"Bodohnya aku terlena dalam untaian kata indah darimu hingga akhirnya ku tenggelam dengan kenagamu"
***
"Di mana Nadia sekarang?"
Kinanti terdiam sejenak, menutup mata untuk menahan cemburu dalam hatinya. Ethan pun bukannya tidak tahu kalau Kinanti cemburu. Ethan meminta bantuan Kinanti untuk menceritakan seluruh masa lalu Ethan yang kelam ke Nadia. Agar celah di hati Nadia dapat terbuka untuk memahami bahwa Ethan tidak pantas dibenci. Ethan tahu permintaan itu membuat hati Kinanti begitu pedih. Tapi Ethan tidak peduli. Ethan sadar tidak akan kuat menahan emosi jika memutuskan untuk menceritakan sendiri seluruh masa lalunya pada Nadia. Jika Ethan tidak mampu menceritakan semuanya dengan jelas, maka Nadia tidak akan mengerti dan bisa jadi malah akan benar-benar menutup hati untuk Ethan.
"Sedang makan siang di bawah. Dia sudah berulangkali cari kamu, tanya kapan kamu mau bawa dia balik ke Jakarta," jawab Kinanti lirih. Gadis manis itu memandang punggung cowok yang berdiri di depannya, yang sekarang sedang melepaskan pandangan dari balkon lantai dua.
"Apa reaksinya waktu lo cerita semua?" tanya Ethan lirih. Kinanti dapat mendengar kepedihan yang tersirat dari suara Ethan.
"Kaget." Kinanti menjawab seperlunya.
"Cuma itu?" Ethan mengharapkan reaksi lain dari Nadia saat tahu cerita masa lalunya.
"Iya." Kinanti seakan sulit untuk bercerita. Lidahnya kelu. Lalu mereka pun tak lagi berbicara.
Ethan melirik jam tangan, sudah waktunya untuk pulang ke Jakarta. Dia membalikkan tubuh dan pamit pulang pada Kinanti. Tanpa diduga, Kinanti menahan Ethan dengan pelukan erat.
"Saya mohon, jangan pergi," pinta Kinanti lirih. Gadis itu menangis tanpa suara. Matanya memerah penuh kesedihan.
Ethan semakin merasa bersalah. tapi dengan tegas cowok itu mengurai pelukan erat Kinanti dan menjauhkan tubuhnya. Ethan ingin mengisyaratkan satu hal pada Kinanti, bahwa perasaannya tidak terbalas. Selama ini Ethan hanya menganggap Kinanti sebagai adik dan perasaan itu tidak mungkin berubah.
Kinanti menunduk, merasa malu dengan apa yang baru saja dilakukannya. Namun bagaimana pun, gadis itu tidak bisa menahan perasaan lagi. Biasanya, Kinanti hanya bisa menatap Ethan secara sembunyi-sembunyi. Cowok itu sangat pendiam. Tak mengindahkan keberadaan siapa pun dan selalu sibuk sendiri dengan kanvas lukisnya. Sehingga, Kinanti yang sama pendiamnya pun merasa segan untuk mendekati Ethan.
Sampai enam bulan lalu. Ethan baru saja mengetahui perselingkuhan ibunya dan mendapati tanda-tanda kalau ayahnya mulai depresi. Ethan memutuskan untuk menenangkan diri di villanya yang sepi, mencoba melupakan segala hal buruk dalam hidupnya. Tapi pada suatu malam, saat Ethan berjalan-jalan di daerah sekitar villanya, dia menemukan gadis seusianya yang menangis sesenggukan sambil dikelilingi beberapa preman.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAIRLY ✓[REVISI]
Short StoryNadia yang ceroboh dan pemalas tinggal di Jakarta hanya bersama mamanya. Nadia mematung mendapati seraut wajah serupa dengannya di ruang tamu. Apakah Nadia akan terima jika selama ini mempunyai saudara perempuan yaitu bernama Luna yang rajin dan pin...