Bab 28

162 8 1
                                    

"Bodohnya aku terlena dalam untaian kata indah darimu hingga akhirnya ku tenggelam dalam kenanganmu"

"Bodohnya aku terlena dalam untaian kata indah darimu hingga akhirnya ku tenggelam dalam kenanganmu"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Drrrt... Drrrtt...

Ponsel Rei tiba-tiba bergetar dan membuatnya yang lagi asyik main game terlonjak kaget. Dia melihat layar ponsel sebelum mengangkat telepon yang ternyata dari Priska

"Halo, Rei!" seru Priska girang, mengingat Rei jarang menjawab telepon darinya.

"Ya" jawab Rei datar.

"Jalan yuuk" ajak Priska tanpa basa basi.

"Sori, Pris... Gue capek banget," tolak Rei.

"Tapi maaf ya. Kayaknya lo nggak bisa nolak ajakan gue, Rei" kata Priska yakin. "Kalau gue bilang gue udah ada di depan rumah lo, mau apa lo,"

"HAH? Lo ada di depan rumah gue?!" Rei nyaris berteriak karena super kaget.

Tut... tut... tut...

Panggilan telepon sengaja diputus Priska supaya Rei mau keluar dari rumahnya. Benar saja, tidak sampai lima menit, Rei sudah berada di hadapan Priska yang menunggu di depan ru-mah Rei dengan tubuh bersandar di badan mobil mewah.

"Ngapain sih lo ke sini malam-malam?" tanya Rei malas- malasan.

"Mau ngajak lo pergi dong. Kan tadi kan gue udah bilang," jawab Priska sambil tersenyum sok imut.

"Tadi gue juga udah bilang kalau gue nggak mau kan?" Rei sama sekali tidak ingin berbasa-basi.

"Ya ampun, Priska. Padahal gue sebagai cewek udah rela begini jemput lo. Rei. Jadi cowok jangan jahat gitu dong," rajuk "

"Seharusnya cowok yang jemput cewek!" Priska Tetap pura-pura kesal yang terjadi, justru Rei yang jadi benar-benar kesal.

"Gue bakal jemput lo kalau gue yang ngajak jalan!" kata Hei dingin.

"biar cewek yang ngajak. normalnya sih tetap aja kan cowok yang harusnya jemput?" Priska nggak mau kalah.

"Kalau gitu, gue nggak keberatan dibilang nggak normal Rei," berusaha menghentikan percakapan dengan Priska dan berniat masuk ke rumah.

"Ayo dong, Rei..." Priska memohon.

"Gue nggak mau, Priska!" Rei berkata tegas.

"Ada yang mau gue omongin sama lo." Priska tetap saja membujuk Rei, tidak mengindahkan bentakan Rei.

"Ngomong aja sekarang. Lo bisa ngomong di sini kok

"Nggak bisa, Rei. Ini terlalu pribadi buat diomongin di sini Priska masih saja mengomel.

"Di sini cuma ada lo dan gue, Pris. Gue bisa jamin, tempat ini jauh lebih pribadi daripada di restoran, bioskop, taman kota, atau di mana pun kecuali kuburan. Dan lo nggak mungkin ngajak gue ke kuburan kan?"

FAIRLY ✓[REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang