Seseorang Vampir dengan rambut abu abu dan mata ungu, meminum teh di sebuah kantor di alam iblis ke 72.
-tak
Pria lain di ruangan mewah itu tersentak.
"Vam-vampir-nim."
"Seperti yang kukatakan, aku ingin kau mengizinkan aku dan anakku bermain di tempat ini. Aku tidak memintamu untuk menavigasi atau bahkan memberikan penyambutkan apapun. Hanya biarkan kami menetap disini."
"Ta-tapi seperti yang anda tau, kami memiliki skanerio disini dan jika anda mengganggu..."
Vampir itu mengetukkan jarinya di meja dengan ketukan yang sama.
"Aku tidak akan mengganggu skenario itu. Hanya izinkan putraku bermain dan bergerak bebas."
"Ka-kalau begitu, jika anak vampir-nim mengganggu skenario kami atau bergabung dengan revolusioner, boleh kah kami menganggap itu ikut campur?"
Vampir itu tersenyum tipis.
Pria itu dengan panik melanjutkan.
"Kami, apapun yang terjadi, memiliki skenario, jadi bahkan jika-"
"Terserah."
Pria itu tertegun dengan jawaban sang vampir.
"Aku hanya mengatakan ini karena kau adalah pimpinan tempat ini... namun jika anakku mengganggu, itu memang kesalahannya. Tapi, itu jika kau bisa."
Vampir itu tersenyum dengan geli.
Benar, anaknya tidak akan bisa diganggu bahkan jika pria ini ingin mengacaukanya. Dia berada disini hanya untuk menyapa serta melaporkan keberadaannya, atau mereka akan diburu bahkan setelah baru tiba.
Itu akan menyusahkan anaknya jika dia bahkan di kejar-kejar, karena keberdaannya yang tiba-tiba, bukan?
Itulah tujuannya disini.
"Ba-baik."
"Baiklah, itu saja."
Vampir itu berdiri dari sofa.
"Aku harap kau tidak membuat keributan menangkap anakku jika anakku muncul tiba-tiba. Dia anak yang pemarah."
Vampir itu, Fredo.
Hanya bisa tersenyum geli dan menuju ke pintu.
Pelayannya (?) atau biasa di kenal sebagai raja tentara bayaran, mengikuti di belakangnya dengan wajah datar.
Setelah mereka cukup jauh untuk di dengar, Bud menarik Fredo bersembunyi dan mengamuk.
"Apa niatmu sebenarnya dan kenapa kami disini!!"
Bud hanya ingat kalau dia sedang diminta mengawasi Vampir sialan ini, yang selalu menatap gerbang iblis oleh putra mahkota kerajaan Roan.
Vampir sialan ini tiba tiba membawa botol dengan kekuatan aneh. Bud hanya bisa menghubungi rekan Cale yang lain dan bahkan belum bisa menjelaskan apapun, ketika bajingan vampir sialan ini membuka gerbang, setelah kekuatan di botol itu menyelimuti gerbang.
Membuang bola komunikasi ke Glenn, Bud tidak punya pilihan selain menarik vampir sialan itu keluar, namun yang terjadi malah sebaliknya dan dia terbawa.
Setelah itu, vampir ini malah mengatakan untuk dia berpura pura menjadi pengawal dan ikuti dia.
"Katakan!"
Fredo hanya tersenyum walaupun pedang di lehernya.
"Seperti yang kau lihat, aku mengambil kekuatan yang menganggu Cale saat Cale kembali sebelumnya. Setelah mendengar Cale ke tempat yang di sebut dunia iblis 72 dari para rekan Cale, yang mendengar berita dari Dewa kematian yang berusaha menghubungkan layar. Aku tiba tiba terpikirkan gerbang iblis ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Omniscient Trash View Point
RandomHal terakhir yang Cale ingat adalah dia berhasil mengambil kekuatan kuno milik lobak putih setelah membunuhnya, menyegel dewa keputusasaan dibuku dewa kematian, sebelum dia terbangun di dunia baru di kamar yang sama mewahnya dengan kamarnya di kasti...