Bab 19

2.8K 390 9
                                    


[Kamu telah memenuhi persyaratan untuk menghapus sub skenario!]

[Kamu telah mendapatkan 500 koin.]


Hal pertama yang menyambut Cale adalah pemberitahuan skenario yang berakhir. Dia saat ini sedang duduk di bawah pohon tempat mereka diikat sebelumnya. Yoo Sangah memegang tangannya dengan tangan lainnya ada sapu tangan berdarah, sambil melihat kearah Kim Dokja yang menatapnya dengan wajah khawatir.

"Cale!!"

Cale menepuk kepala Gilyoung yang berteriak, karena teringat Raon yang selalu menghitung saat dia pingsan dan bertanya.

"Berapa lama aku tidur?"

"Hanya beberapa menit"

"Hah?"

cuma beberapa menit? kukira akan lama? apa karena aku selalu tidur sebelumnya jadi durasi narkolepsinya berkurang? 

"...kurasa aku harus banyak tidur diwaktu luang.."

"..apa katamu?"

Cale melambaikan tangannya kearah Kim Dokja yang bingung dengan kata-kata yang tiba-tiba diucapkan Cale.

Dia berdiri dan melihat kearah penjaga kegelapan besar yang masih terbaring.

"Kau yakin sudah bisa bangun?"

"En"

Kim Dokja mengerutkan kening melihat jaket Cale yang berlumuran darah, tapi dia entah kenapa masih berpikir kalau itu tidak mengurangi kemanisannya.

Gilyoung merangkul tangan Cale, yang membuatnya ingin menjauh tapi berhenti setelah melihat matanya yang sedikit merah. Dia juga melirik Yoo Sangah yang menatapnya dengan mata khawatir dan rasi bintang yang berisik.

"Aku baik-baik saja, tidak apa. Jadi jangan berisik, oke?"

"Apanya yang oke?! Apa kau tidak lihat banyaknya darah yang keluar? Aku bahkan hampir lari kesini setelah melihatmu"

"Itu, benar Cale. Katakan kepada noona jika kamu pusing atau apa. Darahnya sepertinya cukup banyak.."

"Ia Cale"

"Sudah kubilang aku tidak apa, aku juga tidak pusing. Aku punya regenerasi oke? Aku hanya lapar, jadi ayo selesaikan ini lalu kembali."

""Haaaaaaaaaaaa""

[Para rasi bintang berteriak frustasi]

Cale mengabaikan orang orang aneh yang masih ribut setelah dia berkata kalau ia baik-baik saja. Akan lebih baik jika percakapan tadi sisisihkan untuk membuat makanan jika mereka khawatir. Dia juga ingin tidur di tempat empuk, bukannya bersandar di bahu Kim Namwoon yang membuat lehernya sakit.

"Aigooo"

Cale merasa sedih membayangkan kehidupan malasnya yang menjauh dan dia harus menjalani kiamat lagi. Jadi sambil melemparkan kutukan dalam hati kepada dewa kematian dia menatap Dokkaebi.

[e-eh?]

"Kau tidak melanjutkan?"

[Oh... Ah!  Ngomong-ngomong, apakah kamu tidak akan membunuh orang itu?]

Dokkaebi bernama Biryu itu melayang diatas Kim Dokja dan menatapnya dengan penuh harap. Lalu Cale mengangkat alisnya melihat Kim Dokja mengatakan dengan ramah.

"Aku punya ideologi tanpa-pembunuhan."

[T-Tidak Membunuh ...?]

"Aku bukan seseorang yang membunuh dengan mudah."

Omniscient Trash View PointTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang