan? kalau iya kita putus"
satu satunya dominan diruangan itu kelimpungan dan bergegas membela dirinya. "Enggak, sumpah, bukan aku kok yang ngehamilin dia!" ujarnya sambil memasang wajah sok memelas dan membuat Jungwon pura pura membuat gestur muntah. Jake tertawa pelan dan lalu kembali menatap Jungwon. "Apa aku hamil?"
Jungwon bangkit dan mengajak Jake pergi keruangan lain untuk dicek, sementara Sunoo ditinggal sendirian.
setengah jam kemudian Jake kembali sendirian keruangan sebelumnya dengan wajah muram. Sunoo bangkit dan mendekati Jake dengan wajah khawatir. "Ada apa Jake? tidak terjadi sesuatu yang buruk, kan?"
submissive itu menyahut dengan suara gemetar. "Ini bukan buruk lagi.. tapi sangat buruk.. aku hamil!" seru Jake dengan wajah ketakutan. Sunoo terduduk disofa yang ada diruangan Jungwon dan menganga sementara Jungwon sedang mengurus tes Jake tadi. "Siapa yang ngehamilin lo Jake? lo enggak benar benar jadi jalang kan?! gue gak percaya, lo anak baik baik, kenapa lo bisa hamil? ayah brengsekmu itu?"
mendengar ucapan Sunoo membuat Jake meringis kecil dan tertawa miris. "Daddy enggak bakal nyentuh aku, dia aja udah jijik sama aku" ucap Jake pelan. Sunoo mengacak rambutnya frustasi, tidak percaya jika Jake hamil. "Lalu siapa yang ngehamilin lo?!"
"Kak Heeseung, dia sekarang tunanganku dan dia selalu memperkosaku setiap malam"
"WHAT THE FUCK?!!"
_________________________________
"Jake. ngapain disini? udah malam"
Jake menoleh kearah Jay yang sudah berdiri disebelahnya. pemuda dominan itu sepertinya habis latihan basket. masih mengenakan seragam basketnya dan membawa bola basket. mata Jake tertancap kearah bola yang dibawa oleh Jay. Jake tersenyum suram dan menyambar bola itu. Jay mendiamkan saja dan duduk.
dengan segera Jake bermain dengan bola itu dan senyum cerah menghiasi wajahnya setelah dia melempar bola itu masuk kedalam ring. lalu dia berlari kecil mengejar bola itu sendiri. Jay menonton dengan santai sambil minum isotonic water.
tapi mendadak Jake melempar bolanya kearah Jay dan buru buru duduk dengan wajah horor. Jay memandangnya dengan penuh tanya. heran. "Kau kenapa Jake? kenapa berhenti? padahal aku mau nonton, udah lama kau enggak main basket, mainkan saja, enggak ada orang tuamu disini" tanya Jay bingung ketika Jake sudah terlihat sedikit tenang.
dengan segera Jake membongkar tasnya sendiri dan menyerahkan kotak kepada Jay. Jay menerimanya dan langsung membuka kotak itu. dan seketika dia langsung terperangah. matanya terbelalak dan dia membaca kertas yang berada didalam kotak itu.
'Jake Sim dinyatakan positif hamil. usia kandungannya sudah hampir sebulan'
dan ada testpack didalam kotak itu. garis dua.
"Hamil..? anak Heeseung?"
Jake mengangguk dan menunduk dalam dalam. Jay masih menganga untuk sejenak sebelum dia menutup kotak itu dan memasukkannya kedalam tas Jake tadi. lalu dia memeluk erat tubuh Jake sementara Jake mulai menangis pelan.
tanpa mereka sadari tidak jauh dibelakang mereka berdiri Heeseung yang melihat hasil testpack Jake. tetapi dia mengira itu milik Jake dan Jay. bukan dengannya. Heeseung mengepalkan jemarinya dengan raut marah sebelum dia membalik badannya meninggalkan mereka.
Tbc
Jake hamidun geys. siap siap punya keponakan baru and Heeseung mulai cemburu ama Jay
KAMU SEDANG MEMBACA
TWINZ [HEEJAYKE] (SLOW UPDATE)
AcakIni tentang seorang Jake shim yang selalu dikucilkan oleh keluarga dan teman temannya karena dia tidak sepintar kembarannya, Jaeyun Shim. tetapi semuanya sedikit berubah saat mendapatkan kabar bahwa kakak kembarnya itu meninggal tertabrak mobil. Jak...