20

1.3K 109 18
                                    

Happy reading



  "Leukemia? kenapa bisa?" kaget Jake. dia memegang erat bahu papanya dengan mata berkaca kaca. Taeyong menggeleng dan mengusap usap rambut Jake agar Jake tenang sejenak. "Sebenarnya Heeseung sejak kecil sudah menderita leukemia. tapi belum parah. dulu sebenarnya dia tidak boleh menjadi kapten basket karena penyakitnya tersebut. tapi ternyata berhasil menjadi kapten. dia tidak boleh latihan terlalu keras tapi dia memaksakan dirinya untuk latihan keras.." 

Jake menggeleng geleng tidak percaya. tidak mungkin Heeseung mengidap penyakit kangker darah itu. tidak mungkin. kabar itu begitu mendadak dan membuat Jake terkejut. "Ini benar sayang.. dua bulan yang lalu saat terakhir dia menemui Jay. dia hendak bertemu denganmu tapi Jay menolaknya dan bahkan meninjunya. malamnya Heeseung langsung dilarikan kerumah sakit karena ditemukan pingsan dikamarnya" 

mendengar penjelasan Taeyong, Jake langsung bangkit dan kelimpungan sendiri. "Jake mau kerumah sakit! Jake mau ketemu sama kak Heeseung!" seru Jake panik. Jaehyun menarik Jake duduk dan mengelus rambutnya. "Sabar sayang. kami akan siap siap dulu" 

lalu Jaehyun serta Taeyong naik kekamar untuk bersiap siap. Jake duduk disofa dengan wajah pucat pasi. Kyungmin bingung kenapa papanya terlihat sangat panik dan dia mendekati papanya dan perlahan memeluk lengan Jake. "Papa jangan seperti itu.." 

Jake tersenyum dengan terpaksa dan mengelus rambut Kyungmin. Minyoung menatap wajah Jake lamat lamat dan lalu dia bicara. "Pa. Heeseung itu sakit?" tanya Minyoung. Jake menatap dengan tatapan tajam sebelum dia bicara. "Dia ayahmu. panggil dia dad" sahut Jake. 

kening Minyoung terlihat sekali berkerut. tanda dia tidak menyukai panggilan itu. "Tidak peduli. dia sakit apa pa?" tanya Minyoung lagi. Jake mengangguk dengan berat. Minyoung menyeringai. "Rasakan, sudah nyakitin papa. sekarang dapat karmanya kan!" 

"Minyoung!! siapa yang mengajarkanmu untuk mengatakan hal seperti itu?!" 

anak tertua Jake itu terdiam dan menatap Jake lamat lamat sebelum dia berpaling dan berkata pendek. "Biarin deh." sementara Kyungmin menatap kearah Jake dengan raut wajah sedih. "Jadi dad sakit? kok bisa sih? padahal Kyungmin mau ketemu sama daddy"

"Nanti bakal ketemu kok" 

______________________________

 dua jam kemudian. mereka sudah sampai dirumah sakit tempat Heeseung dirawat. tepat didepan pintu ruangan Heeseung berdiri orang tua Heeseung. Joshua menoleh dan menganga saat melihat Jake. "Jake?!" 

Jake mengangguk gelisah dan memeluk Joshua erat erat. lalu juga memeluk Dokyeom. Joshua sekarang jongkok dihadapan Minyoung dan Kyungmin. persis seperti Taeyong tadi. dia menganga. "Ini anakmu?!" 

"Iya pa" 

Joshua menatap kearah Minyoung yang wajahnya persis seperti Heeseung dan lalu dia menepuk tangannya pelan. "Jake. Heeseung sakit, dia selalu mencarimu selama ini" ujar Joshua. Jake mengangguk mengiyakan dan dia bertanya. "Boleh aku masuk, pa?" tanya Jake. 

papa Heeseung itu mengangguk dan Jake bergegas masuk kedalam ruangan sambil menggendong Kyungmin dan menggandeng Minyoung. didalam Heeseung sedang duduk diatas kasur dengan tubuh terlilit infus dan sebagainya. "Kak!" 

Heeseung menoleh kearah Jake. dan mengerjap bingung. Jake menghambur mendekati Heeseung dan bertanya panik. "Kenapa kakak tidak pernah bilang kalau sakit?! kenapa..?!" seru Jake sembari memegang pipi Heeseung. Heeseung masih mencerna kejadian dihadapannya. baru dia sadar kalau Jake yang berdiri dihadapannya. 

"Jake..?" 

"Iya, ini aku" angguk Jake. dia terduduk dikursi sebelah kasur Heeseung dengan lega. dia takut. takut kehilangan pria itu. walaupun dulu pria itu menyiksanya.. tapi dia tidak mau kehilangan Heeseung seperti dia kehilangan Jaeyun. 

tatapan Heeseung turun kearah Kyungmin dan Minyoung yang menatapnya lekat lekat. mata bambi Heeseung terlihat sembab dan berkantung. tapi dia terlihat bingung melihat dua bocah itu. "Mereka..?" 

"Anak anakmu kak.." sahut Jake. iris Heeseung melebar dan dia menatap kearah Kyungmin dan Minyoung lagi. Kyungmin terlihat penasaran saat melihatnya, sedang Minyoung.. gadis itu tidak mau membalas tatapan Heeseung sama sekali. "Mereka.. anak anakku?" 

submissive yang duduk disebelah ranjang itu mengangguk. dia mengangkat Kyungmin dan Minyoung ketepi kasur. "Peluk ayah kalian" ucap Jake. Kyungmin langsung memeluk Heeseung. sedang Minyoung terdiam kaku. dia menatap nyalang Heeseung. lalu dia malah meloncat turun dari kasur dan hendak pergi keluar kamar. "Minyoung!" 

panggilan Jake membuat Minyoung berhenti. dia menatap Jake dengan tatapan datar. saat pandangannya bertemu dengan Heeseung, raut wajahnya langsung dipenuhi dengan kebencian. "Dia bukan ayahku! aku tidak mau punya ayah yang menyakiti papaku! aku tidak akan mau memeluknya!" setelah mengatakan hal itu, Minyoung keluar untuk mendekati Taeyong lagi. 

awalnya Jake hendak mencegah Minyoung dan mengejarnya, tetapi Heeseung meraba jemari Jake dan menggeleng. biarkan saja. raut wajah Heeseung berbeda sekali dengan Heeseung yang dulu Jake tahu. sekarang dia terlihat lemah. 

sudut mata Jake terasa memanas dan dia menatap Heeseung yang diam saja tanpa mengucapkan apa apa. suasana sedikit canggung. perlahan Jake menggerakkan jemarinya dan menyentuh tangan Heeseung yang diinfus dan Jake baru menyadari jika Heeseung memakai alat bantu pernafasan. 

"Kenapa kakak pakai alat bantu pernafasan..?" 

"Jika tidak aku mimisan terus menerus" sahut Heeseung datar. Jake mengerjap dan berusaha menyeka air matanya agar tidak mengalir. dia tidak percaya semua ini. dia berharap saat pulang ini bisa bertemu dengan Heeseung dengan kondisi baik. tapi ternyata Heeseung sedang menderita penyakit berbahaya yang resiko untuk meninggalnya tinggi itu. "Jake. maafkan aku.. dulu aku selalu menyakitimu dan menyiksamu tanpa henti" 

air mata mengalir dari sudut mata Jake dan dia menggeleng. "Tidak apa apa.. aku tidak peduli dengan itu.. tapi, kakak bisa sembuh, kan?" tanya Jake. Heeseung mengangkat bahu. "Aku tidak tahu apa aku bisa sembuh atau tidak. sulit sekali untuk melawan penyakit keparat ini" 

mendengar makian Heeseung, Jake langsung menjentik lengannya. Heeseung bungkam dan dia memperbaiki letak selang bantu bernafasnya itu. dia menghela nafas perlahan dan berbaring. Kyungmin diam juga dan dia tidak mengerti. dia masih terlalu kecil untuk mengerti hal seperti ini. 

"Kak. kau bisa sembuhkan?" 

"Aku tidak tahu Jake. resiko untuk meninggalnya tinggi sekali. aku sangsi aku bisa bertahan" sahut Heeseung tanpa semangat. dia terbatuk pelan dan menutup mulutnya. buru buru mencari tisu. Jake memberikan tisu dan Heeseung menyeka mulutnya. ada percikan darah yang mengalir kalau Heeseung batuk. "Tapi kau harus bertahan kak.." 

Heeseung tersenyum tipis dan dia mengacak rambut Jake perlahan. "Tentu. terima kasih sudah menjengukku Jake. aku sudah nyaris gila mencarimu kemana mana enam tahun terakhir. aku tahu aku pantas dihukum.. setidaknya aku ada dihajar Jay dua puluh kali enam tahun terakhir" Heeseung memaksakan tawa getir. dan Jake tertunduk. "Maafkan aku" 

senyum mengembang diwajah Heeseung dan dia melambaikan tangan dengan santai. "Harusnya aku yang minta maaf Jake. semua ini salahku. aku minta maaf karena aku selalu membanding bandingkan dirimu dengan Jaeyun, bahkan juga memperkosamu saat kau sedang hamil.."

Jake menggeleng tegas dan dia berkata. "Tidak tidak. itu bukan salah kakak!" 

senyum masih terpampang diwajah Heeseung dan lalu Heeseung menepuk pipi Jake gemas. "Sudahlah. aku masih baik baik saja. aku pasti bisa bertahan karena kau sudah kembali Jake." kata Heeseung sembari menarik Jake mendekat. lalu diciumnya pipi Jake. 

"Aku mencintaimu sayang" 

"Aku juga" 

tapi mendadak Kyungmin berteriak. 

"KYUNGMIN MAU DICIUM JUGAA!!



Tbc.

endingnya kira kira Heeseung jadi ubi atau selamat ya? 
bagusnya apa yah? tell me guys. 

terus Minyoung dibikin beneran benci gak ya? keknya kasihan kalau Hee kelamaan menderita. tapi biarin aja sih

TWINZ [HEEJAYKE] (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang