"Bodohnya aku terlena dalam untaian kata indah darimu hingga akhirnya ku tenggelam dengan kenanganmu"
***
Nadia terus menyusuri trotoar jalan yang sepi dengan nyaris berlari. Tanpa disangka air matanya menetes. Saat menoleh sekilas ke belakang, Nadia sadar kalau Ethan tidak mengikuti atau mengejarnya. Bagus! Mungkin sekarang Ethan lagi marah-marah sendiri karena merasa dibohongi dan dipermainkan oleh Nadia.
Nadia benar-benar tidak peduli dengan akibat yang akan ditimbulkan . Yang Nadia tahu, akhirnya permainan ini selesai juga. Sekarang, Nadia harus memikirkan cara menjelaskan semua pada Luna.
Setelah cukup jauh melangkahkan kaki, Nadia mulai berjalan pelan-pelan sambil melamun. Tetapi karena melamun, Nadia tersandung batu yang cukup besar dan jatuh terjerembap. Nadia tak langsung berdiri, membiarkan posisinya terlungkup lebih lama, meratapi kejatuhannya sendiri. Air matanya benar-benar tidak bisa ditahan.
"Aduuh, gue kenapa sih jadi sedih begini?" Nadia mengembang. Kenapa di hatinya ada perasaan tidak rela?
"Kalau nangis, jangan di sini. Nanti dikiranya lo kenapa-kenapa lho."
Nadia terkejut lalu mendongak dan melihat Ethan mengulurkan tangan, berdiri menjulang di depannya. Nadia tak segera menyambut uluran tangan itu, merasa ragu. akhirnya berlutut tepat di depan Nadia, memegang nya lembut dan membantunya berdiri.
"Lo..."
"Jangan lo kira gue segampang itu dibohongi", potong Ethan.
"Maksud lo apa?" Kening Nadia kini berkerut bingung, tak mengerti. Ethan mendesah, senyumnya menghilang dan berganti dengan wajah yang mengancam. Cowok itu memandang lurus mata di depannya. Nadia dapat melihat dengan jelas, di mata Ethan yang tajam itu, seperti ada lelah yang menyakitkan.
"Gue tahu bahwa lo cerdas dan licik. Tapi sayangnya, gue jauh lebih licik. Gue bisa menebak semua rencana lo dari awal. Bahkan dari pertanyaan-pertanyaan yang lo ajuin tadi, gue udah tahu bahwa ini semua bagian dari rencana lo buat jauhi gue kan?" Ethan tersenyum sinis.
Nadia semakin bingung dengan kata-kata Ethan barusan.
"Ethan ngomong apaan sih?"
"Gue tahu, Lun. Lo sengaja ngomong begitu buat ngerjain gue kan? Lo mau bebas dari gue. Lo bilang bahwa lo bukan Luna, supaya gue benci sama lo kan? Dengan begitu, lo bisa pergi dari gue?" tanya Ethan.
"Atau lo ngarep gue yang akan pergi ninggalin gue?!", kali ini nada suaranya tajam dan ketus.
Nadia manggut-manggut tanpa sadar. Bukan membenarkan kata-kata Ethan, tapi karena baru sadar kalau ternyata tadi itu ada salah paham di antara mereka.
"Gue... nggak ada maksud begitu," kata Nadia dengan agak tersekat.
"Ngaku aja, itu lebih baik," cecar Ethan.
"Udah sore, mending gue antar lo pulang."
Nadia hanya mengangguk dan menurut ketika Ethan menggandeng tangannya yang dingin. Cowok itu menariknya lembut menuju mobil yang terparkir tak jauh dari tempat Nadia jatuh.
Ethan memang sudah tahu alamat rumah Nadia. Bukan karena Nadia berniat memberitahu, tapi kenyataan kalau Ethan sekarang ini sudah satu sekolah, apalagi satu kelas, sulit untuk menyembunyikan alamat rumah. Apalagi di setiap sampul buku tulis Luna, tertera jelas alamat rumah.
Ini pertama kali Nadia diantar Ethan pulang. Di dalam mobil, Nadia berusaha curi-curi kesempatan untuk mengirim SMS ke Luna, supaya saudara kembarnya itu bersembunyi dan jangan menampakkan diri.
Dua puluh menit kemudian, mobil Ethan berhenti tepat di depan rumah Nadia.
"Udah sore nih! Nggak usah mampir ya. Nanti dicariin sama nyokap lo!" kata Nadia. Ethan hanya bisa melemparkan senyum.
"Ya udah kalau gitu. See you, my dear." Ethan mengedipkan sebelah mata.
"Secara status, gue memang cewek lo. Tapi dalam hati gue, lo itu bukan siapa-siapa," Nadia mengingatkan dengan nada tajam.
"Kalau ngomong hati-hati, Lun," kata Ethan dengan nada yang lebih tajam dari Nadia. Tangannya mencengkeram kuat roda kendali mobil. Nadia tidak peduli, dia segera keluar dari mobil Ethan dan membanting pintu keras-keras.
***
***
Maaf ya bab ini pendek banget, di sekolah sibuk banget jadi nggak sempet buat mikirin alurnya, tapi aku janji besok mau up lagi!!!Jangan lupa vote and follow ig:wp_wirenna.kalo kalian mau tau info infonya ada di sana, kayak spoiler nya juga ada kok!!!
Dadah semoga hari kalian menyenangkan, lope lope segunung!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
FAIRLY ✓[REVISI]
Short StoryNadia yang ceroboh dan pemalas tinggal di Jakarta hanya bersama mamanya. Nadia mematung mendapati seraut wajah serupa dengannya di ruang tamu. Apakah Nadia akan terima jika selama ini mempunyai saudara perempuan yaitu bernama Luna yang rajin dan pin...