Bab 94

1K 135 6
                                    

"Apa itu?"

Cale melirik cerita yang di tunjuk Kim Dokja dengan aneh.

"Ingat Yoosung?"

Kim Dokja tertawa geli saat dia melihat wajah imut Cale yang bingung.

"?"

"Bancana."

Baru kemudian Cale tersentak dan mengerti saat Kim Dokja mengatakan satu kata lagi.

...apa ini saat Kim Dokja bilang kalau dia sudah membalaskan dendam..?

Cale agak tercengang, bagaimana sebenarnya syarat dan permbentukan cerita dunia ini?

Kenapa hanya memukul seorang bajingan (dokkaebi) bisa mendapatkan cerita?

Apa ini salah satu syarat untuk bisa memerintah seorang dokkaebi?

Cale melirik dingding yang terus berbicara cerewet dengan aneh.

Kim Dokja yang memilih cerita, juga mengangguk dengan puas melihat pilihan yang pas itu. Itu adalah kisah yang legendaris tetapi pada saat yang sama, tidak ada fungsi khusus. 

Namun demikian, keberadaan cerita itu sendiri sudah cukup untuk menarik perhatian pria wenny itu.

Pria Wenny juga tercengang dan bertanya dengan aneh.

"Cerita ini...?"

"Bagaimana dengan itu? Apa kau menyukainya?"

Pria itu menatap cerita dengan mata penuh rasa tidak percaya. Matanya bergetar seolah-olah cerita seperti itu tidak mungkin. Ujung jari panjang menyentuh jendela dan isi cerita mulai diputar.

-Peok! Peok! Peeeok!

Dokkaebi perantara Paul sedang ditumbuk oleh tinju Kim Dokja. Setiap kali wajah dokkaebi babak belur, ekspresi kaget melintas di wajah pria wenny itu.

Kisah 'One Who Showed Contempt for a Streamer.'

"Woah, kenapa kau tidak memberi tahuku kalau kau juga bisa memutar ulang adegan ini. Aku melihatnya di perjamuan itu, tapi ini benar benar keren."

Bertingkah seolah olah seorang preman, Kim Dokja hanya bisa menatap Cale yang menonton dengan binar aneh.

".."

"Gila, siapa juga yang memintanya menjadi sepert bajingan? Lihat ini, bahkan aku yang seorang sampah tidak akan melakukan hal gila seperti ini kepada anak-anak. Bagaimana dia bisa lebih parah dariku?"

"...sungguh Cale, berhenti menyebut dirimu sampah. Aku selalu kasihan dengan orang yang benar benar sampah jika kau terus mengatakan hal itu dengan wajah begitu?"

"Hah?"

Cale menatap Kim Dokja seolah-olah dia aneh.

"Tapi aku memang sampah? Dan ada apa dengan wajahku? Apa ada sesuatu yang aneh?'

Cale memegang pipinya yang tembam dengan ekspresi bingung, yang membuat Wenny dan Dokja hampir mengalami diabetes.

"Be-berhenti Cale. Aku akan mati bukan karena kondisi tubuhku jika kau terus menarik pipimu."

"Hah?"

"Po-pokoknya turunkan tanganmu."

Cale menatap Kim Dokja yang seperti menahan amarah (dia menahan pekikan, Cale) dengan bingung.

tidak... apa memang ada yang salah dengan wajahku?

Cale memutuskan untuk diam dan berpikir secara mendalam.

"Ehem."

"O-oh."

Kim Dokja menarik kembali perhatian pria Wenny yang terus melirik Cale dengan kosong.

Omniscient Trash View PointTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang