Happy reading
"Kenapa kau menyerang submissive tadi itu?"
Sunghoon tidak menjawab pertanyaan dari Jiwoong itu. dia diam dan terlihat sedang menahan tangisannya. Jiwoong melirik kearah submissive itu dan akhirnya tidak bertanya lagi. membiarkan Sunghoon menangis sendiri lima menit kemudian.
sebenarnya Sunghoon tidak sejahat itu, sebenarnya berat baginya untuk menyerang Jake. saat dirinya selesai menyerang Jake tadi dia memang sedikit merasa lega, tapi juga mulai dihantui rasa bersalah saat melihat kondisi Jake tadi.
untung saja tadi dirinya tidak menggunakan pisau yang dia bawa tadi. kalau begitu pasti Jake sudah mati. "Kak... kakak pernah melakukan hal jahat seperti aku tadi.. tidak?" tanya Sunghoon pelan. Jiwoong terdiam dan pura pura sibuk dengan setir mobil. seakan akan dia hendak berpikir dulu.
setelah diam dua menit, Jiwoong akhirnya menjawab sambil menyeka air mata Sunghoon. "Pernah. lebih parah malah" jawab Jiwoong. untuk pertama kalinya Sunghoon melihat wajah tampan pria itu tanpa senyum khasnya. wajahnya tanpa ekspresi. dengan ragu Sunghoon mengelus lengan Jiwoong.
mereka terdiam berdua. untuk sejenak suasana mobil berubah menjadi canggung. sampai akhirnya Sunghoon untuk sibuk sendiri dengan menyeka air matanya agar tidak melirik Jiwoong yang jelas tidak terlalu suka topik mereka barusan. "Tunggu. coba ceritain dulu kenapa kau menyerang submissive itu"
Sunghoon terdiam sejenak dan menyandar kesandaran mobil. mengelus elus perutnya yang mulai membuncit. ah, Jiwoong sedikit paham. pasti submissive yang diserang Sunghoon itu ada berhubungannya dengan pria yang menghamili Sunghoon dulu. "Dia pelakor?"
dengan segera Sunghoon menggeleng geleng. tidak! dia tidak akan mau memanggil temannya pelakor! "Tidak! Jake tidak mencoba merebut kak Jay dariku.." serunya. walaupun lebih kepada dirinya sendiri ketimbang kepada Jiwoong.
"Jake? Jay?"
"Mantan suamiku dulu. kak Jay.. sedang Jake itu sahabatku dulu. saat masih sekolah Jake dibully dan dibenci orang orang termasuk orang tuanya. kembaran Jake meninggal karena tertabrak mobil dan orang orang menyalahkan Jake yang membunuh kembarannya itu. jadi terus hanya kak Jay satu satunya yang merawat Jake dengan baik.. aku menjauh dari Jake karena takut ditindas juga.. aku.. aku pengecut.."
dominan yang menyetir mendengar dengan serius. sambil sesekali menyeka air mata Sunghoon saat mobil berhenti dilampu merah. "Dulu tunangan Jake itu jahat dan sering main tangan kepada Jake. tunangannya itu memperkosa Jake sampai Jake hamil dan dikeluarkan dari sekolah. satu sekolah jadi mencap Jake sebagai jalang.. hanya kak Jay yang peduli pada Jake dan membawa Jake pergi dari korea agar Jake bisa hidup tenang.."
"Sejak dulu kak Jay sudah menyukai Jake.. jadi aku tidak bisa menyalahkannya juga. saat Jake sudah melahirkan anaknya, kak Jay lah yang menemani Jake terus menerus.. tapi ternyata orang tua kak Jay menjodohkannya denganku.. dia terpaksa menikah denganku dan tapi kemudian tetap saja bersama Jake.."
"Bajingan. dia buta apa? bagaimana bisa dia membenci seorang submissive dengan wajah secantikmu? berarti dia yang mau memukulmu tadi itu, kan?" sela Jiwoong. Sunghoon mengangguk saja. pandangannya mengabur karena menangis lagi.
dia menceritakan semuanya sampai bagian dia dendam pada Jake. Jiwoong kehabisan kata kata dan tidak tahu harus berbicara apa mendengarnya. dua submissive itu sama saja tragis kisah hidupnya. jadi kasihan kedua duanya.
pada akhirnya Jiwoong hanya bisa memeluk erat Sunghoon dan membiarkan submissive itu menangis dibahunya. saat sampai dirumah besarnya, Jiwoong menggendong Sunghoon yang terlelap kelelahan.
setelah membaringkan Sunghoon dan menyelimutinya baik baik, Jiwoong keluar kamar dan berjalan turun. dia melangkah kearah taman belakang dan masuk kesebuah paviliun yang ada disana. dibukanya pintu itu dengan kunci Jiwoong melangkah masuk.
raut wajahnya berubah total. menjadi wajah mengerikan seperti saat Heeseung dulu sedang senang menyiksa Jake. "Jika kau tidak melarangnya sayang.. aku akan membunuh Park Jongseong dan Sim Jake itu.." bisik Jiwoong pada foto besar didalam paviliun itu. foto Sunghoon yang berusia 14 tahun.
"Lepaskan aku"
ada suara yang terdengar dari sudut paviliun yang gelap itu. Jiwoong menoleh dan seringai keji menghiasi wajahnya. dipandangnya pria seusia Sunghoon yang duduk dikursi dengan tangan diikat kebelakang. dari kondisi wajah pria itu terlihat jelas jika sudah disekap selama bertahun tahun. pria itu berambut pirang dengan wajah tampan tapi juga cantik. wajahnya yang sangat sempurna seakan akan adalah pahatan seniman ternama.
"Ah.. i really miss your voice.. my first love.. Ricky.."
________________________________
"Sudahlah. itu bukan salah Sunghoon"
Jay dan Heeseung memandang tidak percaya kearah Jake. pemuda cantik yang dipelototi oleh dominannya hanya tersenyum tipis dan mengelus dua lengan pria kekar itu. kemudian tersenyum lebar sambil meraba raba perban yang melingkari keningnya.
tetap saja Jake tersenyum sementara Jay serta Heeseung berkeluh kesah mengatakan bahwa Sunghoon itu brengsek karena berani beraninya menyerang Jake. namun akhirnya keduanya diam saat Jake mencium bibir mereka satu persatu.
setelah itu Jake berbaring menelentang dan berkata santai. "Aku ingin istirahat hari ini, harus berterima kasih pada Sunghoon.. kalian tolong urus Minyoung sama Kyungmin ya" ujar Jake. dan disambut oleh cubitan dipipi dan dipahanya.
"Wah dimanfaatin"
"Awas aja Jake, nanti malam kita minta jatah lagi lho!"
tawa Jake meledak melihat dua pria yang memasang wajah sok memelas dan sebal itu. dia menepuk nepuk pipi mereka dan lalu buru buru masuk keselimut dan pura pura tidur agar kupingnya tidak panas mendengar celotehan tidak henti dari dua dominan itu. "Eitss. jangan tidur dulu"
Heeseung menarik Jake sehingga duduk dan lalu naik kekasur. disebelah kanan Jake dan kemudian Jay menyusul mengikuti tingkah Heeseung. sama sama mereka menyingkap kaus Jake dan terkekeh. "Mau nenen boleh?"
yang submissive menepuk dahi walaupun menyesalinya karena sakit saat mendengar permintaan mereka dan menggeleng. "Tidak boleh." mendengar respon Jake, Heeseung dan Jay tanpa seizin Jake mulai menghisap nipple Jake dan membuat submissive itu geli. dia lagi habis dihajar malah habis itu dihisep sama dua dominan ini.
"Dasar bayi besar kalian itu"
"Biarin"
sebenarnya sih Jake tidak keberatan jika dua tunangannya itu mau nenen, cuma pasti ujung ujungnya mereka ngeras terus minta ngewe. gak bisa nolak kan si Jake. tapi masalahnya kepala dia lagi pusing.
ah. biarin lah. yang penting mereka enggak merajuk seperti anak bayi. itu menggelikan. bentukan dominan itu kan geli ya kalau akting kek bayi gede gitu. "Tapi gak pake ngewe!"
Heeseung dan Jay sontak berhenti dan langsung menyambar bibir Jake berbarengan. kembali berebutan siapa yang masuk duluan kedalam mulut Jake. sementara Jay menutup mulutnya rapar rapat agar mereka tidak bisa masuk kedalam mulutnya.
"Stop rebutan! kalau mau nyusu udah nyusu aja, cepet! atau enggak gak boleh!"
Tbc.
Ricky, when i catch you Ricky.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWINZ [HEEJAYKE] (SLOW UPDATE)
RandomIni tentang seorang Jake shim yang selalu dikucilkan oleh keluarga dan teman temannya karena dia tidak sepintar kembarannya, Jaeyun Shim. tetapi semuanya sedikit berubah saat mendapatkan kabar bahwa kakak kembarnya itu meninggal tertabrak mobil. Jak...