***
Yoo Joonghyuk mengepalkan tangannya dengan erat.
Setelah berjalan sedikit dia berhenti, mencoba menghembuskan nafas, memejamkan mata dan kembali menuju mobil.
'Aku butuh Cale.'
Tidak bisa menahannya.
Dia ingin menghunus pedangnya dan berlari ke murim.
Namun tidak bisa.
Dia butuh tenang.
Namun dia tidak bisa tenang.
Karena itu...
'Aku butuh kemampuan Cale untuk menenangkan diri.'
Dia hendak membuka pintu.
"Tidak, sial. Apa yang terjadi pada Cale?!"
Dia mendengar suara panik Kim Dokja dan buru-buru membuka pintu.
Disana ada Namwoon yang masih menekan saputangan ke dahi Cale yang terus mengeluarkan keringat.
Kim Dokja melompati kursi mobil dan mencoba mendekati Cale dengan panik.
"Ada apa ini? Ack, panas, tidak, ini tidak masuk akal, ini tidak bisa di sebut demam lagi. Ini seperti air panas."
Yoo Joonghyuk mendorong Namwoon yang lari ke kursi tengah karena di usir keduanya, dan meletakkan tangannya di dahi Cale, saat Kim Dokja memanggil Biyoo untuk membuka toko dokkaebi.
Wajah Yoo Joonghyuk tenggelam.
'Demam parah.. bukan. Ada sesuatu yang terjadi.'
Dia menggertakan giginya.
Dia lupa salah satu sifat Cale.
Overprotektif.
Cale punya kebiasaan melindungi orang terdekatnya tanpa melihat kondisi tubuhnya sendiri.
Dia sedih.
Namun Cale sudah memikirkan apa yang harus di lakukan di saat dia hanya sedih.
Sesak.
Yoo Joonghyuk melihat Kim Dokja meletakkan slime grodi yang memiliki fungsi mendinginkan panas, ke dahi Cale.
Pria itu dengan tenang melihat Namwoon.
...benar.
Dengan tenang.
'Kenapa kau bisa tenang...'
Jarinya membuat telapak tangannya berdarah saat dia mengepalkannya sambil menatap Kim Dokja.
'Aku tidak sepertimu, Kim Dokja.'
'Aku..'
'Aku tidak sepertimu.'
***
Namwoon memperhatikan Kim Dokja yang memiliki aura merah dengan wajah kosong.
'pertama kalinya ahjussi belalang marah?'
Ada satu hal yang Namwoon sembunyikan.
Dia memiliki skill aneh yang bisa membaca emosi orang lain dengan warna.
Tentu saja tidak berlaku pada Cale, dan sulit untuk mereka yang memiliki kemampuan lebih tinggi darinya. Di tambah hanya berfurngsi untuk membaca emosi...
...apa gunanya coba?
Jadi dia tidak mengatakan apapun tentang itu.
...dan skill itu suka aktif sendiri.
Skill sampah.
Mungkin karena dia membenci dunia?
Terserah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Omniscient Trash View Point
De TodoHal terakhir yang Cale ingat adalah dia berhasil mengambil kekuatan kuno milik lobak putih setelah membunuhnya, menyegel dewa keputusasaan dibuku dewa kematian, sebelum dia terbangun di dunia baru di kamar yang sama mewahnya dengan kamarnya di kasti...